Kabar Palangkaraya
Kediaman Penjaga Makam yang Tewas Terbakar Tidak Dialiri Listrik, Begini Kesehariannya
Polisi juga meminta keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian perkara sedangkan jasad korban langsung dievakuasi ke Kamar Jenazah
Penulis: Fathurahman | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Petugas kepolisian Polres Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (17/4/2018) pagi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian kebakaran yang menewaskan penjaga makam warga Tionghoa.
Bahkan, Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar terjun langsung ke lokasi kebakaran satu rumah yang menewaskan seorang korban jiwa tersebut dan langsung memimpin pelaksanaan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Polisi juga meminta keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian perkara sedangkan jasad korban langsung dievakuasi ke Kamar Jenazah RSUD Dorris Sylvanus Palangkarayauntuk dilakukan visum yang kemudian akan diserahkan kepada keluarganya.
Baca: Api Bakar Rumahnya Saat Hujan Guyur Palangkaraya, Kakek Penjaga Makam Tewas
Baca: Berdiri Megah! 9 Bunker Zaman Jepang di Kaki Suramadu Ditemukan, Jadi Obyek Wisata Baru Nih
Sementara itu, informasi yang dihimpun dari warga setempat, menduga kebakaran terjadi akibat kelalaian korban dalam menempatkan lampu teplok, atau lilin untuk penerangan.
Karena di rumah korban tidak ada sambungan listrik dan selama ini korban hanya menggunakan penerangan lampu teplok atau lilin.
Sanah (48) anak korban, yang tinggal di jalan Mendawai mengaku bahwa di rumah tersebut hanya ditinggali oleh korban dan Nopi (23) cucu laki-lakinya.
Namun saat terjadinya kebakaran Nopi sudang tidak berada di rumah, ia bersama ibunya.
"Bapak sudah sepuluh tahun sudah menjadi penjaga makam," ujarnya.
Dia juga mengatakan, rumah yang ditempati ayahnya itu sudah lama tidak menggunakan aliran listrik.
Saat malam hari untuk penerangan didalam rumah menggunakan lilin atau lampu teplok yang berisi minyak tanah sebagai penerangan, karena orangtuanya tidak mampu membayar listrik untuk penerangan rumah.
Terpisah dari Keluarga
Muhammad Samsul Hadi (90) korban tewas terpanggang saat kejadian kebakaran rumah miliknya, Selasa (17/4/2018) pukul 02.20 WIB dini hari tadi, diketahui selama empat bulanan ini ternyata tinggal seorang diri.
Bangunan yang ditempati terbuat dari bahan semi permanen yang didominasi bahan kayu dan lokasinya menyendiri jauh dari permukiman penduduk.
Baca: Terungkap! 2 Alat Kayu Berusia 90.000 Tahun Ini Bukan Buatan Nenek Moyang Kita
Baca: Lewat Situs Ini, Database Nasabah Bank Dijual Rp 1 Juta
Informasi yang terhimpun di lapangan, anak dan istrinya sejak beberapa bulan ini tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ada juga yang tinggal di Palangkaraya tetapi tidak serumah dengan korban.
"Kami biasa memanggil beliau mbah, dia orangnya baik, memang pekerjaanya seperti itu, meminta-minta atau mengemis ke toko-toko atau tempat yamg ramai, karena kakinya memang juga dalam keadaan sakit sehingga kadang pakai tongkat untuk berjalan," ujar Isnaini, warga sekitar pemakaman muslimin. (TRIBUNKALTENG.COM/faturahman)