Berita AS Roma
AS Roma Tak Cuma Juara UEFA Conference Eropa, Tammy Abraham Top Skor UECL Bahagiakan Jose Mourinho
Kini talia memiliki utang yang semakin besar kepada Jose Mourinho setelah AS Roma menjuarai UEFA Conference League ( UECL )
TRIBUNKALTENG.COM - Seusai mengantar AS Roma meraih trofi UEFA Conference League, nama Jose Mourinho tercatat dalam sejarah. Tammy Abraham juga top skor.
Ya, Jose Mourinho menjadi pelatih pertama di dunia yang sukses menjadi juara Liga Champions, Liga Eropa, dan Liga Konferensi Eropa.
Kini talia memiliki utang yang semakin besar kepada Jose Mourinho setelah AS Roma menjuarai UEFA Conference League ( UECL )
Kejayaan klub-klub Italia di kompetisi antarklub Benua Eropa bergantung pada satu sosok, Jose Mourinho.
Baca juga: Perasaan Berkecamuk Mourinho Bawa AS Roma Juara Liga Konferensi Eropa 2022, the Spesial One Menangis
AS Roma menjadi bukti terbaru usai memenangi UEFA Conference League dengan mengalahkan Feyenoord lewat skor 1-0 pada final yang digelar di Stadion Air Albania, Rabu (25/5/2022) waktu setempat atau Kamis dini hari WIB.
Italia pun kini memiliki wakil yang mampu tampil sebagai juara di kancah Benua Eropa.
Kemenangan AS Roma menjadi pelipur lara setelah tidak ada klub asal Italia yang mampu mencapai final Liga Europa dan Liga Champions.
Jika dirunut ke belakang, memang hanya Mourinho yang sanggup melakukan hal tersebut dalam 12 tahun terakhir.
Dilansir BolaSport.com dari Squawka, trofi terakhir klub Italia di level Eropa diraih oleh Inter Milan pada musim 2009-2010.
Saat itu, Jose Mourinho menjabat sebagai pelatih yang mengantar Inter Milan menjuarai Liga Champions.
Setelah kemenangan Inter Milan, klub-klub Italia lain justru kesulitan berjaya di level Eropa.
Juventus sempat dua kali melaju ke final Liga Champions pada musim 2014-2015 dan 2016-2017.
Namun, Juventus harus takluk dari dua wakil Liga Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
Nasib wakil Italia di Liga Europa justru lebih mengenaskan lagi.
Selama 12 tahun terakhir, hanya satu tim yang berhasil masuk babak final, yakni Inter Milan.
Inter Milan berkesempatan menantang Sevilla pada final Liga Europa musim 2019-2020.
Akan tetapi, Sevilla tampil lebih unggul dan akhirnya meraih trofi setelah menang 3-2.
Kegagalan demi kegagalan tersebut akhirnya kembali diselamatkan oleh Mourinho.
Sejak meninggalkan Inter Milan pada 2010, Mourinho baru melatih klub Liga Italia lagi pada musim 2021-2022.
Kembalinya Mourinho ke Liga Italia menumbuhkan ikatan yang spesial dengan AS Roma.
AS Roma, yang sudah 14 tahun tanpa gelar, berhasil merasakan buah tangan dingin Mourinho.
Pelatih asal Portugal tersebut sejatinya memang spesialis final kompetisi Eropa.
Dalam lima kesempatan final yang ia dapat, Mourinho selalu mampu membawa pulang trofi.
Catatan apik Mourinho diawali dengan membawa Porto menjuarai Piala UEFA dan Liga Champions.
Kemenangan di final Liga Champions kembali terulang saat Mourinho melatih Inter Milan.
Saat menangani Manchester United, Mourinho juga berhasil meraih gelar Liga Europa.
Kini AS Roma akhirnya merasakan hadiah istimewa dari pria berjuluk The Special One tersebut.
Lebih menohok lagi, terakhir kali klub Italia menjadi juara di kompetisi eropa terjadi pada tahun 2010 saat Inter Milan menjadi kampiun di Liga Champions.
Saat itu Jose Mourinho adalah juru taktik yang memimpin Inter Milan.
Sejarah pun kembali terulang, setelah harus menunggu 12 tahun lamanya, akhirnya ada klub Italia lagi yang mampu meraih trofi Eropa.
Dan Jose Mourinho-lah yang kembali sukses mengantar klub Italia mencapai kesuksesan.
AS Roma diantarnya menjuarai Liga Konferensi setelah mengalahkan Feyenoord dengan skor 1-0 di laga final.
Ya, di bawah asuhan Jose Mourinho, AS Roma memang tak terlalu mentereng di Liga Italia.
Roma hanya bertengger di posisi enam klasemen Liga Italia dengan torehan 63 angka dari 38 pertandingan.
Namun di ajang kontinental, tepatnya Europa Conference League, Jose Mourinho sukses membawa AS Roma tampil apik dan lolos hingga babak final.
Juru taktik asal Portugal itu pun memiliki kans besar untuk merengkuh trofi pertamanya bersama AS Roma, di debut kepelatihannya bersama tim berjuluk Giallorossi itu.
Ya, Mourinho memang sangat serius dalam mengawali karirnya bersama Giallorossi musim ini.
Di bawah Mourinho, Roma jadi klub Liga Italia yang paling banyak mengeluarkan uang di bursa transfer musim panas 2021.
Gelontoran dana 97 juta Euro atau sekitar Rp 1,6 triliun dikeluarkan Roma untuk memboyong pemain keinginan The Special One.
Deretan pemain tersebut adalah Eldor Shomurodov, Rui Patricio, Roger Ibanez, dan Tammy Abraham.
Nama yang disebutkan terakhir menjadi pembelian paling mahal kedua Roma sepanjang sejarah.
Ia didatangkan Giallorossi dari Chelsea dengan harga 40 juta euro atau sekitar Rp 670 miliar.
Datangnya Mourinho dan pemain-pemain baru membuat Roma sekarang dinilai jauh lebih meyakinkan ketimbang musim lalu, saat dilatih Paulo Fonseca.
Dan benar saja, perlahan tapi pasti, AS Roma berkesempatan mengunci posisi 5 klasemen Liga Italia dan memastikan tiket ke Liga Eropa musim depan.
Babak final ajang Europa Conference League juga sukses The Special One raih, dengan mengalahkan Leicester City di babak semi final.
AS Roma akan ditantang Feyenoord pada partai puncak, jelas pasukan Jose Mourinho lebih diunggulkan dari tim asal Belanda itu.
Lalu, apa kunci The Special One hingga mampu membawa Roma tampil meyakinkan musim ini?
Kepintaran Mourinho dalam memaksimalkan kualitas pemain adalah kuncinya. Beberapa pemain Roma mampu dibuat Mourinho tampil lebih menjanjikan.
Bersama Mourinho, Giallorossi bermain dengan dua skema, yaitu 3-5-2 dan 4-2-3-1, skema itu hampir mirip seperti apa yang dia tunjukkan bersama Spurs musim lalu.
Namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam Mourinho memanafaatkan kualitas pemainnya.
Di Roma ia memiliki gelandang box to box yang dapat mencetak gol, sedangkan di Spurs tidak.
Orang itu adalah Jordan Veretout, Sebagai gelandang box to box, Veretout tidak hanya diandalkan Mourinho untuk menjelajah lini tengah, namun juga mencetak gol dan memberi assist.
The Special One memberi kebebasan kepada Veretout untuk bergerak dalam posisi yang lebih tinggi ketimbang gelandang serang, itu membuat Veretout berada tepat di belakang Abraham dan Pellegrini.
Hasilnya pun terbukti, dengan strategi tersebut, Veretout menjadi salah satu gelandang paling subur di AS Roma musim ini dengan torehan 4 gol dan 10 assist.
Selanjutnya, ada nama Lorenzo Pellegrini, pemain asal Italia tersebut juga dibuat Mourinho menjadi gelandang yang rajin mencetak gol, jumlah gol Pellegrini mencapai 13 gol.
Pellegrini yang sebelumnya lebih dimaksimalkan sebagai penyuplai bola, berubah menjadi gelandang yang lebih banyak berada di kotak penalti.
Permainan pragmatis Mourinho membuat ia tak terlalu butuh seorang playmaker yang kuat dalam membagi bola, itu yang membuat Pellegrini dialihfungsikan menjadi penyerang lubang.
Selain memaksimalkan 2 pemain gelandangnya, The Special One juga tak lupa memoles pemain termahal mereka, Tammy Abraham.
Kontribusi Tammy untuk Roma musim ini cukup mentereng dari 52 pertandingan ia berhasil mencetak 27 gol dan 5 assist.
Dalam skema yang diterapkan Mourinho, Tammy bukan hanya menjadi striker yang ditugaskan untuk mencetak gol.
Lebih dari itu, Mourinho membuat ia menjadi stiker yang rajin cetak assist dan mampu memberi ruang untuk lini kedua yang diisi oleh Lorenzo Pelegrini.
Hal itu juga sukses Mourinho lakukan saat melatih Harry Kane di Spurs.
Di tangannya, Kane menjelma menjadi striker serba bisa dengan sumbangan 23 gol dan 14 assist dari 35 pertandingan di Liga Inggris.
Prestasi serupa pun hampir diciptakan oleh Tammy bersama Roma musim ini. Hanya saja catatan assist Tammy tak sementereng Harry Kane.
Namun itu saja sudah cukup untuk membuat AS Roma tampil apik di ajang kontinental, nama Tammy pun juga bertengger menjadi top skor Uefa Conference League dengan dulangan 9 gol.
Ya, tangan dingin Mourinho sejauh ini mampu mengubah Roma menjadi tim yang lebih kuat.
Berbagai perubahan yang ia lakukan, mampu diimplementasikan dengan baik oleh para pemainnya.
Menjadi spesial, Mourinho mampu memberi trofi UEFA Conference League untuk Giallorossi di musim ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/Jose-Mourinho-juara6.jpg)