Sains

Kereen! Mahasiswa Asal Balikpapan Temukan Bahan Bakar Alternatif dari Rumput

Tim membuat produk bernama Bioki yang merupakan campuran bioetanol dari rumput dengan bensin pada perbandingan campuran tertentu.

Editor: Mustain Khaitami
tribunkaltim.co/aridjawana
Muhammad Rezky Fathurrochim melakukan penelitan mengubah rumput teki menjadi bahan bakar alternatif. Penelitian ini mengantarkannya meraih medali emas di ajang International Eureka Innovation Exhibition (I-EIE) 2017 di University Kuala Lumpur Malaysian Spanish Institute, Malaysia. 

Kalau rumput teki kecil nggak dimakan hewan, ternyata  saya teliti kadarnya tinggi saya ajukan ke dosen,” katanya.

Awalnya, idenya untuk membuat bahan bakar dari bahan rumput teki ini diragukan banyak orang. Ia pun sempat kesulitan mengajak rekan – rekan mahasiswa untuk ikut serta dalam menciptakan bahan bakar alternatif dari rumput teki tersebut.

“Pertama banyak yang mencemooh, malah dibilang cara ubah rumput jadi bahan bakar akternatif adalah rumputnya dikasih makan sapi, sapinya suruh narik mobil sehingga mobilnya bisa jalan.

Akhirnya saya cari rekan via Facebook, akhirnya ada Gita, mahasiswa FMIPA Kimia semester I, yang tertarik untuk ikut serta dalam penelitian tersebut,, “ katanya.

Menurutnya, setelah bekerja sama dengan Gita, ia juga dikenalkan dengan dosen pembimbingnya di MIPA.

Dari pertemuan itulah, ia dan Gita disarankan untuk ikut serta dalam sebuah lomba. Pasalnya, dengan diikutikan lomba, maka penelitian tersebut akan berjalan.

“Akhirnya saya membuat semacam proposalnya dan ditemukan dengan dosen dia. Saat itu saya  sudah punya langkah-langkah lumayan besar, dia mengenalkan saya.

Saya juga  presentasi di depan dosennya yang juga merupakan artis Stand Up Commedy, Das Salirawati, :

Pengalaman ikut lomba karya tulis tentang bahan bakar alternative dari rumput teki  ini merupakan yang pertama kalinya.

Lomba karya tulis tersebut diselenggarakan di Universitas Hasanuddin tahun 2016. Dari karya tulis tersebut, ia berhasil meraih 10 besar sebagai finalis.

“Saya kumpulkan jurnal jurnal internasional tapi belum dapat juara, hanya termasuk 10 besar,”katanya.

Setelah mengikuti Karya Ilmiah tersebut, dirinya memberanikan diri mengajukan penelitian ke Kemenristekdikti melalui lomba Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian (PKM).

“ Alhamdulillah tembus didanai Rp 7 juta 500 ribu baru mulai buat mulai praktek, dari sini dosen pembimbingnya sudah beralih ke otomotif, tidak kimia lagi, “ katanya. (muhammad alidona) 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved