European Super League
Jelang European Super League Juergen Klopp dan Liverpool Senada AS Roma, AC Milan dan Man United
European Super League jadi perhatian, Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, dengan tegas menyuarakan bahwa dirinya tidak setuju.
TRIBUNKALTENG.COM - Kompetisi European Super League jadi perhatian, Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, dengan tegas menyuarakan bahwa dirinya tidak setuju dengan wacana European Super League.
Serupa klub Man United menegaskan untuk menolak bermain di kompetisi European Super League.
Juga AS Roma dan AC Milan. Namun, ia tetap bahagia karena prospek bergulirnya Super League sampai mengganggu FIFA dan UEFA.
Juergen Klopp menyatakan kesetujuannya secara penuh terhadap keputusan Liverpool untuk keluar dari European Super League.
"Keputusan Pengadilan Eropa kemarin tidak mengubah sikap Liverpool FC sebelumnya terhadap usulan Liga Super Eropa," demikian bunyi pernyataan Liverpool.
"Keterlibatan kami telah dihentikan. "Kami akan terus bekerja sama dengan sesama klub lain melalui ECA (Asosiasi Klub Eropa) dan berpartisipasi dalam kompetisi UEFA." Bagi Klopp, keputusan kubu Liverpool telah tepat walau ia juga senang akhirnya FIFA dan UEFA menerima "sentilan".
"Saya setuju 100 persen dengan pernyataan tersebut, tetapi saya tetap suka dengan keputusannya (terkait Super League). Saya senang akhirnya kita sedikit memahami bahwa FIFA dan UEFA atau apapun itu, tidak bisa sembarangan melakukan apa yang mereka inginkan," kata Klopp dilansir dari EuroSport.
Klopp juga menyoroti pentingnya dialog dalam membahas mengenai masa depan sepak bola.
"Pertama-tama, kita harus bicara masa depan, mengadakan kompetisi dengan lebih banyak pertandingan dan tidak ada yang memiliki hak suara di dalamnya," tuturnya.
Klopp menyambut baik bahwa ada sedikit goncangan yang membuat FIFA dan UEFA menyadari bahwa mereka tidak dapat bertindak semau mereka.
"Saya suka bahwa mereka tidak bisa menggoyang atau tidak melakukan apa yang mereka inginkan, tetapi Liga Super, pendapat sama."
Pada April 2021, 12 klub elite Eropa mencetuskan ide untuk mendirikan European Super League atau Liga Super Eropa. Klub-klub tersebut adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester United, Manchester City, Tottenham Hotspur, Atletico Madrid, Barcelona, Real Madrid, AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.
Florentino Perez, sebagai Presiden Real Madrid, menjadi tokoh yang paling vokal dalam mendorong konsep European Super League.
Sejak tahun 2009, ia telah memperjuangkan gagasan kompetisi baru tersebut.
UEFA, yang diwakili oleh Presidennya, Aleksander Ceferin, merespons dengan keras. Ceferin melarang para pemain yang terlibat dalam European Super League untuk mengambil bagian dalam turnamen yang diorganisir oleh UEFA.
"Pemain-pemain yang bermain di tim-tim dalam liga sempalan akan dilarang mengikuti Piala Dunia dan Euro. Kami mendorong semua orang untuk berdiri tegak bersama kami saat kami mengerahkan segala kekuatan untuk memastikan ini (European Super League) tidak akan pernah membuahkan hasil," ujar Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, dikutip dari Goal International.
Sejauh ini ESL tidak mendapatkan banyak dukungan dari klib-klub top Eropa.
Selain Barcelona, Real Madrid dan Napoli, mayoritas klub-klub top Eropa menolak keberadaan ESL.
Klub Liga Inggris, Arsenal baru saja mengeluarkan penyataan resmi terkait kompetisi Europan Super League (ESL).
Dalam pernyataan resminya, Arsenal secara resmi menolak untuk tampil di kompetisi tersebut.
Pernyataan Arsenal itu mengikuti Manchester United yang lebih dulu menolak tampil di kompetisi ESL.
Seperti diketahui, ide digelarnya ESL rupanya masih hidup.
Real Madrid dan Barcelona pun tampaknya belum menyerah memperjuangkan kompetisi tersebut meski ditentang oleh UEFA.
Penggagas ESL pun lantas mengajukan gugatan ke pengadila European Court of Justice dan akhirnya disetujui.
Pihak pengadilan menyatakan UEFA plus FIFA tak bisa melakukan monopoli atas sepak bola.
Kini tiap klub diberi kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin gabung ESL atau tidak.
Keputusan dari pengadilan itu pun langsung ditanggapi oleh klub top Eropa.
Berikut daftar klub yang sudah menolak ESL:
-Manchester United
-Manchester City
-Tottenham
-Chelsea
-Arsenal
-Celtic
-Porto
-Sevilla
-Valencia
-Atletico Madrid
-Real Sociedad
-Villarreal
-Bayern Munchen
-Dortmund
-PSG
-Monaco
-Inter
-AS Roma
-Atalanta
-Feyenoord
Liga Inggris dan Liga Spanyol menjadi dua kompetisi besar yang paling cepat memberikan respons soal ESL.
Selain itu, klub-klub raksasa Liga Inggris seperti Liverpool dan Manchester United sudah menolak dengan keras penyelenggaraan kompetisi tandingan tersebut.
Sejauh ini, baru ada dua tim yang benar-benar mendukung ESL, yakni Barcelona dan Real Madrid.
Barcelona dan Real Madrid memang diketahui dua tim yang bertahan sebagai pendiri ESL sejak kali pertama muncul.
Selain itu, ada juga Napoli yang disebut-sebut tertarik untuk ikut bergabung dengan ESL.
Ya, AS Roma adalah klub Serie A pertama yang bereaksi terhadap keputusan ECJ mengenai FIFA dan posisi dominan UEFA.
Tetapi Giallorossi menegaskan Liga Super Eropa akan menghadirkan serangan yang tidak dapat diterima terhadap pentingnya liga nasional dan fondasi sepak bola Eropa.
AS Roma belum mengubah pendirian mereka terhadap kompetisi yang memisahkan diri ini.
Mereka telah menyatakan keprihatinan mereka pada tahun 2021 ketika proyek pertama diumumkan dan terus menentang turnamen alternatif Eropa.
( Tribunkalteng.com / Kompas)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.