Kata Eko Soal Kalteng Putra Jelang Liga 2 2022, Momen Ricardo Ke Timnas Indonesia Jadi Inspirasi

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Jelang Liga 2 2022, Kalteng Putra mempersiapkan segala hal, pengalaman di Liga 1 2021 jadi catatan Eko Tamamie. Sempat dipanggilnya Ricardo Yohosua oleh Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong juga menginspirasi dan jadi penyemangat.

Ya, catatan Kalteng Putra di Liga 2 2021 Grup D yang berlangsung di Stadion Tuah Pahoe Kota Palangkaraya dan Stadion Batakan Kota Balikpapan tak buruk-buruk amat.

Cukup banyak faktor yang mempengaruhi performa tim dari Bumi Tambun Bungai tersebut, terutama selama gelaran Liga 2 2021 Indonesia Grup D berlangsung.

Faktor tersebut dari pemain cedera, tidak mendapat lapangan berlatih yang bagus saat di Balikpapan, hingga akumulasi kartu yang diterima para pemain.

Baca juga: Persebaya vs PSS Sleman, I Putu Gede Komentari Tim Aji Santoso, Kondisi Pemain Jadi Perhatian

Baca juga: Diincar Jose Mourinho Gabung AS Roma, Facundo Medina Bisa Senasib Tammy Abraham di Liga Italia

Hal tersebut membuat skuad Kalteng Putra memiliki banyak kendala, terutama dalam pergantian pemain.

Demi menghindari hal tersebut, Manajemen Kalteng Putra merencanakan proyek besar untuk kedepannya, agar lahir pemain berpotensi lainnya.

Kepala Pelatih Kalteng Putra, Eko Tamamie mengatakan saat ini Kalteng Putra sedang merencanakan membuat akademi.

“Untuk akademi memang dari Kalteng Putra punya rencana membina pemain muda lokal Kalimantan Tengah ( Kalteng ) yang potensial,” ujarnya saat diwawancara Tribunkalteng.com, Kamis (27/1/2022).

Ada nama Ricardo Yohosua, salah satu pemuda kelahiran Kalteng yang sempat dipanggil pelatih Tim Nasional Indonesia, Shin Tae-yong. Ini menginspirasi dan jadi penyemangat.

Informasi yang dihimpun Tribunkalteng.com, Ricardo Yohosua adalah pemain Persebun U-19 Pangkalanbun, Kotawaringin Barat.

Baca juga: Curhat Pilu Bruno Silva, Akibat Perlakuan PSIS Tak Mendaftarkannya di Liga 1 2021 Putaran 2

Meski belum beruntung lolos seleksi Timnas Indonesia, namun hal tersebut bisa menjadi pemicu munculnya berlian di tanah berlumpur.

Dengan didirikannya akademi Kalteng Putra, pemain muda berbakat lainnya akan semakin mudah dijaring.

Di sisi lain, Eko Tamamie juga hendak mengambil kursus kepelatihan.

“Ya, Insyaallah habis lebaran saya ikut kursus kepelatihan Lisensi A Asian Football Confederation (AFC) atau Konfederasi Sepak Bola Asia,” ungkap Kepala Pelatih Kalteng Putra ini kepada Tribunkalteng.com saat diwawancara.

Terlebih gelaran Liga 2 Indonesia tahun 2022 masih lama akan dimulai.

Eko Tamamie mengatakan bahwa, menunggu digelarnya Liga 2 Indonesia tahun ini, para pemain saat ini sedang pulang ke kampung halamannya.

“Para pemain usai Liga 2 Indonesia Tahun 2021 kemarin, sudah pulang ke kampung halaman masing-masing. Karena liga sudah usai, jadi pemain diliburkan,” tutup Eko Tamamie.

Profil Kalteng Putra 

Kalteng Putra FC adalah klub sepak bola yang berasal dari Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Sekarang Kalteng Putra FC bermain di kompetisi Liga 2, Kalteng Putra FC memiliki julukan Laskar Isen Mulang.

Selain Laskar Isen Mulang, bisa juga di sebut Enggang Borneo yaitu burung asli pulau Kalimantan.

Laskar Isen Mulang sendiri yang berarti "Laskar pantang menyerah."

Kalteng Putra memiliki slogan Ela Mikeh! bahasa Dayak yang berarti Jangan Takut! 

Stadion kandang Kalteng Putra adalah Stadion Tuah Pahoe yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km 5 Palangkaraya.

Sekarang tim Kalteng Putra harus bermain di Liga 2 Indonesia karena terdegradasi dari Liga 1 Indonesia.

Kalteng Putra dulunya adalah Persepar Palangkaraya berdiri 1 januari 1970 dalam bentuk perserikatan.

Saat itu klub perserikatan di Indonesia sebanyak 48 klub.

J J Koetin adalah tokoh sepak bola sekaligus ketua umum Kalteng Putra pertama sejak berdiri, 23 tahun silam.

J J Koetin, saat ini tinggal di Tamiang Layang Kalteng.

Titik bangkit Persepar pada 2001-2005 saat ketua Persepar Andi Hamzah.

Pada 2001, Persepar menjadi peserta Divisi 2 nasional dan berubah menjadi klub bukan lagi sebagai perserikatan.

Karena Persepar sudah menjadi klub nasional, maka Persepar tidak lagi membawahi klub seperti saat perserikatan.

Sejak 2001 Persepar resmi menjadi klub anggota PSSI dan punya hak suara di kongres. 

Usai era Andi Hamzah, ketua umum Persepar berikutnya adalah Tuah Pahoe,  wali kota Palangkaraya.

Di masa Tuah Pahoe nama Persepar mulai dikenal di kancah sepak bola nasional Divisi 1.

Pada Tahun 2005, Persepar diarsiteki Salahudin dan lolos ke Divisi 1 liga indonesia.

Pada tahun 2007 Persepar dilatih Hartono Ruslan.

Pada 2008, tepat 2 tahun menjadi ketua umum, Pak Tuah Pahoe meninggal dunia karena sakit.

Tahun 2008 Persepar masih di Divisi 1 dan diarsiteki Suharto.

Pada 2009 Persepar dilatih oleh Inyong lolombulan, kemudian diganti Nandar Iskandar di putaran dua.

Pada musim 2010 Persepar sempat diarsiteki oleh pelatih lokal Eko Tamamie.

Saat itu Wahyudi F Dirun menjadi ketua umum Persepar.

Berikutnya ketua umum Persepar adalah Tuty Dau.

Musim 2011-2012 Persepar berhasil menjadi juara Divisi Utama, dilatih oleh Agus Sutiyono.

Di musim 2013 ini Persepar sudah berada di puncak tertinggi sepak bola indonesia dan Berlaga di IPL.

Terlepas dari itu, dalam waktu dekat Kalteng Putra akan melakoni kompetisi sepak bola Liga 2 2021.

( Tribunkalteng.com )