MotoGP Mandalika
Ternyata Ini Alasan Rara Menolak Jadi Pawang Hujan Lagi di MotoGP Mandalika Tahun Depan
Rara pawang hujan mengatakan tidak bersedia digunakan lagi sebagai pengendali hujan di ajang MotoGP Mandalika, tahun depan
TRIBUNKALTENG.COM, LOMBOK TENGAH - Pernyataan mengejutkan diucapkan Rara Isti Wulandari alias Rara pawang hujan MotoGP Mandalika.
Rara pawang hujan mengatakan tidak bersedia digunakan lagi sebagai pengendali hujan di ajang MotoGP Mandalika, tahun depan.
Apakah kapol atau jera menjadi perbincangan dunia sehingga tidak mau lagi? Rara pawang hujan tidak menjawab secara tegas, dia hanya menyebut akan kuliah.
Awalnya, Rara pawang hujan menjawab tudingan sebagian orang yang menilai dia gagal mengendalikan hujan.
Baca juga: Rara Pawang Hujan MotoGP Mandalika Mendunia, Honor Capai Ratusan Juta, Direkomendasi Erick Thohir
Baca juga: Benarkah Rara Gagal Kendalikan Hujan di MotoGP Mandalika? Aksinya Ditiru Fabio Quartararo
Baca juga: Kata Marques Usai Kecelakaan di MotoGP Mandalika: Ini Memalukan Tetapi Juga Keputusan Terbaik
Memang hujan deras disertai petir sempat terjadi di Sirkuit Mandalika sehingga ditunda sekira 1 jam.
Mengenai hal itu, Rara Isti Wulandari alias Rara pawang hujan justru mengungkapkan fakta lain mengenai aksinya yang dianggap gagal itu.
Melansir Facebook Live Tribun Lombok, Rara justru mengatakan bahwa aksinya terbilang berhasil.
"Karena permintaan penyelenggara justru dingin. Meski memang tidak sampai hujan. Karena aspal di sirkuit sudah sangat panas. Selain karena cuaca, aspal tersebut memang baru diganti dan harus didinginkan," terang Rara pawang hujan
Sebelumnya, Rara pawang hujan juga sempat menjelaskan tentang turunnya hujan di Sirkuit Mandalika.
Dia mengaku ada banyak kejadian di luar rencana yang terjadi saat itu.
Termasuk ketika tidak bisa masuk ke sirkuti karena adanya kurang koordinasi penyelenggara.
"Sebenarnya kalau pawang hujan harusnya diberi all access. Tapi tadi aku sempat berhenti di pintu B1 karena macet, ada presiden mau masuk. Jadi aku harus jalan jauh," jelasnya.
Karena itu, ketika Rara pawang hujan hendak melakukan aksi mengendalikan hujan, dia sudah melihat awan turun dan mengeluarkan air.
Sehingga yang bisa dia lakukan hanya meminta agar hujannya tidak begitu deras.

Sementara itu, Rara mengaku tidak masalah dengan adanya orang-orang yang tidak percaya dengan ritual pawang hujan.
"Nggak masalah, yang penting buktinya ada. Race berhasil digelar dengan adanya hujan yang turun," ungkapnya.
Terkait aksinya yang viral di media sosial hingga menjadi perhatian publik secara global, Rara mengaku tidak ada niatan untuk itu.
"Saya justru bangga bahwa salah satu upacara adat di Indonesia bisa diketahui publik," tuturnya.
Tak hanya itu, Rara juga mengungkapkan rencananya di masa depan jika nanti diminta untuk melakukan tugas serupa lagi.
"Kalau tahun depan diminat melakukan tugas lagi, saya akan menyarankan pawang hujan lokal lainya yang juga lebih mumpuni dari saya," jelasnya.
Ditanya soal alasan, Rara mengaku ingin menlanjutkan kuliah jurusan psikologi.
Aksinya Ditirukan oleh Fabio Quartararo
Fabio Quartararo sebagai salah satu pembalap dengan basis penggemar cukup banyak Indonesia menjadi sorotan karena aksinya menirukan pawang hujan.
Ketika hujan deras mengguyur, pawang hujan yang digunakan memperlihatkan berbagai ritual yang dilakukan dengan berjalan di sekitaran lintasan.
Tak pelak hal itu kemudian menjadi sorotan, baik dari media yang menyiarkan hingga para pembalap, salah satunya Quartararo.
Di tempat yang berbeda, Quartararo terlihat menirukan aksi pawang dengan menggunakan kotak eskrim dan sendok ketika berada di paddock.
Sontak hal itu membuat para penonton cukup terhibur dan tertawa, meski ritual sudah dilakukan namun hujan deras yang mengguyur seolah belum ingin pergi namun perlahjan reda hingga balapan berlangsung.
Kinerja pawang hujan pun dipertanyakan, namun setidaknya usaha telah dilakukan agar balapan di Mandalika berjalan lancar. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Masa Depan Pawang Hujan MotoGP Mandalika Berubah, Akui Tak Mau Terima Job Serupa Tahun Depan, Kapok?