Legeda Liga Inggris Singgung Rashford di Man United, Dana Keluar Tak Sebanding Hasil Erik Ten Hag

TRIBUNKALTENG.COM - Legenda Timnas Inggris, Alan Shearer menyatakan bahwa bintang Man United, Marcus Rashford terlihat seperti sudah tidak ingin lagi berada di tim asuhan Erik Ten Hag, setelah menderita kekalahan atas Newcastle United di akhir pekan.

Tim asuhan Erik ten Hag tampil buruk di St James' Park akhir pekan lalu saat gol Anthony Gordon di babak kedua memastikan kemenangan 1-0 untuk Newcastle dari Manchester United ( Man United).

Hasil tersebut membuat Man United berada di urutan ketujuh Liga Inggris dan tertinggal sembilan poin dari pemuncak klasemen Arsenal, menjelang pertandingan di kandang Chelsea pada Rabu malam.

Baca juga: Keajaiban Sriwijaya FC Agar Lolos Babak 12 Besar Liga 2, Jelang Hadapi PSMS Medan di Laga Pamungkas

Baca juga: Hasil Transfer MLS Inter Miami Rekrut Junior Lionel Messi di Argentina, David Beckham Siapkan Dana

Alan Shearer merasa bahwa Man United menunjukkan tanda-tanda yang jelas bahwa mereka memiliki masalah di dalam ruang ganti menjelang pertandingan di Old Trafford.

"Saya pikir mereka berantakan, saya pikir mereka buruk, saya pikir sikap mereka mengerikan, saya pikir itu menyoroti beberapa sikap buruk yang mereka miliki," kata Shearer tentang penampilan Man United yang dikutip Tribun Kalteng dalam podcast The Rest Is Football.

"Tidak masalah ketika segalanya berjalan baik untuk Anda, Anda bisa menguasai bola, bermain-main, mencetak gol, tetapi ketika itu sulit dan ketika itu sulit, Anda melihat

'Saya pikir ada tiga atau empat pemain yang tidak siap untuk menyingsingkan lengan baju mereka dan menyerah terlalu mudah dan tidak ingin berjuang.

Ditanya apakah dia bisa melihat Man United menunjukkan peningkatan yang signifikan musim ini, Shearer menjawab: 'Saya tidak melihatnya. Saya pikir ini adalah pekerjaan jangka panjang bagi manajer.

'Mereka tidak berada di tempat yang mereka inginkan selama beberapa tahun, dan akhirnya apa yang terjadi adalah hal itu turun ke lapangan, dan itu sudah terjadi untuk sementara waktu.

'Uang yang telah mereka habiskan, beberapa pemain yang telah mereka belanjakan, Antony dan [Jadon] Sancho,' tuturnya.

* Marcus Rashford Dinilai Legenda Man United Rugikan Klub Erik

Beda dari kisah Cristiano Ronaldo, kehadiran Marcus Rashford di lapangan disebut lebih merugikan Man United ketimbang mendukung performa klub Erik ten Hag. 

Kritik tegas buat Marcus Rashford itu disampaikan legenda Man United, Paul Scholes.

Rashford tercatat hanya melakukan satu kali dribel sukses dan malah kehilangan bola 9 kali.

Daripada ancaman ke pertahanan lawan, aksinya yang seperti joging atau berlari-lari kecil saja malah lebih viral di medsos.

Rashford jadi bulan-bulanan karena tampak bermalas-malasan saat pemain lawan menguasai bola.

Tidak tampak usaha kerasnya mengejar musuh, merebut bola, apalagi mundur dan membantu tugas bertahan serta menutup pergerakan lawan.

Rashford hanya diberi jatah main satu jam sebelum perannya digantikan Antony.

Penampilan sang pemain disebut sudah masuk taraf mengkhawatirkan.

Tidak terlihat lagi sosok hebat yang musim lalu menjadi tumpuan utama di lini depan Man United dengan koleksi 30 gol dari 56 partai.

Musim ini catatan Rashford baru 2 gol dalam 18 pertandingan lintas kompetisi.

Terlalu mengenaskan buat ukuran pemain yang digaji 300 ribu pounds per minggu atau setara 6 miliar rupiah.

Paul Scholes menilai Rashford seharusnya tidak kaget kenapa dia ditarik keluar oleh Ten Hag.

Sebagai awak senior yang memperkuat tim utama Man United selama 8 tahun terakhir, seharusnya dia menjadi figur teladan dengan mencontohkan etos kerja yang baik saat skuad membutuhkan kontribusinya.

"Apa yang membuat dia terkejut? Saya tak mengerti," kata gelandang legendaris Setan Merah, dikutip BolaSport.com dari Mirror.

"Menurut dia, untuk apa dia harus tetap berada di lapangan?"

"Dia menyebabkan lebih banyak kerugian buat tim daripada kebaikan."

"Tahun lalu Marcus tampil brilian, tidak ada keraguan tentang itu."

"Tapi ketika Anda melihat dia berperilaku seperti itu, saya pikir itu tidak baik untuk tim."

"Dia adalah salah satu pemain paling berpengalaman di tim sekarang. Dia adalah pemain yang jadi teladan rekannya. Mainoo mencontoh dia, Garnacho juga," kata Scholes.

Bagaimana reaksi Ten Hag sendiri soal anak buahnya yang satu ini?

"Dia bekerja keras setiap hari dalam latihan. Dia akan kembali, saya yakin," kata si bos.

"Dia akan memulihkan penampilannya dan mendapatkan dukungan penuh kami," imbuhnya membela pemain berusia 26 tahun itu

Berbeda dari kisah Cristiano Ronaldo, warisan Cristiano Ronaldo di Manchester United ternoda ketika ia berselisih dengan bos Setan Merah saat ini Erik ten Hag pada akhir tahun lalu, tetapi beberapa orang memperkirakan hal itu akan terjadi.

Masa Erik ten Hag bersama Cristiano Ronaldo di Manchester United sepertinya selalu ditakdirkan untuk gagal menurut mantan Setan Merah Edinson Cavani.

Mantan striker United itu pernah mengklaim bahwa dia takut waktunya di Old Trafford akan diragukan ketika Ronaldo tiba karena dia merasa setiap manajer merasa harus memainkan pemenang Ballon d'Or lima kali itu , apa pun performanya.

Sebaliknya, Ten Hag memecat penyerang tersebut pada pertengahan musim debutnya di ruang istirahat.

Dalam salah satu periode menentukan pemerintahan Ten Hag di United hingga saat ini, ia menghadapi Ronaldo setelah meningkatnya keresahan di ruang ganti dan wawancara yang meledak-ledak.

Dia menang, dengan klub mengakhiri kontraknya di pertengahan musim.

Dalam salah satu periode menentukan pemerintahan Ten Hag di United hingga saat ini, ia menghadapi Ronaldo setelah meningkatnya keresahan di ruang ganti dan wawancara yang meledak-ledak.

Dia menang, dengan klub mengakhiri kontraknya di pertengahan musim.

Komentar Cavani menjadi bacaan yang menarik saat ini, dengan mantan pemain andalan United itu mengingat tanggapannya terhadap kedatangan Ronaldo pada Mei tahun lalu:

"Mengetahui sedikit tentang dunia sepak bola akhir-akhir ini, hal pertama yang saya lakukan adalah menelepon saudara saya [Walter Fernando Guglielmone, yang juga bertindak sebagai agennya] dan berkata: 'Fernando, jika ini terjadi seminggu yang lalu, saya akan meminta Anda mencarikan saya klub lain.'

"Tetapi bukan karena saya tidak ingin bermain dengan Cristiano Ronaldo. Tidak.

"Karena saya mempunyai kesempatan untuk mengenalnya, dan dia adalah seorang profesional yang hebat, dengan targetnya, dan itu sempurna untuk seorang olahragawan. Tapi seperti yang saya tahu, setelah bertahun-tahun bermain sepak bola, bagaimana keadaannya saat ini.

"Itu sebabnya saya berbicara dengan saudara laki-laki saya.

“Ini lebih tentang memahami situasi. Bukan karena saya tidak bisa memainkan peran saya di Manchester, tapi karena ada banyak hal dalam sepakbola saat ini yang berbeda dari apa yang terjadi pada orang lain, seperti dulu, bertahun-tahun yang lalu.

"Dan karena itu terjadi tiba-tiba, saya tidak merasakan apa pun. Saya berpikir: Kami akan bermain, melakukan yang terbaik yang kami bisa."

Cavani pergi sebelum dia bisa tampil kompetitif di bawah asuhan Ten Hag, tetapi sempat bermain bersama Ronaldo dan bahkan terpaksa mengganti nomor punggungnya untuk mengakomodasi ikon sepak bola tersebut.

Seperti yang ditunjukkan oleh rekor sekarang, Ten Hag tidak menganut teori Cavani dan sering tidak menurunkan Ronaldo selama setengah musim yang mereka habiskan bersama.

Faktanya, mantan bintang Real Madrid itu menyelesaikan 90 menit hanya dalam tiga kesempatan di bawah pengawasan pemain Belanda itu.

Fakta bahwa Ten Hag tidak mengikuti aliran pemikiran Cavani membuktikan hubungannya dengan Ronaldo ditakdirkan untuk gagal sejak awal.

Bentrokan dengan Ronaldo bukanlah pertengkaran terakhir Ten Hag, karena bos United melihat hubungannya dengan Jadon Sancho memburuk di awal musim ini.

(TRIBUN KALTENG)