Takut Tsunami Setinggi 57 Meter, Warga Bergantian Jaga Pantai
Ketakutan itu timbul setelah beredarnya prediksi akan terjadinya gempa megathrust berekuatan 8,8 SR di lautan dangkal
TRIBUNKALTENG.COM, JAKARTA - Warga di pesisir Pantai Pandeglang, Banten, dibuat resah dengan adanya isu tsunami besar yang akan menerjang kampung halaman mereka.
Rasa ketakutan itu bahkan mendorong warga setempat untuk saling bergantian berjaga memantau kondisi pantai, jika bencana yang ditakutkan itu benar terjadi.
Warga Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang misalnya, mereka berjaga-jaga di pinggir pantai sambil memantau pergerakan air laut.
Baca: Banten Diprediksi Terjadi Tsunami Setinggi 57 Meter, Begini Tanggapan BPPT dan BNPB
Sebagian nelayan juga tidak melaut, yang ditengarai akibat kekhawatiran tergulung ombak.
Ketakutan itu timbul setelah beredarnya prediksi akan terjadinya gempa megathrust berekuatan 8,8 SR di lautan dangkal, yang bisa memicu terjadinya tsunami besar.
Prediksi atas potensi ancaman itu diembuskan seorang Peneliti tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko.
Dalam penelitiannya, ia menyebut ada potensi terjadi tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang Banten, yang daya terjangnya bisa mencapai wilayah Jakarta Utara.
Dia mencontohkan, dampak gempa megathrust adalah adanya gempa di Banten pada akhir Januari 2018.
Apabila kekuatan gempa mencapai 9 SR di kedalaman laut yang dangkal, tsunami besar akan terjadi.
"Untuk sementara ini memang ada (keresahan masyarakat). Namun kami terus memberikan pengertian bagi warga. Prediksi itu kan bisa iya, bisa juga tidak," kata Kepala Desa Citeureup, Oman Suherman.
Dia mengatakan, kalau yang diprediksikan BMKG itu menyangkut seluruh wilayah pantai di Indonesia tidak masalah.
Namun ini disebut ancaman itu (tsunami) ada di wilayah Pandeglang.
Objeknya mereka sempitkan hanya di wilayah Pandeglang, ini yang jadi dasar keresahan warga.
Otomatis masyarakat di sini resah, apalagi daerah kami luasan wilayah pantainya sangat dominan. Masyarakat kami resah sekali atas informasi yang dikeluarkan pihak BMKG," ujarnya.