Kediaman Soeharto di Cendana, Nasibnya Kini
Di rumah tersebut kini sejumlah karyawan tinggal. Mulai dari tukang kebun, petugas kebersihan, hingga petugas keamanan.
“Anak-anaknya kan rumahnya juga sekitar sini. Sesekali nengok rumah, tapi tidak tinggal di sini. Bu Mamiek sering datang ke sini melihat rumah,” ujarnya lagi.
Bebas berlalu lalang
Meski tidak banyak, sesekali mobil, motor, dan bajaj lewat melalui jalan ini. Pejalan kaki juga bebas berlalu lalang di depan rumah yang dulu menjadi saksi bisu masa pemerintahan Soeharto.
Namun, menurut ingatan Abdul (55), penjual barang bekas yang kerap berlalu-lalang di sekitaran Menteng sejak tahun 1987, dulu jalan tersebut tidak bebas dilalui.
“Dulu enggak seperti sekarang, enggak boleh (melintas) kita, bajaj, mangkal di sini. Kendaraan boleh lewat tapi kayaknya ada jam-jam tertentu ditutup ada PM-nya jaga. Kalau ditanya juga sungkan, enggak mau kasih tahu rumah Pak Harto yang mana,” ujarnya.
Ia mengatakan menurut sepengetahuannya rumah tersebut saat ini memang sudah tidak ada yang menghuni. Namun, ia sempat mendengar bahwa anak-anaknya tinggal di sekitar Rumah Cendana.
“Di depan, di ujung sana, itu katanya juga rumah anaknya,” ujarnya sambil menunjuk.
Keterangan yang sama diungkapkan Ali, warga sekitar yang sudah tinggal di sekitar Jalan Cendana sejak kecil.
“Rumahnya enggak ditinggali anak-anaknya. Tanggal 27 Januari (tanggal meninggalnya Soeharto) kemarin juga enggak kelihatan ada acara, mungkin peringatan meninggalnya di Solo,” ujar Ali.
Meski sehari-hari tinggal berdekatan dengan Jalan Cendana, Ali juga mengaku saat ini ia tidak pernah bertemu dengan anggota Keluarga Cendana. (*)