Saat Tadarus dan Berpuasa Sunat, Gadis Cantik Lulusan Terbaik Ini Menghembuskan Nafas Terakhirnya
Aisyah Bahar menjadi perbincangan di media sosial bukan hanya karena dia adalah lulusan terbaik dari kampus ternama itu tapi juga karena
TRIBUNKATLENG.COM - Ajal tak pernah bisa diketahui kapan datangnya. Hanya Allah semata yang tahu kapan tiba kematian seseorang.
Setiap manusia akan menghadapi kematian. Pun meninggalnya seseorang, tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan teman.
Begitupula dengan kepergian Aisyah Bahar. Salah satu lulusan terbaik Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) yang meninggal dunia Kamis (4/1/2018) pagi.
Aisyah Bahar menjadi perbincangan di media sosial bukan hanya karena dia adalah lulusan terbaik dari kampus ternama itu tapi juga karena dara cantik ini meninggal tak seperti orang biasanya.
Ica sapaan Aisyah, meninggal saat berdarus Al Quran dan menjalankan ibadah puasa sunah.
Ucapan bela sungkawa memenuhi timeline facebook wanita berparas cantik tersebut. Tak hanya itu, mereka juga menuliskan catatan tentang sosok almarhumah semasa hidupnya.
Aisyah dikenal sebagai sosok sopan, ramah, dan baik akhlaknya. Setiap yang memandangnya menjadi tenang hatinya.
Hal tersebut disampaikan satunya pemilik akun Fhitry Fhadil dalam catatanya.
Berikut catatannya:
"Makassar 4 Januari 2018.
Edisi Muhasabah Diri.
Aisyah dan Syahadat Terakhir di Atas Pangkuan Ayah
Pagi ini langit mendung tidak ceria seperti kemarin, dibalik cendela menyapa kulit hingga menembus tulang akan
kedinginannya. Angin berbisik seolah menyampaikan pesan, kusadari dengan perlahan ada bisikan yang
mengabarkan bahwa gadis dengan sapaan Icha/Aisyah telah kembali kepada Allah. Sejenak Aku terdiam, isn’t
right? Ya... heran dengan kabar ini, cukup lama tak menyapanya, tapi sempat melihatnya dan saling sapa dalam
senyuman dari kejauhan dan kecepatan waktu.
Hati berkata tentang perasaan yang tak percaya, mengajakku untuk memperjelas berita ini. “Dek, benar Icha telah
kembali kepada sang pencipta? Nada dering Wa terdengar dalam diam. Aku membuka dan membaca chat dari Ij.
Ij adalah salah satu teman Icha yang selalu mengingatkan Icha disaat gombalan iseng menyapanya. Ij mengatakan
“bahwa berita itu benar, dan kembali meyakinkanku dengan foto dimana senyuman yang terakir kali aku lihat
padanya, telah tiada dengan tubuh yang tertutup kain putih dan mata yang sudah tertutup abadi. Kembali hati ini
merasakan seperti hujan memeluk mereka yang sedang bersedih.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Hal ini benar-benar terjadi yaitu saat orang yang kita sayangi benar-benar meninggalkan kita, sungguh tidak ada
yang lebih penting kita lakukan kecuali bersabar, ikhlas dan ridha atas ketetapan-Nya. Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya sabar itu ada pada benturan pertama.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i). Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, Yang dimaksud dengan sabar menurut
sabda nabi “sesungguhnya sabar itu ada pada benturan pertama” yaitu ketabahan hati pada saat musibah pertama kali.
Icha adalah saudari seiman yang Aku sayangi karena Allah. Aku mengenalnya dalam perjuangan meraih puncak
menara keimanan dan keistiqomahan di sebuah Mushalla bercat hijau di Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. Icha adalah sosok wanita yang Allah karuniakan kecantikan padanya, kesopanan, keramahan, dan
akhlak yang membuat seketika melihtnya hati terasa tenang.
Bukan hanya Aku yang merasa heran dengan kepergian Icha atau sebagaian orang juga memanggilnya Aisyah.
Banyak dari keluarganya dan teman-temanya yang lain heran, karena hari dan malam sebelumnya masih sempat
chat-chatan. Qadarullah, Allah menginkan segalanya, dilain sisi kesedihan dan rindu masih berwisata di hati,
dilain sisi Aku sangat bahagia dan menginginkan kematian seperti dirimu wahai adikkufillah Aisyah.
Aisyah In Syaa Allah Khusnul khatimah, Amin. Bersyahadat di atas pangkuan Ayahnya. Hmmm, Masih teringat
dengan sebutan Pappi. Maa Syaa Allah, pergi dengan bahagia, meninggalkan banyak kenengan disetiap sosok
yang pernah bertemu dengannya. Aisyah adikkufillah Engkau berencana untuk stay di Makassar mencari rezeki.
Tepat pada kamis malam tanggal 4 januari 2018, Icha berangkat dari kota bone dan tiba di Makassar kurang lebih
pukul 02.00 am, saat itu Icha berniat untuk puasa sunnah senin kamis dan sahur saat itu juga. Kemudian tidur
kembali di samping Ayahnya.
Sebelum Adzan subuh berkumandang, Icha siap-siap ke mesjid Raodathul Jannah untuk melaksanakan shalat
subuh berjamaah. Setelah shalat subuh Icha tidak langsung pulang, tapi mampir dimasjid untuk mengaji sejenak.
Setiba di rumah Icha menyempatkan cuci piring. Lagi-lagi kebaikan itu menyapa Icha. Saat itu Icha menanyakan
ke Kakaknya “ Ka’ Pakai Al-Qur’an saya nggak? Sang Kakak menjawab tidak Adek”.
Kemudian Icha muroja’ah Hafalan di depan Ayahnya. Sembari muroja’ah Hafalan, tiba-tiba Icha seperti orang yang akan pingsan dan bersyahadat “ LAILAHAILLAH”. Diluar prasangka Ayahnya yang pada saat itu berada dipangkuannya, ternyata Icha putri cantik Maa Syaa Allah berada pada zakaratul maut. Sang Ayah heran seolah-olah anaknya hanya pingsan dan bermain-main karena tanda-tanda zakaratul maut sangat berbeda dengan sebagian orang yang telah meninggal sebelumnya. Icha Pergi dengan begitu lembut dan tenang seperti Akhlak dan adab yang telihat diparasnya dalam perjalanan hidup dunia ini.
Hidup di dunia ini sungguh singkat, suatu saat nanti dunia ini akan kita tinggalkan. Siapa yang pergi lebih dulu
dan siapa yang sesudahnya memang tidak ada hamba Allah yang tahu. Jadi apabila nanti yang tersayang pergi
lebih dahulu, semoga kita telah mampu berpikir, bersikap dan menjalani kehidupan ketika ujian datang dan
sesudahnya seperti yang dikehendaki-Nya. Semoga kita juga dapat bersikap sabar sejak benturan pertama. Saat
itu berlimpah pahala dan kemuliaan dari Allah sebagai karunia-Nya karena musibah merupakan penyaringan,
ujian, pengajaran, penyucian, pengampunan.
Setiap muslim menginginkan kematian khusnul khotimah, yaitu kematian yang baik dan dirahmati oleh Allah
Subhanahu Wata’ala. Tidak semua orang dapat meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, hanya orang-orang
tertentu saja yang dapat memilikinya yaitu orang-orang yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah
Subhanahu Wata’ala dengan sepenuh hati dan mengamalkan beberapa amalan secara rutin dan ikhlas hanya
semata-mata untuk Allah Subhanahu Wata’ala.
Selamat Jalan Adikkufillah (Andi Siti Aisyah ISB Binti H Bahar) Khusnuk Khatimah In Syaa Allah, Amin.
By: F,"