Kabar Kalsel
Perlihatkan Ranjang Emas, Pangeran Jin Berwujud Buaya Ajak Kawin Putri Keempat Nenek Juwita
Mungkin karena lokasinya dekat dengan rumah warga, maka yang diincar adalah anak gadis warga setempat.
Penulis: Salmah | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM - Kerajaan jin yang wilayahnya termasuk di sekitar tunggul kuning bagantung memiliki cïerita unik yang mungkin sulit diterima akal sehat.
Namun tentunya kita tidak bisa menyangkal bahwa Tuhan juga menciptakan jin. Dan itu harus dipercayai, bahwa ada mahluk tak kasat mata di muka bumi ini.
Banyak cerita di masyarakat tentang orang yang masuk ke alam jin, baik secara tidak dikehendaki (di luar kesadaran) maupun dikehendaki (dengan cara tertentu).
Demikian pula cerita tentang manusia yang diajak kawin oleh jin. Entah apakah jin laki-laki terpikat manusia perempuan atau sebaliknya jin perempuan jatuh hati dengan manusia laki-laki.
Baca: Bikin Syok! 9 Anak di Bawah Umur di Banjarmasin Nekat Sewa Kamar Hotel Demi Lakukan Ini
Seperti halnya jin penunggu tunggul tadi, karena dikatakan berupa kerajaan, maka salah satu jin di situ ada yang pangeran. Dan si pangeran tersebut ternyata kepincut dengan manusia.
Mungkin karena lokasinya dekat dengan rumah warga, maka yang diincar adalah anak gadis warga setempat. Gadis itu ternyata anak keempat dari Nenek Juwita.
"Iya, salah seorang anak saya sering didatangi mahluk halus itu yang katanya seorang pangeran namun dalam ujud buaya. Pangeran itu menggampiri (menemani) anak saya," ujarnya.
Namun cinta tak bersambut. Sudah bisa diduga, si gadis tidak mau berjodoh dengan mahluk halus bangsa jin. Meskipun beberapakali dirayu.
Baca: VIDEO: Bikin Ngakak! Begini Curhatan Seorang Istri yang Tak Pernah Diajak Suami Jalan-jalan
Gadis itu secara tidak sadar bahkan pernah diajak ke alam sebelah dan diperlihatkan kemewahan istana sang pangeran buaya.
"Kata anak saya setelah sadar, ia diperlihatkan ke sebuah kamar yang suasananya begitu bagus. Ranjangnya saja berbahan emas," tutur Nenek Juwita.
Akhirnya gadis itu ditambai (diobati) oleh sejumlah 'orang pintar.' Meski kerap ditambai namun si pangeran tak begitu saja mau disuruh menjauh.
Secara normal, si gadis kemudian menikah dengan lelaki pujaan hatinya dan dikaruniai anak. Tapi tiga tahun kemudian sang suami meninggal dunia.
Baca: Dipecat dari Bupati dan Jabatan Partai, Sri Wahumi Manalip Lawan Mendagri