Bisnis dan Ekonomi
Mata Uang Turki Merosot, Rupiah Bakal Kena Imbas?
Setali tiga uang, ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksikan kurs rupiah akan mengalami tekanan pada perdagangan hari ini.
TRIBUNKALTENG.COM, JAKARTA - Dirundung krisis ekonomi, nilai tukar mata uang Turki lira merosot tajam. Hingga Jumat (10/8/2018) lalu, posisi lira anjlok 15,88 persen ke level 6,4323 per dollar Amerika Serikat (AS). Dihitung sejak awal tahun, lira telah melemah 42 persen terhadap dollar AS.
Sebagai sesama mata uang emerging market, depresiasi mendalam yang dialami lira berpotensi ikut menyeret rupiah. Apalagi, nilai tukar mata uang rupiah sendiri masih belum begitu stabil lantaran beberapa sentimen domestik maupun eksternal yang menyelimuti.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail menjelaskan, indeks MSCI emerging market sudah turun sekitar 1,2 persen dalam sehari pada Jumat akhir pekan lalu. Sementara, cukup banyak saham dalam negeri yang menempati indeks tersebut.
"Net foreign sell di pasar saham domestik sepertinya akan mulai terjadi besok (Senin)," kata Mikail, Minggu (12/8/2018).
Baca: Liverpool Raih Kemenangan ke-500 di Premier League Usai Bantai West Ham United 3-0
Baca: FC Barcelona Raih Piala Super Spanyol Usai Taklukkan Sevilla
Baca: Masih Menjabat Sebagai Ketua MUI, Begini Jawaban KH Maruf Amin
Di pasar obligasi, minat investor asing juga berpotensi mengendur. Akhir pekan lalu, yield US Treasury bertenor 10 tahun turun 1,8 persen menjadi 2,87 persen. Sementara, indeks dollar AS menanjak menembus level 96. "Ini yang akan menekan nilai tukar rupiah di perdagangan besok," ujarnya.
Kendati begitu, Mikail meyakini kurs rupiah tidak akan jatuh begitu dalam lantaran efek jatuhnya lira. Sebab, kondisi fundamental perekonomian Indonesia masih jauh lebih kuat ketimbang Turki meski sama-sama berstatus negara berkembang.
Memang, current account deficit (CAD) Indonesia di kuartal II 2018 yang baru diumumkan melebar menjadi 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Tetapi CAD Turki jauh lebih lebar yakni sekitar 5,5 persen.
Begitu pun dengan defisit anggaran pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) atau government deficit to GDP Turki mencapai 6 persen, sedangkan Indonesia hanya 0,75 persen.
"Dari segi rating obligasi, Turki juga hanya mendapat peringkat BB- (double B minus) dari lembaga S&P. Sementara, rating kita lebih baik yaitu BBB- (triple B minus)," kata Mikail.
Ia tak menampik, Senin (13/8/2018), kurs rupiah sangat mungkin melemah dan bergerak dalam kisaran Rp 14.600 -Rp 14.700 per dollar AS. Namun, jika Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi, ada peluang rupiah tetap terjaga di area Rp 14.500 per dollar AS.
Ini Daftar Harga Emas dan Kurs Rupiah Hari Ini, Harga Emas Antam Naik? |
![]() |
---|
Hendra Kaget Harga Rokok Sudah Naik, Cukai Baru Rokok Naik 1 Januari 2020 |
![]() |
---|
Event Budaya dan Wisata Pacu Peningkatan Hunian Hotel Berbintang di Kalteng |
![]() |
---|
Lagi 125 Fintech Ilegal Ditemukan, Beredar Lewat Website, Aplikasi, Sampai SMS |
![]() |
---|
Cegah Inflasi, Bank Indonesia Kembangkan Tanaman Cabai dengan Petani di Kapuas |
![]() |
---|