Kabar Dunia

Fakta Tentang Rohingya, Suku yang Dimarjinalkan

Kejadian ini sebenarnya berlangsung sudah sangat lama, sempat mereda pada dua tahun silam, kini kekejaman itu kembali memuncak dan kembali menghangat

Editor: Mustain Khaitami
AFP/BBC
Angkatan Bersenjata Myanmar merilis foto yang memperlihatkan tentara berupaya memadamkan api di rumah yang terbakar di kampung orang Rohingya. 

Sayang pemerintah Bangladesh juga tidak mengakui Rohingya sebagai bagian dari mereka.

2. Pada 1982, pemerintah Myanmar mengeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa rakyatnya adalah warga yang telah menetap di negara tersebut sebelum kemerdekaan pada 1948. Kelompok minoritas yang ingin secara resmi diakui harus menunjukkan dokumen sebagai bukti bahwa nenek moyang mereka hidup di Myanmar (dulu disebut Burma) sebelum 1823.

3. Orang-orang Rohingya mengklaim bahwa leluhur mereka telah tinggal di Myanmar sejak ratusan tahun yang lalu. Namun, mereka tidak memiliki dokumentasi yang tepat untuk membuktikan klaim tersebut.

4. Pada 2014, Myanmar membuat sebuah rencana kontroversial untuk memecahkan masalah ini: Pemerintah akan memberikan kewarganegaraan bagi kaum Rohingya jika mereka mengubah etnis mereka sebagai warga Bangladesh. Ini berarti pengakuan bahwa kelompok ini adalah ilegal di negara itu, sebuah ide yang ditolak oleh sebagian besar komunitas Rohingya.

x
Seorang anak etnis Rohingya asal Myanmar mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Langsa, Aceh, Selasa (19/5/2015). Anak-anak ini merupakan bagian dari para pengungsi Rohingya yang meninggalkan kampung halaman mereka di Rakhine, Myanmar, karena konflik. (AFP PHOTO / ROMEO GACAD)

PEMBANTAIAN ROHINGYA DIKETAHUI PBB

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan mengakui bahwa masyarakat Rohingnya sebagai salah satu kaum minoritas yang paling teraniaya di dunia.

x
Aparat keamanan dan tim penyelamat Thailand saat memeriksa salah satu lokasi kuburan massal yang diduga berisi jasad para imigran Rohingya dan Banglades di sebuah hutan di dekat perbatasan dengan Malaysia. (STR/AFP)

2. Kasus dam insiden pembantaian ini bermula dari 2012, ketika umat Islam Rohingya terlibat dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita Buddha di Myanmar.

Hal ini mengakibatkan serangkaian perkelahian berdarah antara umat Buddha di Rakhine dan Muslim Rohingya. Sebuah laporan mengatakan sedikitnya 90 orang tewas dan 3.000 rumah hancur akibat kekerasan tersebut.

Namun belakangan hal itu tidak benar, bahwa Rohingya hanya tertuduh dan sempat dibantah oleh beberapa akun di Media Sosial yang mengungkapkan hal itu.

MENGUNGSI MENYELAMATKAN DIRI:

x
Rombongan pengungsi Myanmar dan Bangladesh mendarat di Langsa, Aceh, Jumat (15/05) WIB. (DOK. BBC)

1. DITEROR BAHKAN dibantai, kaum Rohingya pasrah bahkan mereka kerap menyerahkan nasib hidup mereka ke tangan oknum perdagangan manusia daripada harus musnah oleh kaum ekstremis Buddha di Rakhine. Hal ini demi menyelamat nyawa mereka karena tidak ada perlindungan sama sekali dari pemerintah bahkan dari pemerintah di kawasan Asia.

2. Fakta mengerikan, ketika sebuah kamp perdagangan ditemukan pada Mei 2015 di hutan yang sepi di Thailand selatan, di mana ditemukan setidaknya 30 mayat yang dikubur dalam sebuah liang dangkal. Mayat-mayat lainnya ditemukan hanya ditutupi selimut dan ditinggal di tempat terbuka.

5. SERUAN ERDOGAN membuat pemerintah negara-negara ASEAN menanggapi masalah ini?

x
Pria tersebut sudah di pinggir jembatan akan melompat, namun dibujuk para pengawal Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AP)

1. Meski jauh sebelumnya terutama sejak Agustus 2012, pemerintah Bangladesh melarang bantuan kemanusiaan untuk kaum minoritas Rohingya, meninggalkan mereka tak berdaya dan rentan.

Negara tetangga lainnya juga telah menutup mata. Thailand, salah satunya, mengklaim angkatan lautnya memberikan bantuan kepada kapal seperti makanan, air, dan obat-obatan. Namun militer Negeri Gajah Putih terus menolak mereka masuk karena resistensi pemerintah untuk pendatang.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved