Liga 1 2023

Aremania Wajib Tahu, Kondisi Miris Stadion Kanjuruhan Usai Tragedi Arema FC vs Persebaya di Liga 1

Kondisi miris Stadion Kanjuruhan usai tragedi gas air mata Arema FC vs Persebaya Liga 1 2022

|
Editor: amirul yusuf
SURYAMALANG.COM/Purwanto
Aremania ricuh di Stadion Kanjuruhan, buntut kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya 2-3, Sabtu (1/10/2022) malam. Kondisi miris Stadion Kanjuruhan usai tragedi gas air mata Arema FC vs Persebaya Liga 1 2022 

TRIBUNKALTENG.COM - Tragedi Kanjuruhan di laga Arema FC vs Persebaya dalam laga Liga 1 Indonesia sudah berlalu sekitar 10 bulan. 

Duka mendalam pun dialami Indonesia karena tragedi tersebut.

Terbaru, beredar video yang memperlihatkan kondisi miris Stadion Kanjuruhan usai tragedi gas air mata yang menelan ratusan korban.

Berbeda dengan sebelum terjadinya insiden, kini Stadion Kanjuruhan tampak terbengkalai dan kurang terurus.

Video kondisi terkini Stadion Kanjuruhan itu viral di Media Sosial dan diunggah oleh akun Instagram @terang_media, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Persib Bandung Dapat Sanksi Berat Gegara Ciro Alves, Marc Klok dan Putu Gede, Rp 225 Juta Melayang

Baca juga: Degradasi Pemain Timnas U17 Indonesia, Bima Sakti Targetkan 26 Pemain ke Piala Dunia U17 2023

Dalam video tersebut tampak kondisi di dalam Stadion Kanjuruhan yang sudah ditumbuhi rumput hingga setinggi lutut orang dewasa.

Akibat rumput yang sudah meninggi, lapangan tempat para Pemain Bola berlaga pun sudah tak terlihat.

Garis-garis pembatas yang dibuat di lapangan juga sudah tak lagi tampak dan menghilang

Beberapa fasilitas pun terlihat mulai usang akibat tak terurus.

Di pinggir lapangan juga tergeletak pagar-pagar pembatas yang berserakan.

Memang sejak peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu, Stadion Kanjuruhan sudah tak pernah lagi dipakai.

"Kondisi Stadion Kanjuruhan, Tak Terawat Setelah Tragedi Gas Air Mata.

Semak belukar tumbuh dan menutupi area lapangan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Sejak peristiwa tragedi Kanjuruhan, lapangan sepak bola tersebut tidak pernah digunakan lagi sehingga ditumbuhi semak belukar, sementara pelaksanaan renovasi hingga kini belum pasti," tulis akun tersebut.

Sekedar diketahui,  Tragedi Kanjuruhan adalah sebuah peristiwa mencekam yang terjadi pada dunia sepak bola.

Tragedi itu terjadi di Malang, Jawa Timur, Indonesia pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Akibat dari tragedi itu 127 orang meninggal dunia.

Jumlah korban yang meninggal dunia 34 di antaranya meninggal dunia di stadion dan sisanya di rumah sakit.

Selain itu, terdapat pula 180 orang yang masih dirawat di rumah sakit.

Korban yang meninggal dunia pada Tragedi Kanjuruhan, Malang Indonesia ini adalah suporter sepak bola dan dua anggota Polri.

Penyebab meninggalnya para suporter yakni terinjak-injak.

Selain itu, penyebab lainnya adalah sesak nafas akibat semprotan gas air mata yang dilakukan oleh jajaran keamanan.

Insiden kerusuhan bermula saat Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3.

Seusai pertandingan, ribuan Aremania mendesak masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan Malang.

Melihat ribuan suporter masuk ke lapangan, pihak keamanan dari Polri dan TNI langsung melakukan pengamanan.

Kejadian berlanjut dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan petugas keamanan.

Lantaran kalah jumlah personel dan suporter tak dapat dikendalikan, petugas keamanan akhirnya mengeluarkan gas air mata.

Ada juga gas air mata yang mengarah ke tribun sehingga membuat suporter berusaha menyelamatkan diri.

Lantaran berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, banyak suporter, baik pria maupun wanita yang jatuh dan terinjak.

Banyak juga yang mengalami sesak napas hingga akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri.

Baca juga: Inter Miami ke Semifinal Piala Liga MLS 2023, Lionel Messi Tolak Penalti dan Selalu Cetak Gol

Baca juga: Ajakan Paulo Dybala ke AS Roma untuk Pemain Fiorentina, Harapan Jose Mourinho di Liga Italia

Insiden di Kanjuruhan merupakan tragedi stadion sepak bola terbesar kedua dalam sejarah jika melihat jumlah korban meninggal.

Adapun kejadian paling memilukan dalam sejarah sepak bola terjadi pada 24 Mei 1964 di Estadio Nacional, Lima, Peru.

Saat itu, Peru bertanding melawan Argentina dalam kualifikasi Olimpiade. Peru tertinggal 0-1 dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir.

Namun, gol penyama kedudukan Peru dianulir oleh wasit. Hal itu kemudian menimbulkan kerusuhan yang mengakibatkan 328 orang tewas.

(TRIBUN KALTENG)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved