Berita Palangkaraya

Bayi Meninggal Akibat Muntaber Saat Banjir di Palangkaraya, Balap Sipet: Tak Ada Laporan ke Posko

Kepala Pusdalops bencana Banjir BPBD Palangkaraya, Balap Sipet sebut tak ada laporan ke posko bayi 7 bulan meninggal karena muntaber

Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
BPBD Kota Palangkaraya untuk Tribunkalteng.com
Bencana banjir yang terjadi di kawasan Mendawai, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada Jumat (15/3/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Bayi berusia 7 bulan meninggal pada Kamis (14/3/2024) akibat (muntah berak) muntaber saat banjir tak ada laporan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Palangkaraya.

Kejadian itu terjadi di daerah yang sedang dilanda banjir di Jalan Mendawai, Palangka, Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Diketahui bayi tersebut bernama Muhammad Davin Aguntian berusia 7 bulan, anak dari pasangan suami istri (Pasutri) Syahrudin dan Refi.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Bencana Banjir, Balap Sipet kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Bencana Banjir, Balap Sipet memberikan tanggapan terkait hal tersebut.

“Terkait adanya bayi yang meninggal akibat banjir, berdasarkan informasi dari posko Kelurahan Palangka tidak ada laporan,” terangnya saat dihubungi Tribunkalteng.com, Sabtu (16/3/2024).

Kepala Pusdalpops mengatakan, bahwa yang bersangkutan tidak ada di lokasi posko pengungsian banjir.

“Posko pengungsian Kelurahan Palangka berada di gedung KNPI, Pelatuk, dan Arut,” terang Balap.

Ujarnya, bahwa bayi berusia 7 bulan tersebut meninggal akibat sakit yang dideritanya saat terjadi banjir.

Dirinya pun memaparkan data terakhir jumlah warga yang terdampak bencana banjir di Kota Palangkaraya.

Baca juga: Bayi 7 Bulan Meninggal saat Banjir di Kota Palangkaraya Kalteng, Diduga Alami Muntaber

Baca juga: Warga DI Panjaitan Sampit Geger,Kotak Misterius di Semak Bisa Bergerak Dikira Isi Bayi Ternyata Ular

Baca juga: Update Banjir di Palangkaraya, 17.965 Jiwa Terdampak di 18 Kelurahan Tinggi Air Hampir Capai 2 Meter

“Warga yang terdampak sebanyak 9.502 kepala keluarga (KK), 32.877 jiwa, dan 5.506 bangunan yang terendam banjir,” jelas Balap.

Terkait patroli saat banjir terjadi, Balap mengatakan patroli dilakukan setiap 1 jam oleh tim Satuan Tugas (Satgas) Banjir.

“Kita terus melakukan patroli dan monitoring setiap 1 jam sekali, mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB,” terangnya.

Selain itu, dirinya pun mengatakan bahwa setiap posko pengungsian memiliki tim kesehatannya masing-masing.

“Kita menyediakan tim kesehatan tiap posko pengungsian, serta layanan kesehatan buka setiap saat,” tutup Balap Sipet. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved