Berita Palangkaraya
Pengamat Ekonomi UPR Sebut Kalteng Terdampak Larangan Ekspor Batu Bara, Ini Penjelasannya
Dampak tidak hanya bagi perusahaan eksplorasi batu bara, tetapi secara luas bagi perekonomian Kalteng
Penulis: Pangkan B | Editor: Dwi Sudarlan
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGAKARAYA - Pengamat ekonomi Universitas Palangkaraya (UPR) Fitria menilai larangan ekspor batu bara saat ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk Kalteng.
“Khusus bagi daerah-daerah yang memiliki perusahaan eksplorasi batu bara, salah satunya di Provinsi Kalimantan Tengah,” ujar Fitria Husnatarina, Minggu (9/1/2022).
Menurut Fitria Husnataria, secara spesifik penghentian ekspor batu bara akan berdampak bagi beberapa sektor.
Dampak tidak hanya bagi perusahaan eksplorasi batu bara, tetapi secara luas bagi perekonomian Kalteng.
Baca juga: Hasil Tambang dan Minyak Kelapa Sawit Masih Jadi Primadona Ekspor Kalteng
Baca juga: Perpanjangan PKP2B Perusahaan Tambang Kalteng Tak Berkontribusi Bagi Daerah Diusulkan Dihentikan
“Baik itu kapasitas produksi maupun kapasitas serapan tenaga kerja akan ikut terpengaruh,” ujar Firtia.
Di sisi lain, hubungan pihak ketiga dan kontrak distribusi dari permintaan pasar ekspor yang harus dipenuhi, menjadi sangat terganggu.
Apalagi, larangan ekspor batu bara ini bertepatan dengan mulai bangkitnya aktivitas perekonomian secara global.
“Terutama pasca pandemi, tentunya memberi gambaran bahwa sebenarnya permintaan batu bara sebagai sumber energi masih cukup tinggi,” ungkap Fitria.
Keputusan Indonesia untuk melarang ekspos batu bara, dinilai Fitria, teramat sangat berisiko bagi perekonomian.
“Ya secara tidak langsung, Indonesia seperti membuang kesempatan emas untuk berada pada momentum pasar yang baik," kata dia.
"Alih-alih memanfaatkan kondisi, Indonesia malah seolah-olah menarik diri dari pasar global."
“Jika kebijakan ini demi percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan dan ekonomi hijau, harusnya dilakukan dalam kerangka infrastruktur energi baru dan terbarukan yang sudah terbangun dengan baik atau sudah tersedianya bentuk peralihannya” ungkap Fitria.
Tapi, hal tersebut bergerak lebih lambat di sisi energi baru terbarukan.
Faktanya, kebutuhan energi masih terus harus disupport oleh batu bara.
Innalillahi, Anggota DPRD Kota Palangkaraya Jumatni Tutup Usia |
![]() |
---|
Vaksin Booster 2 di Kalteng Tersedia 53 Ribu Dosis Namun Capaian Tahap 1 Masih Lamban |
![]() |
---|
ASN Bekerja Sebagai Adhoc Pemilu 2024 di Palangkaraya Diawasi, Dituntut Bekerja Profesional |
![]() |
---|
Cegah Karhutla Saat Kemarau, Polda Kalteng dan Polres Jajaran Rapat Strategi Penanganan Kebakaran |
![]() |
---|
Cek Jadwal, Waktu dan Tempat Pelayanan Vaksin Booster ke-2 di Kota Palangkaraya |
![]() |
---|