Badminton

PBSI Buka Suara Soal Viktor Axelsen Curhat Kena Denda dan Belum Terima Hadiah Indonesia Open 2023

Viktor Axelsen mengkritik Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Karena Denda dan Belum Terima Uang Hadiah Indonesia Open 2023

Editor: amirul yusuf
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Viktor Axelsen mengkritik Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Karena Denda dan Belum Terima Uang Hadiah Indonesia Open 2023 

TRIBUNKALTENG.COM - Pebulutangkis nomor 1 dunia, Viktor Axelsen mengkritik Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena memberikan denda kepadanya tetapi di satu sisi tidak memenuhi kewajibannya.

Juara Olimpiade tersebut terancam terkena denda sebesar 5000 dolar AS (sekitar 75,7 juta rupiah) karena mangkir dari Singapore Open 2023 pada awal Juni lalu.

Axelsen mencibir BWF karena dia masih belum menerima hadiah dari Indonesia Open 2023. Pemain asal Odense ini berhak atas uang senilai 12.000 dolar AS (Rp181,8 juta) karena menjadi juara.

Baca juga: AS Roma Dapat Isyarat dari Gianluca Scamacca, Mourinho Kedatangan Pemain Liga Inggris di Liga Italia

Baca juga: Jadwal Bola Hari Ini Timnas Indonesia vs Thailand Live Inews TV, Arsenal Main Pramusim Liga Inggris

PBSI melalui Kepala Bidang Humas dan Media, Broto Happy, angkat bicara mengenai polemik distribusi hadiah uang Indonesia Open 2023.

Perkara prize money muncul setelah tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen, mengeluh melalui cuitan di akun Twitternya, @ViktorAxelsen, pada Rabu (12/7/2023).

Statuta BWF tentang Peraturan Kompetisi Umum mengatur hadiah turnamen kelas dua seperti Indonesia Open 2023 untuk didistribusikan paling lambat tiga pekan setelah turnamen berakhir.

Distribusi hadiah melalui tiga tahap yaitu dari panitia turnamen ke BWF, lalu dari BWF "tanpa penundaan" ke federasi bulu tangkis negara tempat pemain bernaung.

Indonesia Open 2023 selesai pada 18 Juni 2023 sehingga tenggat waktu penyerahan uang hadiah ke BWF adalah 10 Juli 2023.

Turut tersangkut dalam polemik, PBSI menegaskan bahwa panitia Indonesia Open 2023 telah menyerahkan hadiah uang bagi para pemain ke BWF.

"Distribusi pembagian prize money kepada juara sebuah bulu tangkis adalah tugas federasi bulu tangkis dunia, dalam hal ini adalah BWF," ujar Broto Happy.

"Panitia penyelenggara Kapal Api Group Indonesia Open 2023 melalui PP PBSI sudah menunaikan semua kewajiban dan tanggung jawab kepada BWF pada 5 Juli 2023."

"Ini lima hari lebih lebih cepat sebelum batas waktu yang ditentukan dan BWF juga sudah mengonfirmasi telah menerimanya."

"Jadi kami berharap PP PBSI tidak lagi dilibatkan dalam polemik yang terjadi dan semoga isu ini tidak menjadi bola liar," pungkasnya.

Dalam kicauan lainnya Axelsen turut mengkritik kebijakan BWF dalam distribusi hadiah uang karena harus melalui perantara.

"Saya belum mengerti. Ada yang salah dengan prosedur ini. Mengapa harus ada dua perantara sebelum (hadiah uang) mencapai rekening pemain," ujarnya.

Adapun mengenai potensi hukuman denda yang diterima dari BWF, Axelsen tersandung peraturan "Kewajiban Pemain Berkomitmen Top".

Sebagai tunggal putra top 15 dunia, Axelsen turut diwajibkan untuk tampil di turnamen World Tour level Super 750 dan Super 1000.

Singapore Open sendiri naik kelas pada tahun ini dari Super 500 menjadi Super 750. Adapun Indonesia Open levelnya lebih tinggi yaitu Super 1000.

Alasan Axelsen mundur dari turnamen yang akhirnya dimenangi Anthony Sinisuka Ginting tersebut adalah pemulihan cedera hamstring.

BWF mengetahui masalah cedera ini, tetapi Axelsen tetap hendak dihukum.

Ada ketentuan lain bahwa pemain harus menghadiri event yang dimaksud selama minimal dua hari dan terlibat dalam acara bersama media yang dijadwalkan BWF.

BWF baru memberikan pengecualian apabila Axelsen bisa memberikan bukti medis yang tidak memungkinkannya untuk melakukan perjalanan ke Singapura.

Baca juga: LINK iNews TV Hasil Indonesia vs Thailand Live Streaming Semifinal Piala AFF U19 Wanita Hari Ini

Jika menunjuk pada pernyataan PBSI, uang hadiah Axelsen seharusnya berada di tangan BWF atau Badminton Danmarks alias PBSI-nya Denmark.

"Sebagai permulaan, dengan tiket penerbangan, hotel, dan penerbangan pulang, (bujet) kami sudah mendekati 5 ribu dolar," ungkap Axelsen.

"Ini ditambah dengan tidak dapat melakukan rehabilitasi dan latihan yang tepat untuk bisa siap bertanding di event level 1000 mereka."

"Ironisnya, kami masih belum menerima uang hadiah dari Indonesia Open yang seharusnya sudah ada di rekening pemain. Oh ironisnya!"

(TRIBUN KALTENG)

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved