Berita Internasional
Terdampak Mega Korupsi Mantan Perdana Menteri, Malaysia Masuk Calon Negara Bangkrut
Krisis moneter di tahun 2018 ini mulai dirasakan dampaknya oleh sejumlah negara di dunia.
TRIBUNKALTENG.COM - Krisis moneter di tahun 2018 ini mulai dirasakan dampaknya oleh sejumlah negara di dunia.
Selain Turki, ada dua negara yakni Venezuela dan Malaysia yang bisa menyebabkan ketiganya jadi negara bangkrut.
Terkhusus Malaysia, sebenarnya mereka sama sekali tidak ada sanksi ekonomi layaknya Turki dan Venezuela yang menyebabkan negara kolaps.
Baca: Live Streaming Pembukaan Asian Games 2018, Saksikan Live SCTV, Metro TV & TV One Streaming Vidio.com
Baca: Tokoh Nasional Ini Dulu Dukung Prabowo dan Sekarang Merapat ke Jokowi, Berikut Ulasannya
Akan tetapi Malaysia terancam bangkrut karena utang negara yang berhilir pada kasus mega korupsi mantan Perdana Menterinya (PM) Najib Razak beserta istri.
Yang pusing tentunya pemerintahan selanjutnya suksesi dari Najib ke tangan PM tertua dunia, Mahathir Mohammad.
Seperti dikutip dari Kompas.com dan Channel News Asia, Sabtu (18/8) Mahathir bakal berusaha merealisasikan janji kampanyenya yang lalu meski sadar Malaysia sedang diancam kebangkrutan.
Baca: Live Streaming Pembukaan Asian Games 2018, Saksikan Live SCTV, Metro TV & TV One Streaming Vidio.com
Janji kampanye PM berusia 93 tahun tersebut ialah membenahi dan membersihkan antek-antek korup rezim sebelumnya di seluruh departemen negara Malaysia.
Lantas Mahathir juga akan berusaha agar utang Malaysia dapat dilunasi.
Tapi kenyataan tak seindah bualan belaka, Mahathir malah mengakui jika Malaysia sekarang tak punya cukup uang untuk membayar bunga utang, apalagi melunasinya.
Baca: Live Streaming SCTV Opening Ceremony Asian Games 2018, Panggung Spektakuler Terbesar Dunia
"Membayar bunganya saja sudah membuat kami bangkrut. Apalagi jika harus mengembalikan utang utama," kata Mahathir.
Mahathir secara langsung menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang membuat kekeliruan besar sehingga negara berada di ambang kebangkrutan.
Tapi Mahathir lebih memilih bertindak daripada menyalahkan terus menerus rezim korup Najib Razak, karena jika membicarakan korupsi pemerintahan terdahulu bisa menghabiskan waktu berhari-hari.
"Karena itu, kami bakal fokus merealisasikan janji yang kami buat saat kampanye," tambahnya.
Baca: Beredar Video Aura Kasih Berpegangan Tangan dengan Pria Bule Ganteng, Pacar Baru atau TTM?
Hingga saat ini janji kampanye dari Mahathir baru tiga yang ditepati.
Yakni memulihkan pajak penjualan dan barang (GST), memberikan ampunan bagi Anwar Ibrahim dan membuka kasus mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) bentukan Najib Razak.