Skandal Analytica Cambridge, Mark Zuckerberg Akui Kesalahan Terkait Perlindungan Data Pengguna
Facebook membekukan aplikasi Cambridge Analytica pekan lalu, atas tuduhan bahwa perusahaan riset politik itu tetap mengambil data pengguna FB
Membuat seksi baru di bagian atas Lini Masa FB Anda, menunjukkan aplikasi yang Anda gunakan dan memungkinkan Anda menghapusnya
Kurangi jumlah data yang Anda berikan kepada setiap aplikasi saat Anda membukanua hanya dengan nama, foto profil dan alamat email
Secara otomatis mencabut akses pengembang aplikasi ke data Anda jika tidak menggunakan aplikasi mereka selama tiga bulan
Selidiki semua aplikasi pihak ketiga yang mengumpulkan data dalam jumlah besar sebelum 2014 (ketika FB memberlakukan pembatasan seberapa banyak suatu aplikasi dapat mengakses data) dan melakukan audit penuh pada setiap aplikasi yang menunjukkan aktivitas mencurigakan
Identifikasi setiap pengembang aplikasi yang menyalahgunakan informasi dan menyampaikannya jika Anda menggunakan aplikasi itu
Minta pengembang aplikasi untuk mendapatkan persetujuan sebelum mengakses postingan dan data pribadi Anda
Baca: Pendiri WhatsApp Ajak Netizen Hapus Facebook, Ada Apa Ini?
Facebook alami krisis
Zuckerberg sendiri kini menghadapi desakan untuk datang ke penyelidikan Parlemen Inggris terkait pelanggaran ini, dan berada dalam krisis sejak gerakan #DeleteFacebook bermunculan di Twitter.

Sejak munculnya tuduhan ini akhir pekan lalu, perusahaan raksasa medsos ini kehilangan lebih dari $ 45 miliar (sekitar Rp 450 triliun) dari nilai sahamnya. Para analis mengatakan hubungan FB dengan para pengiklan kini mungkin dalam masalah.
"Meskipun masalah yang melibatkan Cambridge Analytica seharusnya tidak lagi terjadi dengan aplikasi baru hari ini, hal itu tidak mengubah apa yang terjadi di masa lalu," katanya.
"Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk mengamankan platform kami lebih lanjut dan membuat komunitas kami lebih aman ke depan," ujar Zuckerberg.
Baca: Dianiaya Suami di Depan Janda, Istri yang Hamil Tua Harus Dioperasi Sesar
Tanggapan Cambridge Analytica
Pada Selasa pekan ini, direksi Cambridge Analytica memberhentikan CEO Alexander Nix, yang dalam rekaman rahasia ketahuan membual bahwa perusahaannya berperan menentukan dalam kemenangan Trump sebagai Presiden AS.
Tetapi Kogan membantah hal itu bahwa dalam wawancara dengan BBC pada hari Rabu.
"Saya pikir yang Cambridge Analytica coba tawarkan adalah sihir, dan mereka mengklaim bahwa hal ini sangat akurat dan memberi tahu Anda semua yang perlu diceritakan tentang Anda. Tapi saya kira kenyataannya bukan itu," katanya.
Kogan mengatakan bahwa dia dijadikan kambing hitam oleh Facebook dan Cambridge Analytica, karena kedua perusahaan telah menyalahkannya atas dugaan penyalahgunaan data. (ABC/Reuters)