Lebaran 2018
Mudah Tapi Penuh Manfaat, Lakukan 6 Amalan Sunnah Ini Sebelum dan Sesudah Sholat Idul Fitri
Waktu takbir dalam shalat Idul Fitri dimulai sejak malam Id hingga imam masuk (ke tempat shalat) untuk melakukan shalat Id.
Penulis: Restudia | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM - Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1439 H jatuh pada Jumat (14/6/2018) esok.
Ibadah sunnah pertama di Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1439 H adalah sholat Idul Fitri.
Dilansir tribunstyle, 6 sunnah yang bisa dilakukan sebelum menunaikan Sholat Idul Fitri.
1. Mandi Sebelum Berangkat Sholat Ied
Baca: Ini Amalan Jelang Idulfitri, Jangan Lupa Berniat Mandi Sebelum Pergi Salat Id
Baca: Uang Pecahan Rp 2.000 Dihamburkan dari Atas JPO, Warga Berebutan, Macet Pun Terjadi
Baca: Tewas Dengan Tubuh Luka Tusuk, Jasad Driver Taksi Online Ditemukan Tergantung di Jembatan
Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa jumhur ulama’ sepakat tentang kesunnahan mandi sebelum berangkat untuk melaksanakan sholat Idul Fitri.
Alasan yang menjadi sebab disunnahkannya mandi pada hari Jumat dan atau kesempatan lainnya saat kaum muslimin berkumpul secara umum, juga terdapat pada shalat Id, bahkan boleh jadi pada sholat Idul Fitri alasan itu lebih kuat.
2. Makan Sebelum Sholat Idul Fitri
Salah satu sunnah di hari Idul Fitri adalah tidak berangkat sholat sebelum memakan beberapa butir kurma.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahabat Anas bin Malik, dia berkata, ‘Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak berangkat pada hari Idul Fitri sebelum memakan beberapa butir kurma, dan dia memakannya dengan jumlah ganjil.” (HR. Bukhari)
Tak harus kurma, hendaknya umat Muslim yang hendak sholat Ied harus memakan sesuatu untuk mengisi perut.
3. Bertakbir di Hari Idul Fitri Lebih Keras dari pada Idul Adha
Ini termasuk sunnah yang agung pada hari Ied, berdasarkan firman Allah Ta’ala,
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Dari Walid bin Muslim dia berkata, ‘Aku bertanya kepada Al-Auzai dan Malik bin Anas tentang mengeraskan takbir pada dua Hari Raya.’ Mereka berdua menjawab, ‘Ya, dahulu Ibnu Umar mengeraskan takbir pada hari Idul Fitri hingga imam datang.”
Terdapat riwayat shahih dari Abu Abdurrahman As-Silmi, dia berkata, ‘Mereka para hari Idul Fitri lebih keras dibanding Idul Adha) Waki’ berkata, ‘Yang dimaksud (keras) adalah bertakbir.’ (Lihat Irwa’ul Ghalil 3/122).