Ledakan Transfer Liga 1 di PSIS Semarang, Persib Bandung dan Arema FC, Evan Dimas Dipinjamkan

Pemain berusia 28 tahun tersebut akan membela PSIS Semarang selama putaran kedua Liga 1 musim ini.

CEO PSIS, Yoyok Sukawi berharap dengan datangnya Evan Dimas bisa membuat lini tengah Mahesa Jenar makin solid.

“Hari ini kami umumkan ada tambahan skuat untuk putaran kedua Liga 1 kali ini."

"Kami datangkan Evan Dimas dengan status pinjaman dari Arema FC untuk memperkuat lini tengah supaya pelatih memiliki banyak pilihan,” ujar Yoyok Sukawi, dikutip dari situs resmi klub.

Meski selalu diparkir Arema FC hingga diterpa isu pensiun dini, Yoyok yakin Evan Dimas belum habis bensin.

“Dan kami juga percaya bahwa kemampuan Evan Dimas masih terjaga dan semoga datangnya Evan mampu membantu tim untuk bisa lolos ke babak 4 besar Liga 1 musim ini,” lanjutnya.

Evan Dimas pun berharap bisa memberikan kontribusinya untuk PSIS Semarang.

"Mohon izin bergabung dan semoga berkontribusi banyak untuk PSIS,” ucap Evan.

Status pinjaman menjadi solusi terbaik Arema FC tentang nasib Evan Dimas.

“Evan Dimas itu aset yang sangat mungkin untuk menjadi pertimbangan. Karena itu, dalam peminjaman kita selalu berfikir dua sisi. "

"Kita harus memikirkan masa depan pemain yang kita pinjamkan, baik jam terbang, karir dan lain sebagainya,”j elas General Manager Arema FC, Muhamad Yusrinal Fitriandi.

Baca juga: Transfer Liga Inggris, Al Nassr Tawar Bruno Fernandes dan Ronaldo Direkrut Rival Manchester United

Bersama Arema FC sendiri, Evan Dimas musim ini tak banyak mendapatkan menit bermain.

Pemain asal Surabaya ini hanya diturunkan enam kali, itupun jarang masuk sebagai starting eleven.

Evan Dimas hanya mendapatkan 206 menit bermain selama putaran pertama Liga 1 2023/2024.

Dengan masuknya Evan Dimas, artinya PSIS baru ketambahan dua amunisi di jendela transfer paruh musim ini.

Sebelum Evan Dimas, PSIS Semarang sudah mengenalkan Barnabas Sobor.

Sebelum gabung PSIS, Barnabas Sobor sebenarnya memiliki awal karier ke Liga Lituania.

Sayang, kariernya di Eropa hanya bertahan selama tiga bulan.

(TRIBUN KALTENG)