Satu Keluarga yang Tewas di Bekasi Dimakamkan Satu Liang, Polisi Ungkap Dugaan Ini
Kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi ini terus didalami oleh pihak kepolisian. Hingga kemarin, telah diperiksa 12 saksi dalam kasus pembunuhan
Satu Keluarga yang Tewas di Bekasi Dimakamkan Satu Liang, Polisi Ungkap Dugaan Ini
TRIBUNKALTENG.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat, masih dalam penyelidikan polisi. Sampai berita ini dimuat, pihak kepolisian belum dapat mengungkap motif pembunuhan dan masih menyelidiki pelaku.
Sementara empat jenazah korban pembunuhan keji di Bekasi Jawa Barat, yakni ayah, ibu dan dua anak mereka, direncanakan dikebumikan satu liang kubur.
Jasad Diperum Nainggolan (38 tahun) dan Maya boru Ambarita (37), istrinya, serta dua anak mereka Sarah boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) dimakamkan di kampung asal-usulnya, yaitu Hariara Tolu, Desa Parsaoran I, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Satu keluarga itu menjadi korban kejahatan pembunuh pada Selasa (13/11) sekitar pukul 06.30 WIB di kediaman mereka, Jalan Bojong Nangka 2, RT 002/07, Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
• Korban Pelecehan Seksual Didenda Rp 500 Juta, #Saveibunuril Trending di Twitter
• 23 Jam Sebelum Ajal Menjemput, Gemeletuk Kematian Ini Terdengar dari Dalam Tubuh Manusia
Jenazah satu keluarga diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkateng, Banten via Bandara Kualanamu, Kabupaten Deliserdang, Sumut, Rabu (14/11). Jenazah kemudian akan diangkut jalur darat menuju Danau Toba seterusnya menyeberang ke Pulau Samosir.
Pihak keluarga merencanakan ke empat jenazah akan disemayamkan dalam satu liang lahat. Hal tersebut disampaikan Kris Damanik, anggota keluarga korban.
"Untuk penguburan akan dilaksanakan besok (Kamis, Red). Biasanya kami adat batak akan dikuburkan masing masing satu lubang, tapi ada rencana mau dibuatkan satu kuburan besar untuk keluarga ini," kata Kris Damanik di kompleks Gereja Oikumene Lahai Roi Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (14/11).
"Tapi ini masih belum pasti, mau dibicarakan dulu sama keluarga di sana," kata Kris, keluarga dari pihak korban istri, Maya boru Ambarita.
Ia mengaku masih syok akan peristiwa yang merengut nyawa anggota keluarganya, terlebih para pelaku dengan sadis membunuh kedua anak korban dengan cara mencekik. Atas hal itu dia pun meminta aparat kepolisian untuk segera menangkap para pelaku.
Kris juga mengutuk pelaku atas peristiwa ini. Pihaknya akan terus mengawal proses ini hingga para pelaku ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Kami dengan tegas menyatakan dan mengutuk pelaku yang membuat keluarga kita seperti ini. Dan kami berharap dan berusaha mengawal bagaimana proses hukum yang dilajukan oleh pihak kepolisian," ucap Kris.
Kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi ini terus didalami oleh pihak kepolisian. Hingga kemarin, telah diperiksa 12 saksi dalam kasus pembunuhan satu keluarga itu.
"Yang sudah di BAP dua, yang sudah diinterogasi, dimintai keterangan 10 (orang)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono.
Namun, Argo tak merinci materi pemeriksaan pada para saksi ini. Mereka yang telah dimintai keterangan adalah kerabat korban.
Selain itu juga, tetangga sekitar lokasi satu keluarga itu ditemukan tak bernyawa dalam kediamannya. "Di sekitar korban, keluarga. Kan ada yang kos di sekitar lokasi. Ya, yang ada kaitannya dengan itu," ungkap Argo.
Dia minta masyarakat bersabar dan mempercayai polisi bisa cepat mengungkap kasus pembunuhan sadis ini. "Masih kita evaluasi, belum bisa kita sampaikan (hasil pemeriksaan saksi)," kata Argo.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, jika insiden tersebut merupakan pembunuhan, pihaknya menduga ada motif dendam dari si pelaku.
"Dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani kepolisian (sebelumnya). Kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian," ujar Dedi Prasetyo.
Meski begitu, Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa hal tersebut barulah dugaan sementara, karena proses penyelidikan masih dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota.
"Setiap case (kasus) punya karakter sendiri, tidak bisa sama. Secara umum oke lah, kalau secara global ya itu bisa dibilang ‘diduga’. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ujar Dedi Prasetyo.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengungkapkan sejauh ini pihaknya telah mengambil barang-barang yang dinilai berkaitan dengan pembunuhan tersebut. "(Barang bukti) Baju korban. Semua yang ada kaitannya kami jadikan barbuk. Ya ada banyak, tdk bisa saya sampaikan semuanya, gak mungkin. Yg penting ada kita kumpulkan," kata Argo di Mapolda Metro Jaya.
Pengumpulan sejumlah barang bukti pembunuhan disebut Argo sebagai metode induktif. Barang-barang yang ada saat peristiwa berlangsung diharapkan bisa mengarahkan kepolisian kepada terduga pelaku pembunuhan.
"Intinya yang pertama dari tim masih bekerja, tim bekerja mulai dari dua metode, kalau pembunuhan ada induktif dan deduktif. Induktif kita mencari TKP, apakah ada barang bukti ditinggalkan, barang buktinya apa yang kita temukan, apa sidik jari atau bekas kaki," tutur Argo.
Sementara itu sebuah foto yang tersebar memperlihatkan kondisi bagian dalam rumah dimana pembunuhan satu keluarga terjadi. Dalam foto tersebut terlihat ada darah terhampar di lantai dengan kondisi perabotan rumah cukup berantakan.
Di atas darah itu terlihat ada jejak sepatu. Begitu pula di sekitarnya banyak terlihat jejak sepatu. Ini tentunya bisa menjadi petunjuk bagi polisi dalam mengungkap kasus ini.
Sebab dari ditemukannya jejak sepatu di rumah pembunuhan satu keluarga di Bekasi, maka polisi bisa menentukan jumlah pelaku pembunuhannya.
Selain itu polisi juga bisa menentukan jenis kelamin pelaku pembunuhannya. Berikutnya polisi juga menentukan ukuran tubuh para pelaku pembunuhnya.
Selain itu polisi juga bisa menentukan apa saja yang dilakukan para pelaku pembunuhan di dalam rumah dari jejak kakinya. Misalnya kemana saja pelaku berjalan di dalam rumah, sehingga bisa diketahui motif pembunuhan tersebut. Apakah perampokan, atau motif lainnya.
Tangis Histeris
Kasus pembunuhan satu keluarga ini menyisakan duka mendalam bagi kerabat korban, Riana. Ia tak dapat membendung air matanya saat ambulans datang ke Ruang Instalasi Forensik RS Kramat Jati, Jakarta Timur.
Saat Ambulans tersebut akan membawa empat jenazah korban pembunuhan di Bekasi, yakni Diperum Nainggolan, Maya Ambarita, Sarah Nainggolan dan Arya Nainggolan.
"Mak Sarah, sadis sekali Sarah!" kata Riana lantang seraya menatap ke arah ruang forensik, Selasa. Bersama dengan anaknya, Gersom, Riana mendatangi RS Kramat Jati untu melihat kondisi kerabatnya itu. "Kami kerabat satu gereja almarhumah," kata Gersom.
Riana juga berdoa, agar pelaku pembunuhan tersebut segara ditangkap. "Tunjukkan pembunuhnya, Tuhan," kata Riana seraya mengarahkan tangannya ke atas.
Menurut keterangan Kepala Instansi Forensik RS Bhayangkara Polri Tingkat I Said Sukanto, Kombes Pol Edy Purnomo, jenazah satu keluarga di Bekasi dibunuh beberapa jam sebelum ditemukan di tempat kejadian perkara.
"Dugaan waktu kematian pasti belum lama dari ditemukan di TKP-nya. Mungkin beberapa jam sebelum saat ditemukan di TKP," kata Edy. Edy menambahkan bahwa belum muncul tanda-tanda kematian seperti kaku dan lebam pada mayat. "Karena dari kaku mayat dan tanda-tanda kematian," kata Edy. (tribunnews/rio/warta kota/zam)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul BERITA LENGKAP : Jenazah Empat Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Dikubur Satu Liang, http://jateng.tribunnews.com/2018/11/15/berita-lengkap-jenazah-empat-korban-pembunuhan-satu-keluarga-di-bekasi-dikubur-satu-liang?page=all.