Kabar Dunia

Turki Beli Rudal S-400 Buatan Rusia, Amerika Ancam Setop Kerjasama Program Jet Tempur Siluman F-35

Pembelian sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia oleh Turki, membuat hubungan Turki dengan Amerika Serikat terus memanas.

Editor: Mustain Khaitami
wikia.com
Sosok pesawat tempur multiguna paling canggih F-35 buatan Lockheed Martin Corp. 

TRIBUNKALTENG.COM, WASHINGTON - Pembelian sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia oleh Turki, membuat hubungan Turki dengan Amerika Serikat terus memanas.

Pengiriman suku cadang S-400 dari Rusia ke Turki juga membuat Amerika Serikat mengeluarkan ancaman pemberlakuan penghentian kerjasama program jet tempur siluman F-35 milik NATO.

Sabtu (13/7/2019) lalu, Turki telah resmi menerima pengiriman pertama berisi suku cadang S-400 dari Rusia.

"Sangat disayangkan, keputusan Turki untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia membuat keterlibatannya dengan F-35 mustahil untuk dilanjutkan," kata juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, dalam pernyataan, Rabu (17/7/2019).

"Jet tempur F-35 buatan AS tidak dapat hidup berdampingan dengan platform pengumpul intelijen buatan Rusia yang dapat digunakan untuk mempelajari kemampuan canggihnya," tambah pernyataan Gedung Putih.

Zodiak Hari ini Gemini, Ramalan Zodiak Jumat 19 Juli 2019, Zodiak Hari Ini Cancer Hadapi Rintangan

Aksi Balasan Terhadap Sanksi, Presiden Turki Serukan Boikot Produk Elektronik AS

Dua Kelompok Massa di Mesuji Saling Serang Pakai Parang dan Senjata Api, 4 Tewas, Ini Kronologinya

Viral Foto Mobil Pengantin Disetop Polisi, Terungkap Nomor Polisinya Ternyata Bertuliskan Ini

Pernyataan itu ditanggapi Kementerian Luar Negeri Turki yang menyebutnya sebagai langkah yang tidak adil, sepihak, dan tidak sesuai dengan semangat aliansi, serta tidak didasarkan pada alasan yang sah.

Grisham menegaskan, Washington telah membuat beberapa penawaran sistem pertahanan rudal Patriot kepada Turki, namun Ankara tetap memilih melanjutkan pembelian S-400, yang bertentangan dengan janji NATO untuk menghindari penggunaan sistem persenjataan Rusia.

"Ini akan berdampak buruk terhadap interoperabilitas Turki dengan Aliansi," tambah Grisham, dikutip AFP.

Meski demikian, Grisham mengatakan bahwa AS masih menghargai hubungan strategisnya dengan Ankara dan akan melanjutkan kerja sama yang luas dengan Turki, meski akan ada kendala berkaitan dengan kehadiran sistem S-400 di negara itu.

Pernyataan Washington yang datang lima hari setelah Turki mulai menerima pengiriman sistem rudal Rusia itu praktis telah membuat sejumlah pabrikan Turki yang ikut memproduksi komponen untuk F-35 turut dicoret.

Pun demikian dengan rencana Ankara untuk membeli sekitar 100 unit pesawat tempur mutakhir itu.

Presiden AS Donald Trump, pada Selasa (16/7/2019), menyatakan menolak mengkritik pembelian S-400 oleh Turki, dan memilih menuding tindakan itu dipicu kesalahan pendahulunya, presiden Barack Obama yang disebutnya telah berlaku tidak adil kepada pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Saya memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Erdogan," ujar Trump kepada wartawan.

Trump menambahkan, batalnya penjualan hingga 100 unit jet tempur F-35 ke Turki juga akan menjadi pukulan berat bagi produsen pesawat itu, Lockheed Martin.

"Karena Turki kini memiliki sistem rudal yang dibuat di Rusia, mereka sekarang dilarang untuk membeli pesawat. Saya akan mengatakan bahwa Lockheed tidak akan senang. Ini adalah pekerjaan yang besar," kata Trump.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved