Idul Fitri 2023

Bacaan Takbir Idul Fitri 1444 H, Keutamaannya di Momen Lebaran Saat Sholat Ied Ramadhan 2023

Pemerintah Indonesia menetapkan Idul Fitri 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Berikut bacaan takbir dan keutamaannya.Hari ini Muhammadiyah.

Editor: Nia Kurniawan
Tribunnews/Herudin
Suasana takbiran Idul Fitri di Masjid Istiqlal Jakarta. Pemerintah Indonesia menetapkan Idul Fitri 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Berikut bacaan takbir dan keutamaannya.Hari ini Muhammadiyah. 

TRIBUNKALTENG.COM - Akhirnya Pemerintah Indonesia menetapkan Idul Fitri 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Berikut bacaan takbir dan keutamaannya.

Pun, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menginformasikan akan merayakan Idul Fitri 2023 pada Jumat, 21 April 2023. 

Mengumandangkan takbir di malam Idul Fitri 1444 H merupakan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW.

Ternyata ada dua jenis takbir yang dapat dikumandangkan, simak juga bacaan, tata cara dan keutamaannya.

Baca juga: Niat Mandi Wajib Lengkap Tata Cara Jelang Sholat Ied Hari Raya Idul Fitri 2023, Pria dan Wanita

Baca juga: Ucapan Idul Fitri 2023 yang Benar Minal Aidin Wal Faidzin atau Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Disarikan dari beberapa sumber, takbir ada dua jenis yakni Takbir Mursal dan Takbir Muqayyad.

Takbir Mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu sehingga dianjurkan sepanjang malam.

Seperti takbir di malam Idul Fitri dan Idul Adha.

Waktu melaksanakan Takbir Mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam hingga imam melakukan takbiratul ihram Sholat Idul Fitri atau Sholat Idul Adha.

Sementara Takbir Muqayyad merupakan takbir yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai sholat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Waktu pembacaannya adalah setelah Sholat Subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Anjuran pembacaan takbir ini berlandaskan pada surat Al Baqarah ayat 185. 

"Syahru ramadaanallazii unzila fiihil-qur'aanu hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-furqaan, fa man syahida mingkumusy-syahra falyasumh, wa mang kaana mariidan au 'alaa safarin fa 'iddatum min ayyaamin ukhar, yuriidullaahu bikumul-yusra wa laa yuriidu bikumul'usra wa litukmilul'iddata wa litukabbirullaaha 'alaa maa hadaakum wa la'allakum tasykurun."

Artinya:

"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah dengan bertakbir.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved