Berita Palangkaraya

14.960 Warga Palangkaraya Terpapar ISPA, Balita dan Lansia Masuk Kelompok Paling Rentan

Ribuan Warga Palangkaraya Terpapar ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut, dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang memunculkan Kabut Asap.

Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com/pangkan B
Pembagian Masker gratis mencegah serangan ISPA. Penggunaan masker menjadi langkah pertama sebagai upaya antisipasi mencegah terpapar Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Ribuan Warga Palangkaraya Terpapar ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut, dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang memunculkan kabut asap.

Selama 2023 Dinas Kesehatan mencatat 14.960 Warga Palangkaraya Terpapar ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut, Selasa (3/10/2023).

Banyaknya Warga Palangkaraya yang Terpapar ISPA tersebut disebabkan  kebakatan hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah marak.

Akibatnya, asap dari kebakaran tersebut menyelimuti Kota Palangkaraya dan menganggu aktivitas saat berada di luar ruangan.

Baca juga: Kabut Asap Tebal Selimuti Kabupaten Kotawaringin Timur, Namun Aktivitas Penerbangan Masih Normal

Baca juga: ISPU Kotim Berbahaya, Disdik Mulai Terapkan Kegiatan Belajar Mengajar Dari Rumah atau Daring

Baca juga: Angka ISPA di Kotim Bulan September Tembus Hingga 3208 Kasus, Tertinggi Sejak Januari 2023

Penggunaan masker tentu menjadi langkah pertama sebagai upaya antisipasi mencegah terpapar dari ISPA.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangkaraya, Drg Andjar Hari Purnomo membenarkan hal tersebut.

“Selama Januari hingga September 2023, kami mencatat ada sedikitnya 14.960 masyarakat Kota Palangkaraya terpapar ISPA,” jelasnya saat dihubungi Tribunkalteng.com.

Kadinkes Palangkaraya pun memaparkan data tiap bulannya masyarakat yang terpapar ISPA selama 2023.

“Masyarakat yang terpapar ISPA pada Januari 2023 tercatat sebanyak 2.291 kasus, kemudian terjadi penurunan kasus pada Februari 2023 menjadi 1.890 kasus,” paparnya.

Jumlah masyarakat yang terpapar kembali meningkat pada Maret 2023 menjadi 1.936 kasus dan pada April 2023 menjadi 2.007 kasus.

Sementara itu, pada Mei, Juni, dan Juli terjadi penurunan yang mana angka kasus berada pada ratusan.

“Pada Mei 2023 terjadi sebanyak 894 kasus, kemudian Juni 2023 terjadi 898 kasus, dan Juli 2023 turun kembali menjadi 629 kasus,” ungkap Drg Andjar.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, dr Andjar Hari Purnomo saat menjelaskan jumlah Warga Palangkaraya yang Terpapar ISPA dalam musim kemarau tahun  2023 ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, dr Andjar Hari Purnomo saat menjelaskan jumlah Warga Palangkaraya yang Terpapar ISPA . (tribunkalteng.com/Fathurahman)

Namun kasus ISPA kembali meningakt seiring samakin banyaknya terjadi Karhutla di Kota Palangkaraya dalam 2 bulan terakhir.

“Peningkatan kasus ISPA kembali terjadi pada Agustus 2023 menjadi 1.740 kasus dan pada September 2023 terjadi sebanyak 2.675 kasus,” terang Kadinkes Palangkaraya.

Hal tersebut dikarenakan Karhutla yang terjadi di Kota Palangkaraya meningkat, terutama saat musim kemarau dengan sedikitnya curah hujan.

Tumbuhan liar dan lahan gambut yang kering membuat api dengan cepat membesar dan menyebabkan kebakaran lahan yang tak terhindarkan.

“Berdasarkan data, rerata masyarakat yang terpapar ISPA merupakan kelompok rentan, seperti balita dan lanjut usia (Lansia),” tutup Drg Andjar Hari Purnomo. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved