European Super League
Carlo Ancelotti di Real Madrid Patahkan Reaksi AC MIlan dan AS Roma Soal European Super League
Ucapan Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti mematahkan soal reaksi AS Roma dan AC Milan, soal European Super League.
TRIBUNKALTENG.COM.- Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti mematahkan soal reaksi AS Roma dan AC Milan, soal European Super League.
Jelang AS Roma vs Napoli akan menutup Liga Italia pekan ke-17 dan Salernitana vs AC Milan nanti.
Ya, beda dari AS Roma dan AC Milan, Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, setuju dengan European Super League karena bisa mencegah monopoli sepak bola oleh satu pihak.
Posisi Real Madrid pun semakin diperkuat dengan pendapat pelatih mereka, Carlo Ancelotti.
Menurut laporan Fabrizio Romano yang dikutip BolaSport.com, Ancelotti menyebut bahwa ESL merupakan sebuah keputusan penting bagi sepak bola.
Bahkan, juru taktik asal Italia itu menyebut bahwa European Super League bisa menjadi sesuatu yang positif bagi sepak bola.
Ia menambahkan bahwa ESL bisa mencegah monopoli dalam sepak bola yang selama ini dikuasai oleh UEFA dan FIFA.
Meski banyak yang menolak, Ancelotti yakin bahwa waktu akan menunjukkan seberapa positif European Super League.
"Keputusan ini penting bagi sepak bola," ucap Ancelotti.
"Beberapa klub tidak yakin, tetapi saya pikir ini bisa menjadi hal yang positif bagi semua orang."
"Fakta bahwa tidak ada monopoli akan menjadi hal yang positif."
"Waktu yang akan menjawab apakah ini merupakan hal yang baik," lanjutnya.
Meski saat ini penyelenggara ESL sudah mendapatkan pengakuan dari Mahkamah Agung Eropa, belum ada kepastian lebih lanjut soal pelaksanaan kompetisi tersebut.
Isu soal munculnya European Super League (ESL) kembali mencuat ke permukaan.
Hal tersebut dipastikan setelah Mahkamah Agung Eropa (European Court of Justice) memberikan keputusan anyar.
Mahkamah Agung Eropa mengeluarkan vonis bahwa FIFA dan UEFA telah menyalahgunakan kekuasaan mereka.
Dua otoritas itu disebut memaksakan dominasi dengan melarang penyelenggaraan kompetisi Liga Super Eropa dan mengancam akan memberi sanksi bagi pihak-pihak terlibat.
Hal ini menurut pengadilan bertentangan dengan hukum Uni-Eropa yang menjamin kebebasan individu atau lembaga tertentu untuk berkompetisi.
"Peraturan FIFA dan UEFA yang membuat proyek sepak bola antarklub yang baru harus mendapat persetujuan mereka, seperti Liga Super, dan melarang klub serta pemain untuk tampil di kompetisi tersebut, adalah melanggar undang-undang," bunyi pernyataan European Court of Justice (ECJ).
Meski putusan Mahkamah Agung Eropa sudah keluar, FIFA dan UEFA mengaku tidak serta merta ESL bisa digelar begitu saja.
FIFA dan UEFA selaku otoritas tertinggi sepak bola pun mendapatkan dukungan dari berbagai klub dan liga.
Liga Inggris dan Liga Spanyol menjadi dua kompetisi besar yang paling cepat memberikan respons soal ESL.
Selain itu, klub-klub raksasa Liga Inggris seperti Liverpool dan Manchester United sudah menolak dengan keras penyelenggaraan kompetisi tandingan tersebut.
Sejauh ini, baru ada dua tim yang benar-benar mendukung ESL, yakni Barcelona dan Real Madrid.
Barcelona dan Real Madrid memang diketahui dua tim yang bertahan sebagai pendiri ESL sejak kali pertama muncul.
Selain itu, ada juga Napoli yang disebut-sebut tertarik untuk ikut bergabung dengan ESL.
Ya, AS Roma adalah klub Serie A pertama yang bereaksi terhadap keputusan ECJ mengenai FIFA dan posisi dominan UEFA.
Tetapi Giallorossi menegaskan Liga Super Eropa akan menghadirkan serangan yang tidak dapat diterima terhadap pentingnya liga nasional dan fondasi sepak bola Eropa.
AS Roma belum mengubah pendirian mereka terhadap kompetisi yang memisahkan diri ini.
Mereka telah menyatakan keprihatinan mereka pada tahun 2021 ketika proyek pertama diumumkan dan terus menentang turnamen alternatif Eropa.
“Menyusul keputusan hari ini yang disampaikan oleh ECJ mengenai kasus ESL, AS Roma menegaskan kembali posisinya dalam berkomitmen terhadap nilai-nilai dan masa depan sepak bola Eropa,” demikian pernyataan resmi Giallorossi, dikutip dari Football Italia, Jumat (22/12/2023).
Klub sama sekali tidak mendukung apa yang disebut proyek Liga Super Eropa yang akan memberikan serangan.
Yang tidak dapat diterima terhadap pentingnya liga nasional dan fondasi sepak bola Eropa.
AS Roma percaya bahwa masa depan sepakbola Eropa hanya dapat terjamin melalui kerja sama klub.
Melalui ECA dalam kemitraan dan kolaborasi yang kuat dengan UEFA dan FIFA.
Pelatih AC Milan Stefano Pioli tidak menjawab pertanyaan tentang Liga Super Eropa.
"Saya baru saja membaca beritanya," katanya.
Pioli menjadi pelatih Serie A pertama yang berbicara kepada pers pada Kamis menyusul keputusan Pengadilan Eropa.
Meningkatkan harapan klub-klub Liga Super Eropa untuk menciptakan kompetisi di luar UEFA dan FIFA.
“Saya baru saja membaca beritanya, jadi saya belum punya semua alat untuk memberikan keputusan,” kata Pioli seperti dikutip Milannews.
AC Milan termasuk di antara 12 klub elit Eropa yang mengumumkan Liga Super Eropa pada April 2021.
Namun, mereka dengan cepat mengikuti tim Liga Premier dengan menarik diri dari turnamen yang memisahkan diri tersebut hanya 48 jam setelah pengumuman awal.
Rossoneri akan mengunjungi Salernitana asuhan Filippo Inzaghi di Stadio Arechi pada hari Jumat.
AC Milan duduk di urutan ketiga dalam tabel Serie A, sembilan poin di bawah pemimpin klasemen Inter.
Rossoneri telah mencetak 29 gol liga musim ini dan kebobolan 18 kali.
Bagaimana format baru European Super League?
Pihak A22 dan ESL yakin format terbaru ini bakal mewujudkan rencana mereka karena mengubah kompetisi menjadi sistem kejuaraan terbuka.
Artinya, sistem promosi dan degradasi akan diterapkan dalam tahap liga reguler dan fase gugur sehingga dapat menarik lebih banyak anggota dari berbagai level kekuatan.
Sebanyak 64 klub peserta akan dibagi menjadi tiga kelas liga: Star, Gold, dan Blue.
Kelas Star dan Gold diisi 16 klub yang dibagi ke dalam dua grup berisi masing-masing 8 peserta.
Sementara Liga Blue diikuti 32 klub yang disebar ke dalam 4 grup berisi masing-masing 8 tim.
Selama fase liga pada September-April, peserta akan bertemu dua kali secara kandang-tandang, sehingga setiap klub akan memainkan setidaknya 14 partai semusim.
Empat klub teratas di setiap grup pada Liga Star dan Gold akan lolos ke babak knock-out, begitu juga dua tim terbaik di Liga Blue.
Karena menggunakan sistem terbuka, klub yang finis di dasar klasemen Liga Star akan terdegradasi dan posisinya digantikan finalis dari Liga Gold.
Hal sama berlaku untuk liga lainnya. Partisipasi klub dalam Liga Blue juga tergantung performa mereka di kancah domestik masing-masing.
"Format ini akan menjamin keterbukaan, tekanan kompetisi, dan kesuksesan berdasarkan prestasi olahraga. Satu kompetisi untuk semua klub, pemain, dan semua fan," tegas pernyataan A22.
Namun, satu hal yang pasti, Mahkamah Agung Eropa menegaskan bahwa vonis mereka terhadap UEFA dan FIFA tidak lantas mendukung penyelenggaraan Liga Super Eropa.
Hal ini yang direspons pihak UEFA sebagai modal optimisme menggerus rencana Florentino Perez dkk untuk kesekian kali.
"Keputusan ini tidak menandakan dukungan atau validasi terhadap apa yang disebut Liga Super Eropa," bunyi pernyataan UEFA.
"UEFA tetap teguh dalam komitmennya untuk menegakkan piramida sepak bola Eropa, memastikan bahwa piramida terus melayani kepentingan masyarakat yang lebih luas," lanjutnya.
( Tribunkalteng.com / Bolasports)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.