Gempa Bumi Donggala Palu

Korban Diprediksi Terus Bertambah, 832 Orang Tewas Akibat Gempa Donggala dan Tsunami Palu

Sutopo menjelaskan, sebagian korban meninggal dunia sedang dalam proses pemakaman secara massal.

Editor: Mustain Khaitami
Istimewa via Tribun Timur
BMKG Pastikan Tsunami 2 Meter Melanda Palu dan Donggala. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALU - Pencarian dan evakuasi korban bencana gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), terus dimaksimalkan Tim Basarnas dan BPNB.

Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya mencatat hingga kemarin terdapat 832 korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala yang terjadi Jumat lalu.

Menurut dia, sebagian besar, yakni 821 korban meninggal dunia berada di Kota Palu dan 11 korban diketahui berada di Kabupaten Donggala.

Sementara dua kabupaten terdampak lain yaitu Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong belum diketahui lantaran akses informasi dan transportasi yang masih terputus.

Baca: Penjarahan Mall & Toko Usai Gempa & Tsunami di Palu, Lihat Foto-fotonya

Baca: Di Laga Liga Champions, Selain Gareth Bale, Kapten Real Madrid Juga Absen Kontra CSKA Moskva

Baca: UU Dihapus, Perzinahan Tak Lagi Melanggar Hukum di India

"Diperkirakan jumlah korban masih terus bertambah karena banyak korban yang belum teridentifikasi, masih tertimbun reruntuhan bangunan atau tanah longsor, serta daerahnya belum terjangkau tim SAR (Search and Rescue)," katanya, Minggu (30/9).

Sutopo menjelaskan, sebagian korban meninggal dunia sedang dalam proses pemakaman secara massal. Hal itu segera dilakukan setelah korban meninggal dunia telah melalui proses identifikasi DVI, face recognition, dan sidik jari.

Pemakaman massal, menurut dia, perlu segera dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit bagi pengungsi korban gempa bumi dan tsunami yang bertahan di luar ruangan.

"Sedangkan untuk korban luka berat berjumlah 540 orang yang dirawat di sejumlah rumah sakit seperti RS Wirabuana, RS Budi Agung, dan RS Samaritan, sementara pengungsi yang diketahui total berjumlah 16.732 orang," jelasnya.

Sutopo menuturkan, BNPB dan sejumlah tim gabungan relawan yang datang ke Sulteng masih akan terus melakukan evakuasi di sejumlah tempat yang diduga masih terdapat korban akibat gempa bumi dan tsunami.

Kendala

"Namun beberapa kendala begitu menyusahkan kami, seperti listrik yang terputus, akses komunikasi juga terputus, alat berat terbatas, tenaga SAR masih perlu ditambah, akses jalan darat untuk mengirim bantuan banyak terhambat, serta daerah terdampak yang luas," paparnya.

BNPB, lanjut dia, juga sudah menyiapkan anggaran Rp 560 miliar untuk menangani masa tanggap bencana gempa bumi dan tsunami di Sulteng.

"Dana itu kami namakan dana siap pakai, untuk penanganan masa tanggap bencana dan darurat di Sulawesi Tengah, terdiri dari hal-hal seperti bantuan logistik serta bantuan teknis operasional bagi pemerintah daerah setempat untuk mengirimkan bantuan hingga pelaksanaan evakuasi," terangnya.

Untuk kebutuhan logistik, Sutopo menyatakan, belanja logistik akan dipusatkan di Makassar untuk kemudian diangkut menggunakan pesawat Hercules milik TNI. "TNI dan Polri juga memberikan dukungan penuh," imbuhnya.

Akan tetapi, Sutopo berujar, BNPB juga menghadapi hambatan pengelolaan dana tersebut. "Kendalanya kami juga belum selesai menangani gempa Lombok yang membutuhkan dana triliunan, kemudian ditambah dengan bencana di Sulawesi Tengah," urainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved