Tadarus Ramadhan 2022

Tadarus Ramadhan 2022, Surat Abasa Amalan Bahagia Sambut Hari Akhir, Arab, Latin & Terjemahan

Tadarus Ramadhan 2022 kali mengupas tentang Surat Abasa lengkap tulisan Arab, Latin, terjemahan dan keutamaannya

Editor: Dwi Sudarlan
Tribun Jateng
Ilustrasi Surat Abada dalam Tadarus Ramadhan 2022. 

TRIBUNKALTENG.COM - Tadarus Ramadhan 2022 kali mengupas tentang Surat Abasa lengkap tulisan Arab, Latin, terjemahan dan keutamaannya.

Bagi sobat muslim, Al Quran adalah kitab suci sekaligus tuntunan dan pedoman hidup sehingga Tadarus Al Quran hendaknya dijadikan rutinitas, terlebih di bulan Ramadhan 2022.

Tadarus Al Quran setiap hari sangatlah dianjurkan bagi sobat muslim terutama pada Ramadhan 2022, banyak surat yang bisa diamalkan demi kebaikan di dunia dan akhirat, di antaranya Surat Abasa.

Surat Abasa memiliki keutamaan kebahagiaan menyambut hari akhir atau kiamat.

Baca juga: Tadarus Ramadhan 2022: Surat Al Mumtahanah Lengkap Tulisan Arab, Latin, Terjemahan & Keutamaannya

Baca juga: Tadarus Ramadhan 2022, Surat Al Ahqaf untuk Pendusta, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan

Baca juga: Tadarus Ramadhan 2022, 96 Ayat Surat Al Waqiah Lengkap Tulisan Arab, Latin, Terjemahan & Keutamaan

Pendiri Rumah Fiqih Indonesia, Ustadz Ahmad Sarwat Lc MA menjelaskan, dalam Surat Abasa disebutkan Allah pernah mengingatkan Nabi Muhammad SAW karena bermuka masam kepada seorang yang minta diajarkan tentang agama yang dibawanya.

"Kalau seandainya Al Quran itu karangan beliau, pastilah tidak akan ada ayat yang mengkritik sikap beliau. Logikanya, mana mungkin seorang pengarang buku menjelekkan diri sendiri dalam bukunya. Satu-satunya kemungkinan adalah bahwa Al Quran bukan karangan beliau. Dan sesungguhnya memang bukan karangan beliau, melainkan datang dari sisi Allah SWT," kata dia seperti dilansir dari laman Rumah Fiqih Indonesia, beberapa waktu lalu.

Dari terjemahannya, Surat Abasa memang memiliki beberapa kandungan dalam surahnya.

Seperti Nabi Muhammad SAW yang mendapat teguran dari Allah SWT karena telah bermuka masam kepada sahabat yang buta.

Sahabat tersebut bernama Ibnu Ummi Maktumah.

Selanjutnya Surat Abasa berisi nilai pentingnya Al Quran hingga beragam kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada setiap hambanya.

Mengutip dari Buku Juz Amma, Surat Abasa merupakan surah ke-80 yang diturunkan setelah Surah An Najm.

Surat Abasa juga tergolong sebagai surah makkiyah karena diturunkan di Makkah.

Jumlah ayatnya ada 42.

Dalam Al Quran, Surat Abasa menempati juz 30 tepatnya setelah Surat An Naziat (wanna ziaa ti gharqaa).

Nama Abasa diambil dari awal bacaan ayat pertama.

Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, Abasa bermakna bermuka masam.

Selengkapnya simak bacaan Surat Abasa lengkap dalam Tulisan Arab, Latin dan terjemahannya.

عَبَسَ وَتَوَلّٰىٓۙ

Abasa wa tawallaa.

"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling."

اَنْ جَاۤءَهُ الْاَعْمٰىۗ

An jaa 'ahul a' maa.

"Karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)."

وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰىٓۙ

Wa maa yudrīka la'allahuu yazzakkaa.

"Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa)."

اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰىۗ

Au yadzzakkaru fa tanfa 'ahudzziikraa.

"Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?"

اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰىۙ

Ammaa manistagnaa.

"Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy)."

فَاَنْتَ لَهٗ تَصَدّٰىۗ

Fa anta lahuu tashaddaa.

"Maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya."

وَمَا عَلَيْكَ اَلَّا يَزَّكّٰىۗ

Wa maa 'alaika al laa yazzakkaa.

"Padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman)."

وَاَمَّا مَنْ جَاۤءَكَ يَسْعٰىۙ

Wa ammaa man jaa 'aka yas 'aa.

"Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)."

وَهُوَ يَخْشٰىۙ

Wa huwa yakhsyaa.

"Sedang dia takut (kepada Allah)."

فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ

Fa anta 'an hu talahhaa.

"Engkau (Muhammad) malah mengabaikannya."

كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ

Kallaa innahaa tadzkirah.

"Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan."

فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗ ۘ

Fa man syaa 'adzakarah.

"Maka barangsiapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya."

فِيْ صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍۙ

Fii shuhufimmukarramah.

"Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah)."

مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢ ۙ

Marfuu 'atim muṭahharah.

"Yang ditinggikan (dan) disucikan."

بِاَيْدِيْ سَفَرَةٍۙ

Bi 'aidii safarah.

"Di tangan para utusan (malaikat)."

كِرَامٍۢ بَرَرَةٍۗ

Kiraamim bararah.

"Yang mulia lagi berbakti."

قُتِلَ الْاِنْسَانُ مَآ اَكْفَرَهٗۗ

Qutilal insaanu maa akfarah.

"Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!"

مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ

Min ayyi syai 'in khalaqah.

"Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?"

مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ

Min nuthfatin khalaqahuu fa qaddarah.

"Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya."

ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهٗۙ

Tsummassabiila yassarah.

"Kemudian jalannya Dia mudahkan."

ثُمَّ اَمَاتَهٗ فَاَقْبَرَهٗۙ

Tsumma amaatahuu fa aqbarah.

"Kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya."

ثُمَّ اِذَا شَاۤءَ اَنْشَرَهٗۗ

Tsumma idzaa syaa 'a ansyarah.

"Kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali."

كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ اَمَرَهٗۗ

Kallaa lammaa yaqdzi maa amarah.

"Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang Dia (Allah) perintahkan kepadanya."

فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ

Falyangdzuril insaanu ilaa tha 'aamih.

"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya."

اَنَّا صَبَبْنَا الْمَاۤءَ صَبًّاۙ

Annaa shababnal maa 'a shabbaa.

"Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)."

ثُمَّ شَقَقْنَا الْاَرْضَ شَقًّاۙ

Tsumma syaqaqnal ardha syaqqaa.

"Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya."

فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّاۙ

Fa ambatnaa fiihaa habbaa.

"Lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian."

وَّعِنَبًا وَّقَضْبًاۙ

Wa 'inabaw wa qadhbaa.

"Dan anggur dan sayur-sayuran."

وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًاۙ

Wa zaituunaw wa nakhlaa.

"Dan zaitun dan pohon kurma."

وَّحَدَاۤئِقَ غُلْبًا

Wa hadaa 'iqa gulbaa.

"Dan kebun-kebun (yang) rindang."

وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا

Wa faakihataw wa abbaa.

"Dan buah-buahan serta rerumputan."

مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ

Mataa 'al lakum wa li 'an'aamikum.

"Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu."

فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ

Fa idzaa jaa 'atisshaakh.

"Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua)."

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ

Yauma yafirrul mar 'u min akhiih.

"Pada hari itu manusia lari dari saudaranya."

وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ

Wa ummihii wa abīh.

"Dan dari ibu dan bapaknya."

وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ

Wa shoohibatihii wabaniih.

"Dan dari istri dan anak-anaknya."

لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ

Likullimri 'im min hum yauma 'idzin sya' nuy yugniih.

"Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya."

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ

Wujuuhuy yauma 'idziim musfirah.

"Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri."

ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ

Dzaahikatum mustabsyirah.

"Tertawa dan gembira ria."

وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ

Wa wujuuhuy yauma 'idziim 'alaihaa gabarah.

"Dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram)."

تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ

Tarhaquhaa qatarah.

"Tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan)."

اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ

Ulaa 'ika humul kafaratul fajarah.

"Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka." (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved