Haul ke 218 Datu Kelampayan
Haul Datu Kalampayan Tanggal Berapa? Cek Jawabannya dan Silsilah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
Haul Datu Kalampayan tanggal berapa? cek jawabannya lengkap silsilah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
TRIBUNKALTENG.COM - Bagi yang bertanya-tanya Haul Datu Kalampayan tanggal berapa, berikut cek jawabannya di sini.
Selain jadwal Haul Datu Kalampayan atau yang memiliki nama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, cek juga silsilahnya di sini.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (1702-1807) atau yang dikenal juga dengan sebutan Datu Kalampayan Martapura adalah seorang ulama yang menganut Madzhab Syafi’i.
Baca juga: Biografi Datu Kalampayan atau Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Jelang Haul di Martapura Kalsel
Beliau dilahirkan di Desa Lok Gabang, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada 17 Maret 1710 M.
Namun pada 13 Oktober 1812 M, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan meninggal dunia yang dimakamkan di Desa Dalam Pagar, Martapura Timur, Banjar.
Di setiap tahunnya, masyarakat melakukan tradisi acara Haul Datu Kalampayan.
Di tahun ini, Haul Datu Kalampayan memasuki yang ke-218.
Lantas Haul ke-218 Datu Kalampayan tanggal berapa?
Melansir melalui banjarmasinpost.co.id, Ketua panitia pelaksana Haul ke-218 Datu Kelampayan, Ahmad Hamid membenarkan keseruan tempat ini akan dimantapkan sehari menjelang puncak acara haul, yaitu Senin (16/4/2024) sekitar pukul 09.00 WITA.
Datu Kalampayan adalah anak pertama dari lima bersaudara, lahir dalam keluarga yang sederhana.
Baca juga: Wabup HM Nafiah Ibnor Hadiri Kapuas Timur Berdzikir dan Peringatan Haul ke-216 Datu Kalampayan
Ayahnya seorang yang zuhud, alim dan pernah juga menjadi seorang pimpinan panglima dalam melawan penjajahan Portugis dan Belanda.
Dalam silsilah keluarga dari jalur ayah, nasabnya sampai pada Rasulullah SAW yaitu, Maulana Muhammad Arsyad Al-Banjari, bin Abdullah, bin Tuan Penghulu Abu Bakar, bin Sultan Abdurrasyid Mindanao, bin Abdullah, bin Abu Bakar Al-Hindi, bin Ahmad Ash-Shalaibiyyah, bin Husein bin Abdullah, bin Syekh Abdullah Al-Idrus Al-Akbar (datuk seluruh keluarga Al-Aidrus), bin Abu Bakar As-Sakran, bin Abdurrahman As-Saqaf, bin Muhammad Maula Dawilah, bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al-Ghoyyur, bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam (574-653 H), bin Ali Faqih Nuruddin, bin Muhammad Shahib Mirbath, bin Alwi bin Muhammad Maula Shama’ah,bin Alawi Abi Sadah, bin Ubaidillah, bin Imam Ahmad Al-Muhajir (820-924) dikenal dengan panggilan Al-Imam Ahmad bin Isabin Imam Isa Ar-Rumi, bin Al-Imam Muhammad An Naqib, bin Al-Imam Ali Uraidhy, bin Al-Imam Ja’far As-Shadiq, bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir, bin Al-Imam Ali Zainal Abidin, bin Al-Imam Sayyidina Husein, bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali Karamallah wajhah, wa Sayyidah Fatimah Az Zahra, binti Rasulullah SAW.
Sejak kecil, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sudah menunjukkan keahliannya di bidang seni lukis.
Suatu ketika, Sultan Kerajaan Banjar (Sultan Tahmidullah) mengelilingi kampung-kampung dengan tujuan untuk melihat keadaaan rakyatnya.
Kemudian ia terhenti pada sebuah rumah yang terletak di Desa Lok Gabang.
Ia merasa kagum dan terkesima ketika menemui sebuah lukisan yang ada di rumah tersebut.
Alhasil Sultan Banjar tersebut menanyai siapakah yang membuat lukisan seindah ini.
Karena merasa kagum dan terkesima akhirnya Sultan Banjar menemui yang mempunyai rumah tersebut dan bertanyalah tentang perihal lukisan yang telah membuat hatinya senang. Dan ternyata yang melukis itu masih anak-anak.
Melihat kelebihan yang ada pada Syekh Arsyad, terbesitlah di hati Sultan untuk mengasuh dan mendidik Syekh Arsyad di Istana.
Sebetulnya, sang ibu sangat berat hati menerima tawaran tersebut.
Namun ia sadar, jika puteranya itu perlu mendapat pendidikan yang lebih baik dan bagus.
Otak secerdas Syekh Arsyad perlu diasah supaya menghasilkan sebuah berlian. Akhirnya Sang Sultan membawanya ke kerajaan.
Di istana, Sultan memperlakukannya seperti anak kandung sendiri. Para ulama terbaik didatangkan untuk mengajar di sana.
Baca juga: Haul ke - 4 Guru Zuhdi Digelar Bertepatan Malam 27 Syaban, Jemaah Diharap Jaga Kebersihan dan Tertib
Dengan kecerdasannya, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari mampu menyerap semua materi-materi yang diajarkan guru-gurunya.
Sekitar umur 7 tahun ia sudah fasih membaca al-quran. Di saat itu pula bakat tulis menulis sudah tampak pada dirinya.
Setelah dewasa, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari menikahi wanita pilihan Sultan yang bernama Siti Aminah.
Ia adalah perempuan yang shalihah dan juga sangat taat serta berbakti kepada suaminya.
Artikel ini telah tayang di Banjarmasinpost.co.id
(*)
Hari ini Haul Ke-218 Datu Kelampayan, ini Profil dan Karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari |
![]() |
---|
LINK Live Streaming Haul Datu Kelampayan Hari ini, Siaran Langsung di Dalam Pagar Martapura Kalsel |
![]() |
---|
Rentetan Kegiatan Haul Datu Kalampayan 2024, Ini Kitab Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Semasa Hidup |
![]() |
---|
Persiapan Jelang Haul Datu Kalampayan 2024, Dinas Pariwisata Kalsel Buka Warung Gratis, Cek Waktunya |
![]() |
---|
Jadwal Acara Khutbah Haul ke 218 Datu Kalampayan, Ada Sanad Ilmu Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.