Peluang Bisnis
Wah, Jenis Tanaman Ini Menjadi Buruan Pengusaha Jepang dan China, Begini Cara Budidayanya!
Setelah warga yang diajak itu bisa membeli sapi dari hasil panen porang, warga pun berbondong-bondong menanam porang di lahan perhutani.
TRIBUNKALTENG.COM, MADIUN - Meski bentuknya tak beraturan dan membuat gatal bagi yang menyentuhnya, porang asal Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun yang satu ini menjadi buruan banyak investor Jepang dan China sejak sepuluh tahun terakhir.
Bukan tanpa alasan. Semenjak dibudidayakan petani dari tahun 1970-an, porang menjadi komoditas tanaman perkebunan yang menjanjikan bagi petani setempat. Harga porang iris kering yang terus melonjak dari tahun ke tahun menjadikan banyak petani yang banting stir menanam porang.
"Dulu pertama dibudidayakan hanya empat hektar saja sekitar tahun 1986. Kini lahan yang dikembangkan sudah mencapai 650 hektar," ujar Hartoyo, salah satu perintis budidaya Porang di Klangon, Rabu ( 3 / 5 / 2017).
Wakil Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Pandan Asri Desa Klangon KPH Saradan ini mengatakan, sebelum dibudidayakan seperti saat ini, warga mencari porang yang tumbuh liar di hutan.
Untuk mengajak warga membudidayakan porang tidaklah gampang. Awalnya Hartoyo hanya mengajak satu warga untuk bersama-sama menanam porang di lahan milik perhutani.
Setelah warga yang diajak itu bisa membeli sapi dari hasil panen porang, warga pun berbondong-bondong menanam porang di lahan perhutani.
"Warga yang saya ajak tadi ternyata berhasil membeli sapi dari hasil panen porang. Setelah itu banyak warga yang ikut menanam porang," ungkap Hartoyo.
Ia menyebutkan saat ini sudah ada 715 warga yang menanam porang di lahan milik perhutani. Tak hanya warga Desa Klangen saja, petani yang tinggal tak jauh dari Klangen juga ikut menanam porang.
Hartoyo mengungkapkan hutan milik perhutani dijadikan lahan penanaman porang karena tanaman jenis umbi-umbian itu tidak bisa ditanam di tempat terbuka. Tanaman porang membutuhkan sandaran pohon lainnya.
Meski menggunakan lahan perhutani, warga tak membayar mahal. Setiap petani yang menggunakan lahan perhutani dikenakan tarif tujuh persen dari hasil panen setahun sekali.
Rutela Kirim Produk Olahan ke Malaysia, Bisnis Daur Ulang Sampah Plastik Menggiurkan |
![]() |
---|
Gunakan Jasa Food Blogger, Pebisnis Banjarmasin ini Pasarkan Cake Lumer Hingga ke Luar Kota |
![]() |
---|
Tips Bisnis Offline dan Online Berkembang Bersamaan, Simak Cara Berikut! |
![]() |
---|
Ini Usaha Sampingan Tanpa Modal yang Patut Digeluti, Cocok Bagi Karyawan |
![]() |
---|
Bisnis Rumah Tangga Ini Capai Omzet Hingga Rp 5 Juta, Terinspirasi dari Kesukaan Keluarga |
![]() |
---|