Kajian Islam
Soal Arba Mustamir, Begini Penjelasannya
Di sebagian masyarakat Banjar, tradisi memperingati Arba Mustamir pun masih dilakukan hingga saat ini.
Penulis: Rahmadhani | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM - Di sebagian kalangan masyarakat Banjar, bulan Safar dianggap sebagai “bulan sial, bulan panas, bulan diturunkannya bala, dan bulan yang harus diwaspadai keberadaannya”.
Arba Mustamir, istilah yang digunakan untuk menyebut hari Rabu terakhir di bulan Safar masih diyakini sebagian kalangan masyarakat sebagai hari yang sakral.
Di sebagian masyarakat Banjar, tradisi memperingati Arba Mustamir pun masih dilakukan hingga saat ini.
Dikutip dari berbagai sumber, Safar adalah nama bulan kedua dalam kalender Islam atau kalender Hijriyah yang berdasarkan tahun Qomariyah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar berada diurutan kedua sesudah bulan Muharram.
Baca: VIDEO: Bangunan Rumah Sisa Puing, Tapi Alquran Ini Ditemukan Masih Utuh
Benarkah demikian?
Menurut KH Husin Naparin LC, Ketua MUI Kalsel, Sacar safar adalah nama bulan kedua sesudah Muharam dalam kalendar Islami (Hijriyah).
Sebagian masyarakat muslim warga Banjar beranggapan Safar bulan sial, sehingga banyak yang tidak berani melakukan aktivitas kehidupan di bulan ini, seperti mengadakan perkawinan, apabila dilanggar bisa jadi tidak harmonis dan berakibat perceraian.
Perempuan hamil selalu berdoa agar tidak melahirkan di bulan Safar, apabila melahirkan di bulan Safar, anak harus ditimbang, apabila tidak, dikhawatirkan menjadi nakal dan bodoh; tidak berani memulai membangun rumah, apabila dilanggar berakibat terjauh dari kedamaian; dan tidak berani memulai usaha, kalau dilanggar mengakibatkan kebangkrutan.
Baca: VIDEO: Viral, Oknum Guru Honorer Tendang Muridnya di Depan Kelas!
Berbeda dengan persepsi sebagian masyarakat Jawa Timur, yang beranggapan Safar bulan biasa; sebaliknya bagi mereka bulan sial adalah bulan Muharram (bulan Syura); sehingga mereka menunda hajatan ke bulan Safar.
Kepercayaan akan adanya kesialan di bulan Safar sudah ada sejak dahulu di kalangan bangsa Arab. Menurut Syekh Abdul Hamid Muhammad Ali Quds di dalam kitabnya Kanz An-Najah was- Surur, Li Ad’iyah allati Tasyrah As-Shudur: “Pada hari Rabu terakhir bulan Safar (Arba Mustamir) disetiap tahun turun 320.000 bala yang nantinya disebar kesepanjang tahun.
Diriwayatkan pula, sesudah perang Saiba, seorang wanita Yahudi memberikan paha kambing masak beracun kepada Nabi Muhammad SAW, untuk membunuhnya. Beliau selamat, namun seorang sahabat bernama Barra bin Azib tewas, ini terjadi pada bulan Safar.
Baca: Syahdu, Muammar ZA Gelar Haflah Tilawatil Alquran di IAIN Palangkaraya
Safar berarti kosong, pada bulan ini biasanya bangsa Arab zaman dahulu meninggalkan tempat kediaman untuk berperang atau bepergian jauh sehingga kediaman mereka menjadi kosong.