Berita Kotim
Sambut Rabu Terakhir Bulan Safar, Warga Sampit Tetap Lestarikan Tradisi Memasak Bubur Baayak
Warga Sampit tetap melaksanakan tradisi Bubur Bayaak saat menyambut Rabu terakhir di Bulan Safar.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Warga Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bergotong royong memasak bubur yang dinamakan Bubur Baayak atau bubur tik-tik.
Kegiatan memasak Bubur Baayak tersbut dilakukan dalam menyambut Rabu terakhir di Bulan Safar.
Kegiatan Bubur Baayak merupakan cara warga untuk melestarikan tradisi yang belakangan mulai terlupakan.
Ya, selain mandi safar membuat Bubur Baayak merupakan tradisi yang lekat dengan bulan safar. Namun, sayangnya tradisi ini mulai langka di masyarakat.
Salah satu yang masih konsisten melaksanakan tradisi ini adalah keluarga besar Idar, di Jalan Ir Juanda, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kota Sampit.
Baca juga: Posko Kebakaran Mendawai Palangkaraya Disediakan, Sebagian Korban Pilih Tinggal di Rumah Saudara
Baca juga: Karhutla di Kalteng Marak, Ternyata Alasan Pelaku Membakar Lahan Karena Hemat Biaya dan Efisien
Baca juga: Seragam dan Peralatan Hangus Saat Kebakaran Mendawai Ujung Palangkaraya, Bimo Terpaksa Tidak Sekolah
Dimulai dari pagi hari Rabu (13/9/2023), tampak sekelompok orang yang bergotong royong memasak Bubur Baayak yang nantinya akan dibagikan secara gratis bagi warga sekitar.
"Hari ini kan hari rabu terakhir bulan Safar, jadi ada tradisi melayu membuat bubur. Kalau orang Banjar menyebutnya baayak atau bubur tik-tik, yang manis-manis biasanya," kata Idar.
Ia menuturkan, tak jauh beda dengan filosofi mandi safar pembuatan Bubur Baayak yang disebut juga bubur safar ini bertujuan untuk tolak bala.
Bubur yang dimasak dalam jumlah banyak tersebut kemudian dibagikan ke masyarakat sebagai sedekah dan melalui sedekah itu diharapkan membawa keberkahan dan menjauhkan hal-hal negatif.
"Kalau di bulan Safar ini kan kita biasanya tolak bala, jadi dengan bagi-bagi bubur ini untuk sedekah diharapkan bisa menolak bala," ujarnya.
Disamping itu, Bubur Baayak yang memiliki cita rasa manis dan guring, diharapkan agar kehidupan kedepannya dipenuhi hal-hal yang manis dan baik.
Idar melanjutkan, kegiatan tersebut telah dimulai sejak tahun lalu dan akan digelar kembali tahun berikutnya dengan lebih banyak lagi.
Bermula dari kegiatan keluarga, warga sekitar yang mengetahui pembuatan Bubur Baayak tersebut, ikut berpartisipasi untuk pembuatan maupun pendanaan dan bahan bakunya.
"Untuk membuat ini semua swadaya warga sekitar sini, ada yang membantu bahan baku ada juga uang. Alhamdulillah, tahun ini lebih banyak dari tahun lalu, rencananya tahun depan masih akan kami laksanakan dan kemungkinan lebih banyak lagi," tuturnya.
Sementara itu, cucu dari Idar yang bernama Haniah membeberkan seputar bahan pembuatan Bubur Baayak. Yakni meliputi tepung beras, gula pasir, gula merah, santan, air, dan garam secukupnya
Proses pembuatannya melalui tahapan pengayakan atau penyaringan. Bubur Baayak diolah dengan terlebih dahulu membuat adonan kental, yang terbuat dari bahan tepung beras dan garam.
Gula merah direbus sampai menjadi cairan air gula. Setelah mendidih letakkan nyiru atau tampa berlubang kecil-kecil untuk me'ayak adonan. tersebut hingga jatuh ke dalam rebusan air gula tadi.
"Lalu diaduk sampai mengental, apabila butiran adonan tadi timbul kepermukaan, berarti sudah masak. Proses pengadukan ini biasanya membutuhkan waktu cukup lama, kurang lebih 2 jam, makanya untuk memasak bubur ini kami bergantian mengaduk," jelasnya.
Ia menambahkan, tahun ini pihaknya menyiapkan 1000 porsi Bubur Baayak untuk dibagikan kepada masyarakat.
Disamping menjaga tradisi, kegiatan tersebut juga sebagai wadah untuk mempererat kerukunan dan keharmonisan warga. Sehingga, diharapkan kegiatan tersebut tetap terjaga kedepannya.
| Penanganan Buaya Bukan Lagi Wewenang BKSDA tapi KKP |
|
|---|
| Diamanahi untuk Dijaga, Karyawan 51 Tahun Lakukan Tindakan tak Senonoh pada Anak di Kotim |
|
|---|
| Viral Pengendara Motor Gendong Orangutan di Sampit Kalteng, BKSDA Ambil Langkah |
|
|---|
| AKBP Muhammad Fadli Jabat Kepala BNK Kotim |
|
|---|
| DPRD Kotim Dorong Penyelesaian Masalah Sapi Masuk Kebun Warga di Bapeang Lewat Musyawarah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/Bubur-Baayak-fbljhf.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.