Ensiklopedia
Diasapi Sampai Kering, Begini Tradisi Mengawetkan Mayat Anggota Suku Terpencil di Papua Ini
Mereka menggunakan metode ini untuk mengawetkan mayat atau biasa dikenal sebagai mumifikasi.
TRIBUNKALTENG.COM - Pernah melihat ikan atau daging asap?
Pengasapan dilakukan untuk mengawetkan makanan dan membuat rasanya menjadi lebih enak.
Namun apa jadinya jika manusia yang diasapi?
Masih berniat memakannya?
Baca: Etnis Terpencil di Dunia, Suku Korowai di Papua Masih Makan Manusia Sebagai Tradisi
Baca: Buronan Kasus Dana Aparatur Desa Tercyduk di Apartemen
Baca: 200 Ribu Formasi CPNS 2018 Segera Dibuka, Ini Formasi yang Paling Banyak Dicari dan Syaratnya
Meski terbilang aneh dan menyeramkan, metode pengasapan manusia masih ada sampai sekarang.
Bukan di luar negeri melainkan Indonesia.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thenational.ae, Suku Dani tak cuma dikenal sebagai etnis terpencil di dunia.

Melainkan juga karena tradisinya yang tak biasa.
Satunya adalah tradisi pengasapan mayat.
Mereka menggunakan metode ini untuk mengawetkan mayat atau biasa dikenal sebagai mumifikasi.
Bukan sembarang orang yang menjadi mumi.
Melainkan kepala suku atau orang-orang yang dianggap pahlawan di suku Dani.
Sebelum diasapi, mereka lebih dulu dibalsem dengan menggunakan minyak ikan.
Kemudian baru diasapi sampai kering dan menghitam.
Setelahnya baru diletakkan dalam gubuk yang dikenal sebagai honai.