Berita Kotim

Sambut Rabu Terakhir Bulan Safar, Warga Sampit Tetap Lestarikan Tradisi Memasak Bubur Baayak 

Warga Sampit tetap melaksanakan tradisi Bubur Bayaak saat menyambut Rabu terakhir di Bulan Safar.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Proses pembuatan Bubur Baayak menyambut Hari Rabu terakhir Bulan Safar yang dilaksanakan masyarakat di Jalan Ir Juanda, Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. 

Proses pembuatannya melalui tahapan pengayakan atau penyaringan. Bubur Baayak diolah dengan terlebih dahulu membuat adonan kental, yang terbuat dari bahan tepung beras dan garam.

Gula merah direbus sampai menjadi cairan air gula. Setelah mendidih letakkan nyiru atau tampa berlubang kecil-kecil untuk me'ayak adonan. tersebut hingga jatuh ke dalam rebusan air gula tadi. 

"Lalu diaduk sampai mengental, apabila butiran adonan tadi timbul kepermukaan, berarti sudah masak. Proses pengadukan ini biasanya membutuhkan waktu cukup lama, kurang lebih 2 jam, makanya untuk memasak bubur ini kami bergantian mengaduk," jelasnya. 

Ia menambahkan, tahun ini pihaknya menyiapkan 1000 porsi Bubur Baayak untuk dibagikan kepada masyarakat. 
Disamping menjaga tradisi, kegiatan tersebut juga sebagai wadah untuk mempererat kerukunan dan keharmonisan warga. Sehingga, diharapkan kegiatan tersebut tetap terjaga kedepannya. 


 

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved