Menu MBG Berulat di Palangka Raya

Kepala MTsN 1 Palangka Raya Klaim Temuan Ulat pada Menu MBG hanya Satu Ompreng, Ini Kronologisnya

Kepala MTsN 1 Palangka Raya, Rita Sukaesih mengklaim hanya satu ompreng yang ditemukan ulat di lauk makan siang dalam MBG.

Penulis: Muhammad Iqbal Zulkarnain | Editor: Haryanto
ISTIMEWA
MENU MBG BERULAT - Ulat yang ditemukan di lauk ikan teri kacang pada Makan Bergizi Gratis (MBG), di MTsN 1 Palangka Raya, Rabu (12/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Palangka Raya, Rita Sukaesih mengklaim hanya satu ompreng yang ditemukan ulat di lauk makan siang dalam kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Ia juga mengungkap tidak ada kegaduhan di kalangan siswa saat kejadian itu berlangsung.
  • Ulat yang ditemukan berasal dari lauk ikan teri kacang.
 

 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Palangka Raya, Rita Sukaesih angkat bicara perihal dikabarkannya ditemuan ulat di lauk makan siang dalam kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Rita Sukaesih memberikan penjelasan terkait kronologis, dan hasil pengecekan yang dilakukan pihak sekolah.

“Dari anak-anak mohon maaf tidak banyak ya, hanya satu ompreng saja, hanya satu yang ditemukan ada ulat yang saya ketahui,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).

Baca juga: MENU MBG Berulat di MTsN 1 Palangka Raya Kalteng: Kaget, Geli, Langsung Tidak Selera Makan

Temuan pada Ikan Teri

Menurutnya, tidak ada kegaduhan di kalangan siswa saat kejadian itu berlangsung.

“Makanya anak-anak menurut saya tidak ada keributan, makan-makan bagus saja, ya ngak ada masalah lah istilahnya,” ucapnya.

Ia menjelaskan, laporan adanya ulat di makanan disampaikan oleh seorang siswa kepada seorang guru di sekolah.

“Cuma pas satu ompreng yang punya siswa ada (ulat) yang dilaporkan kepada guru,” jelasnya.

Rita menyebut, makanan MBG yang dikirim ke sekolah biasanya disertai dua ompreng tambahan untuk dilakukan pengecekan terlebih dahulu.

“Kan mereka MBG itu kan biasanya selalu memberi dua buah MBG lebih dari jumlah siswa untuk dicek dulu oleh guru lain atau saya," katanya. 

"Jadi saya itu selalu jadi tukang cium (makanan-red), dan kebetulan yang dikasikan ke saya bagus, dan enak ya. Kami makan juga ya karena memang lebih dari siswa,” imbuhnya.

Ia memastikan, ulat yang ditemukan berasal dari lauk ikan teri kacang.

“Kalau yang dilihat dari foto itu memang dari ikan terinya,” ujarnya.

Rita menegaskan, hanya mengetahui satu ompreng yang bermasalah.

Foto temuan itu juga diambil langsung oleh guru di sekolah.

“Ya saya selaku kepala madrasah hanya mengetahui bahwa ada satu ompreng, yang difoto oleh gurunya langsung,” jelasnya.

Terkait riwayat kejadian serupa, Rita menegaskan, hal ini baru pertama kali terjadi di sekolahnya.

“Baru pertama kali,” singkatnya.

Penyalur MBG

Diketahui, penyalur makanan MBG di sekolahnya berasal dari SPPG di Jalan Diponegoro, tepat di samping Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya.

Selama ini, kata Rita, kualitas makanan yang disuplai dinilai baik. 

Namun, pihaknya tetap menerapkan disiplin waktu pengantaran.

“Kalau selama ini ya kurang lebih sudah satu bulan ini baik-baik saja, cuma saya ini kan sesuai dengan aturan, kalau mengantar saya bilang harus sesuai pukul 11.00 WIB," jelasnya. 

"Kenapa? Karena saya ingin anak-anak setelah selesai salat itu bisa langsung makan,” ucapnya.

Ia juga sempat menegur pihak penyedia saat terjadi keterlambatan pengiriman makanan.

“Jadi pernah mereka sekali sampai terlambat, jadi ya mereka saya tegur. Karena kalau terlambat mengganggu pembelajaran,” katanya.

Rita memastikan, pihak sekolah selalu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum makanan disajikan kepada siswa.

“Makanya setiap mereka memberi MBG itu selalu kami buka dulu, kami cium dulu. Takutnya kan basi, karena kan yang menerima ini tidak hanya kami, kami ini termasuk yang diberikan di sesi II,” ungkapnya.

Menurutnya, sejauh ini pelaksanaan program MBG di sekolah berjalan baik dan siswa menikmati makanannya.

“Jadi alhamdulillah sih sementara ini baik, makanannya juga enak. Makanya saya juga terkejut tadi ada satu yang ditemui ada ulatnya dari 862 ompreng,” katanya.

Ia menilai, dari jumlah tersebut, hanya satu kasus yang ditemukan tidak bisa dijadikan dasar untuk menilai keseluruhan kualitas makanan.

“Seandainya ada sampai 20 hingga 30 berarti ada sesuatu dan lain hal. Tapi kalau dari 862 itu hanya ada 1 yang bermasalah ya mungkin karena apa lah,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya tidak mengetahui apakah kejadian serupa juga terjadi di sekolah lain.

“Entah di sekolah lain ada atau tidak, saya kurang tahu. Yang pasti di sekolah kami ada 1 (yang ditemukan ada ulat),” pungkasnya.

Siswa MTsN 1 Palangka Raya sebelumnya bercerita menu makan siang saat ditemukan ulat terdiri dari nasi, ayam goreng, ikan teri kacang, sayur selada, timun, dan buah kelengkeng.

Temuan ulat itu tidak hanya terjadi di satu kelas.

Siswa mengaku baru kali ini menemukan kejadian serupa selama mengikuti kegiatan MBG.

“Baru kali ini menemukan ada ulat di menu MBG,” tambahnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved