Berita Palangkaraya

2.675 Warga Palangkaraya Terpapar ISPA pada September 2023 Dampak Kabut Asap dan Karhutla

Kasus warga Palangkaraya yang terpapar ISP pada September 2023 ini mencapai 2.675 kasus dampak dari karhutla dan kabut asap yang terjadi

Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN BANGEL
Seorang anak menutup hidungnya menggunakan tangan karena menghirup asap dari kebakaran lahan di lokasi titik lahan yang terbakar di Palangkaraya, Kamis (28/9/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Kabut asap kian mengganas setelah banyaknya terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng), temasuk di Kota Palangkaraya.

Musim kemarau dengan cuaca panas yang ekstrem, membuat kebakaran lahan semakin mudah dan sering terjadi.

Alhasil, kabut asap pun kini menyelimuti baik kabupaten maupun kota di wilayah Kalteng.

Kemudian, dampak dari kabut asap ialah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) Warga Palangkaraya alami karena udara yang tak bersih.

Kepala Dinas Kesehatan Palangkaraya, Dr Andjar Hari Purnomo memaparkan jumlah penderita ISPA di Kota Cantik.

“Pada September 2023, Dinas Kesehatan Palangkaraya mencatat 2.675 kasus Warga Palangkaraya yang menderita ISPA,” terangnya saat dihubungi, Kamis (28/9/2023).

Baca juga: Karhutla di Palangkaraya, Asap Pekat Mahasiswa Kedokteran UPR Buka Layanan Kesehatan ISPA Gratis

Baca juga: Upaya Tekan Angka ISPA Dampak Karhutla, Dinkes Kotim Ajukan Permintaan 250 Ribu Masker ke Kemenkes

Pasalnya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi setiap harinya menyumbangkan kabut asap yang pekat.

Kadis Kesehatan Kota Palangkaraya pun mengatakan, jumlah penderita ISPA tentu masih bisa bertambah lagi.

“Kasus warga yang menderita penyakit ISPA masih bisa bertambah, karena masih banyak yang belum memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan,” ujar Dr Andjar.

Kadis Kesehatan meminta kepada masyarakat Kota Cantik agar selalu memperbaharui informasi mengenai kualitas udara.

Terutama bagi masyarakat yang hendak bepergian atau beraktivitas di luar rumah saat kabut asap melanda.

“Jika kualitas udara akibat kbut asap terus memburuk, kita imbau untuk membatasi aktivitas di luar ruangan dan jangan lupa menggunakan masker,” tutup Dr Andjar Hari Purnomo.

Tak hanya itu saja, kualitas udara kian menurun di Kota Cantik dan sejumlah wilayah Kalteng lainnya. Bau asap menyengat terasa dari pagi hingga siang bahkan malam hari.

Baca juga: ISPA dan Diare Jadi Ancaman di Musim Kemarau, Dinkes Palangkaraya Gencar Sosialisasi ke Warga

Baca juga: Meski Kualitas Udara di Kotim Memburu Tidak Sehat, Kasus ISPA dan Diare Masih Stabil

Melihat akan kondisi tersebut, Pemerintah Kota Palangkaraya pun mengurangi jam masuk belajar para peserta didik, mulai dari tingkat PAUD, SD, dan juga SMP.

Yang mulai berlaku efektif sejak Jumat 29 September 2023 hingga melihat akan kondisi kualitas udara beberapa minggu ke depannya.

“Ya kita sambil melihat kondisi, sekarang ini dilakukan waktu masuk sekolah yang diundur menjadi setengah 8 pagi,” pungkas Kepala Dinas Pendidikan Palangkaraya Jayani, kepada Tribunkalteng.com. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved