Berita Palangka Raya
Harga Karet dan Sawit Turun Pengaruhi Nilai Tukar Petani di Kalteng Mengalami Rendah pada Juni 2025
Nilai Tukar Petani atau NTP gabungan Kalimantan Tengah (Kalteng) selama Juni 2025 mencapai 132,04 atau turun 1,68 persen dibanding Mei 2025
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan Kalimantan Tengah (Kalteng) selama Juni 2025 mencapai 132,04 atau turun 1,68 persen dibanding Mei 2025.
Hal ini terungkap dalam rilis resmi berita statistik yang berlangsung di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Selasa (1/7/2025).
NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) dikalikan dengan 100.
NTP merupakan satu di antara indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
Selain itu, NTP juga menunjukkan terms of trade atau daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti menjelaskan, turunnya NTP Gabungan Kalteng pada Juni 2025 sebesar 1,68 persen itu, disebabkan oleh turunnya nilai tukar pada beberapa subsektor, di antaranya, Tanaman Pangan (0,28 persen), Tanaman Perkebunan Rakyat (2,45 persen), Peternakan (0,83 persen), dan Perikanan (0,51 persen).
"Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks harga hasil produksi pertanian (It), sebaliknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan," kata Agnes.
Agnes menyebut, secara umum NTP Kalteng sejak Januari-Juni 2025, mengalami penurunan. Dari 133,78 pada Januari 2025 menjadi 132,04 pada Juni 2025.
"Penurunan ini tidak lepas dari pengaruh NTP pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, di mana nilai tukar subsektor ini merupakan yang terbesar di Kalteng," jelasnya.
Turunnya NTP ini, beriringan dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalteng, yang juga mengalami penurunan sebesar 1,77 persen pada Juni 2025.
Pada Mei 2025 NTUP sebesar 138,71, menjadi 136,26 pada Juni 2025.
Secara umum, lanjut Agnes, NTUP dapat mencerminkan tingkat reduksi terhadap nilai tukar sebagai dampak perubahan tingkat harga kebutuhan konsumsi rumah tangga petani produsen, termasuk peternak dan nelayan.
Baca juga: Nilai Tukar Petani di Kalimantan Tengah Turun pada April 2025, Subsektor Peternakan Paling Tertekan
Menurunnya NTUP Kalateng pada Juni 2025 disebabkan indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,40 persen. Sebaliknya, indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen.
"Yang utamanya karena harga sawit dan karet turun. Kemudian upah memanen, pupuk mengalami kenaikan. Jadi kalau yang diterima turun sedangkan yang dibayar naik menyebabkan indeks yang diterima juga turun," ucap Agnes.
Menanggapi penurunan NTP dan NTUP ini, Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko mengungkapkan, Pemprov melalui dinas terkait akan berusaha meningkatkan produktivitas petani.
"Tentu Pemprov punya program melalui Dinas Ketahanan Pangan, dengan program-program yang ada di provinsi saya kira ini bisa dinaikkan," tandasnya.
5 Risiko Besar Transmigrasi Ancam Masyarakat Adat Kalimantan Tengah, Ini Kata Sekjen ADB Kalteng |
![]() |
---|
Daftar Buah Sayur Khas Kalimantan Tengah Cocok untuk jadi Campuran Masakan Tradisional Dayak |
![]() |
---|
Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran Dorong Pemerataan Pendidikan hingga ke Pelosok |
![]() |
---|
Ribuan Mahasiswa Baru Mulai dari Aceh hingga Papua Resmi Jadi Keluarga Universitas Palangka Raya |
![]() |
---|
Hobi Jadi Bisnis, Rini Wanita Muda Palangka Raya Ciptakan Bunga Kawat Unik dan Disukai Yura Yunita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.