Berita Kotim Kalteng

Cuaca Ekstrem Kian Sering Terjadi di Kotim, BPBD Ingatkan Warga Wajib Cermati Tanda-tanda Alam

BPBD Kotim terus ingatkan masyarakat akan waspada cuaca ekstrem yang kian sering terjadi akhir-akhir ini, warga diminta cermat kenali tandanya

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
ILUSTRASI
CUACA EKSTREM - ILUSTRASI. Cuaca ekstrem angin kencang disertai hujan lebat terjadi di Kalimantan Tengah (Kalteng), wajid diwaspadai masyarakat. 

Ringkasan Berita:
  • BPBD Kotim ingatkan masyarakat untuk tetap waspada cuaca ekstrem yan kian sering terjadi di wilayah Kotawaringin Timur beberapa minggu terakhir ini.
  • Masyarakat wajib untuk mengetahui tanda-tanda alam cuaca ekstrem terjadi, yang mengakibatkan bencana alam seperti longsor, pohon tumbang, banjir dan lainya.
  • Pihak BPBD pun sian menghadapi dan penanganan akan bencana alam di akhir 2025 ini.

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Kondisi cuaca ekstrem kembali melanda Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam beberapa hari terakhir. 

Hembusan angin kencang menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan merusak bangunan warga, sementara wilayah selatan daerah ini juga dilanda banjir rob akibat pasang surut air laut.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, turut mengeluarkan peringatan potensi gelombang tinggi di perairan Teluk Sampit. 

Menghadapi situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim meminta, masyarakat lebih waspada dan memperhatikan perubahan cuaca yang dapat menjadi pertanda alami sebelum terjadinya cuaca ekstrem.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam mengatakan, beberapa tanda alam kerap muncul sebelum terjadi angin kencang maupun hujan deras. 

Di antaranya, awan gelap yang bergerak cepat, perubahan intensitas angin, hingga suhu udara yang mendadak terasa lembap dan berat.

“Jika langit terlihat menghitam dan angin terasa makin kencang, masyarakat sebaiknya segera menghindari area terbuka, terutama yang banyak pepohonan. Banyak kejadian pohon tumbang yang dipicu pola cuaca seperti ini,” kata Multazam, Jumat (14/11/2025). 

Ia memaparkan bahwa sejak 7 November, berbagai insiden akibat cuaca ekstrem telah terjadi. 

Di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, angin kencang menerbangkan atap sebuah minimarket hingga menimpa rumah warga. 

Kerugian ditaksir mencapai Rp75 juta. Sementara di Puskesmas Pundu, bagian kanopi juga rusak diterjang angin.

“Angin yang tercatat rata-rata melaju di atas 50 kilometer per jam. Kecepatan seperti ini mampu merobohkan bangunan dengan struktur ringan. Beruntung tidak ada korban jiwa,” ujarnya.

BPBD juga mendata tujuh kejadian pohon tumbang di sejumlah titik. Penyebabnya beragam, mulai dari akar yang tidak kuat, kondisi batang yang rapuh, hingga tajuk pohon yang terlalu rimbun sehingga mudah terjang angin.

“Bukan hanya pohon tua, pohon yang akarnya kurang kuat pun rentan tumbang. Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar pemangkasan dapat dilakukan di lokasi-lokasi rawan,” tambahnya.

Sementara itu, banjir rob yang melanda Kecamatan Teluk Sampit masih dalam pemantauan BPBD. 

Kondisi ini berpotensi memburuk apabila curah hujan meningkat bersamaan dengan pasang air laut.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved