Preman Pensiun 6
Sinopsis Preman Pensiun 6 Tayang Malam Ini, Kang Mus Comeback, Bang Edi Incar Terminal dan Pasar
Setelah lama ditunggu, Preman Pensiun 6 tayang hari ini di RCTI, mengisahkan kembalinya Kang Mus ke Bandung, ini sinopsisnya
TRIBUNKALTENG.COM - Setelah lama ditunggu, akhirnya Preman Pensiun 6 tayang hari ini di RCTI, mengisahkan kembalinya Kang Mus (Epy Kusnandar) ke Bandung dan Bang Edi yang mengincar terminal dan pasar, berikut sinopsis Preman Pensiun 6.
Preman Pensiun 6 akan tayang di RCTI, Minggu (21/8/2022) ini pukul 18.30 WIB.
Karakter pemain di Preman Pensiun 6 tidak jauh dari episode sebelumnya, dengan tokoh utama tetap Kang Mus, lalu Cecep, Ujang, Kang Murad. Bang Edi, Taslim dan Mawardi.
Dikisahkan setelah lama berada di kampung halaman, Kang Mus memutuskan kembali ke Bandung menemui istri dan anaknya.
Baca juga: Kabar Meninggalnya Kang Mus Preman Pensiun Picu Reaksi Istri Epy Kusnandar, ini Kata Karina Ranau
Baca juga: Siaran TV Lebaran 2022 Preman Pensiun Menunggu Senja, Nonton Aksi Epy Kusnandar alias Kang Mus
Baca juga: Boris Preman Pensiun Ditangkap Polisi, Postingan Terakhir yang Dikomentari Kang Mus, Viral
Dia pun akan kembali menekuni bisnis berjualan kecimpring yang selama ini dikelola Cecep, pasca ditinggal Ujang.
Di bagian lain, usai mengalahkan Darman, Bang Edi mengincar kekuasaan di jalanan (parkir), terminal serta pasar yang dikuasai Taslim dan Mawardi.
Sinopsis Preman Pensiun 6 terungkap dalam video singkat yang diunggah ke Instagram @premanpensiun.mncp
Video itu memperlihatkan momen ketika Kang Mus kembali ke Bandung, setelah lama berada d kampung.
Ujang yang mengetahui rencana kepulangan Kang Mus lantas berencana menjemputnya.
Ia kemudian mengajak Kang Cecep untuk bertemu dan menjemput Kang Mus.
"Kang Mus jadi balik ke Bandung hari ini?" tanya Ujang ke Kang Cecep.
"Jadi," jawab Kang Cecep.
"Kita ketemu di mana?" tanya Ujang lagi.
Sayangnya, Kang Cecep tidak berencana menjemput Kang Mus.
"Saya gak jemput. Kang Mus mau dijemput anaknya," balas Kang Cecep.
Di cerita lain, Bang Edi rupanya sudah merencanakan aksi menguasai beberapa lokasi di Bandung.
Lokasi yang menjadi sasaran Bang Edi, yakni jalanan, pasar, dan terminal.
"Lapor Bang. Ada tiga titik yang bisa kita ambil alih," ujar seorang anak buah Bang Edi.
"Kita harus bergerak sekarang. Kita mulai dari jalanan. Setelah jalanan selesai, kita ke pasar dan terminal," kata Bang Edi.
Mencuat Sejak Awal 2022
Perlu diketahui, sinetron Preman Pensiun 6 sebenarnya sudah ditunggu sejak lama oleh para penggemar.
Bahkan sejak sinetron Preman Pensiun 5 tamat pada 12 Mei 2021 lalu, sudah banyak yang menanyakan apakah sang sutradara, Aris Nugraha, akan melanjutkan ke sekuel keenam.
Misalnya dari akun @ezhiru yang menanyakan, "season6 kang?"
Lalu akun @iimhermawan, "PP 6 banyakin salam olahraganya kang.."
Kemudian akun @rudie_murdiyanto, "PP6 ditunggu"
Melansir Wikipedia, Preman Pensiun adalah sinetron bergenre drama komedi yang ditayangkan di RCTI dan diproduksi oleh MNC Pictures.
Serial ini menceritakan seseorang bernama Bahar sebenarnya hanya preman “kecil”, tetapi wilayahnya cukup luas, selain menjadi “backing” para pedagang kaki lima, juga menguasai sebuah pasar dan terminal.
Kisah yang akan dituturkan dalam serial ini bukanlah perjalanan hidupnya sejak awal, meskipun dalam beberapa dialog terceritakan juga, melainkan kisah di masa tuanya ketika dia memutuskan untuk pensiun.
Masa lalu yang terceritakan dalam dialog adalah Bahar dan temannya, Bagja merantau dari Garut ke Bandung sekitar tahun 1972, ketika dia remaja dan pergi merantau karena keluarganya di kampung sangat miskin.
Di Bandung, Bahar remaja mencari nafkah sebagai penjual tahu, leupeut dan telur asin di bus sebelum keluar terminal.
Penghasilan Bahar kala itu tidaklah besar, hanya pas-pasan, cenderung minim.
Dia menerima itu sebagai rezekinya, tetapi yang tidak bisa dia terima adalah bahwa dia harus membayar pajak pada para preman.
Bahar kemudian berpikir bahwa daripada dipungut “pajak” lebih baik dia yang memungut pajak.
Kemampuan beladiri yang dipelajarinya karena tradisi di kampung dan tekad yang kemudian muncul untuk bertahan dan berjaya di perantauan, membuat dia kemudian nekad perlahan-lahan masuk jaringan premanisme yang menguasai terminal.
Bermula dari hanya sekadar “keset”, lama kelamaan, tahun demi tahun, perlahan-lahan, Bahar kemudian mencapai puncak kekuasaan.
Sepuluh tahun pertama, Bahar hanya menjadi bagian dari kekuasaan sebuah jaringan premanisme, dua puluh tahun selebihnya, Bahar adalah pemegang kekuasaan yang mencengkram jalanan, pasar dan terminal.
Tangan kanannya adalah Muslihat alias Kang Mus, maling amatir yang masuk ke rumahnya sekitar dua puluh tahun silam.
Kang Mus berhasil ditaklukkan hingga tidak sadarkan diri dan baru sadar tiga hari kemudian, di depan Bahar dan polisi.
Setelah tahu bahwa Kang Mus mencuri demi untuk membiayai ibunya masuk rumah sakit, Bahar meminta polisi untuk tidak memproses kasusnya secara hukum.
Bahkan dia menjadikan Kang Mus sebagai saudaranya dan persoalan akan diselesaikan secara kekeluargaan.
Lalu Kang Mus diberi uang satu juta yang pada waktu itu merupakan jumlah yang cukup besar.
Setelah seminggu, Kang Mus kembali pada Bahar dengan uang yang masih utuh.
Dia bermaksud mengembalikan uang itu karena sudah tidak membutuhkannya lagi karena sang ibu sudah telanjur meninggal.
Bahar kemudian meminta Kang Mus untuk bekerja padanya.
Rasa hormat Kang Mus dan kepercayaan Bahar, membuat mereka hanya terpisahkan ketika Bahar meninggal.
Dari sini kisah mengalir menggambarkan perjuangan Kang Mus mengajak dan terus mendampingi para anak buah Bahar bertahan hidup setelah 'pensiun' dari dunia hitam. (*)