Maulid Nabi Muhammad 2021
Jadwal Maulid Nabi Muhammad 2021 & Penjelasan Hukum & Dalilnya dari Ustaz Abdul Somad
Jadwal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2021 ini bertepatan dengan hari Senin, 19 Oktober. Simak penjelasan dari Uztaz Abdul Somad
Penulis: Nor Aina | Editor: Rahmadhani
TRIBUNKATENG.COM - Bagi sebagian umat muslim, peringatan maulid Nabi Muhammad SWT masih menjadi pertanyaan, apakah boleh atau tidak. Berikut ini penjelasan dari Uztaz Abdul Somad.
Bulan ini kita memasuki bulan Rabiul Awal 1144 H. Bulan Rabiul Awal juga dikenal bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW, lahir 12 Rabiul Awal di tahun Gajah, lebih tepatnya, Senin tahun 571 dikalender Romawi.
Jadwal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2021 ini bertepatan dengan hari Senin, 19 Oktober.
Beragam pendapat muncul mengenai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Video dan Lirik Sholawat Maulidu Ahmad Jelang Maulid Nabi 2021, Lengkap Tulisan Arab, Latin & Arti
Baca juga: Amalan 4 Sholawat di Bulan Maulid Nabi 2021 untuk Memperlancar Rezeki dan Jauh dari Musibah
Ada yang mengatakan memperingati maulid Nabi Muhammad diperbolehkan, dianjurkan, dan ada pula yang menganggap dho'if.
Dari sejumlah sumber menyebabkan, Maulid adalah waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW, bukan hari ulang tahun,
jika ulang tahun menggunakan kata Ied Milad.
Begitu juga, maulud adalah bayi yang dilahirkan atau orang-Nya.
Disimpulkan bahwa, perayaan maulid nabi adalah sebuah perkumpulan yang dihadirkan motivasi untuk mengajak orang lebih mengenal, mencintai, dan membela Nabi Muhammad SAW.
Memperingati kelahiran maulid nabi memiliki argumentasi yang kuat dan peryaan itu diperbolehkan.
Dilansir dari kanal YouTube Audio Dakwa, dikutip oleh Tribunkalteng.com, Rabu (6/10/2021), dlam ceramahnya Ustaz Abdul Somad mengatakan, memperingati maulid Nabi Muhammad SAW diperbolehkan.
"Ada 300 ribu hadis menerangkan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tidak masalah," kata Uztaz Abdul Somad dilansir dari kanal YouTube Audio Dakwah yang dilansir Tribun Kalteng Rabu (13/10/2021).
Memang ada ulama yang mengatakan kegiatan tersebut termasuk bid'ah tapi hanya sebagian kecil ulama.
Ustaz Abdul Somad memaparkan beberapa hadis serta pendapat ulama besar mengenai dasar diperbolehkannya maulid Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW berpuasa setiap Senin untuk mensyukuri kelahiran dan awal penerimaan wahyu-Nya.
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ” : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ .” رواه مسلم
Artinya: "Dari Abi Qotadah al Anshori RA, sesungguhnya Rasulullah SAW, pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: di hari itu aku dilahirkan dan juga wahyu diturunkan kepadaku." (H R Muslim)
Tidak hanya itu, kita sebagai umat Islam, dianjurkan agar berbahagia atas rahmat dan karunia-Nya.
Allah SWT berfirman dalam Q S Surah Yunus ayat 57 dan 58:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (57) قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (58)
Artinya:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman". (Q S Yunus ayat 57) .
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Q S Yunus ayat 58)
Setiap manusia mempunyai roh, sebagaimana tubuhnya, mengalami gangguan dan penyakit-penyakit.
Oleh karena itu, ia juga memerlukan perawatan dan pengobatan.
Berbagai penyakit yang biasa terjadi pada ruh dan jiwa manusia seperti takabur, berbangga diri, bakhil, hasud dan riya.
Bila penyakit ini menyerang jiwa manusia dan tidak segera diobati, maka ia bisa mengakibatkan kekufuran dan nifak.
Sehingga manusia bisa melenceng dari jalan petunjuk dan hidayat.
Sementara al Quran dengan berbagai peringatan dan janjinya dapat mencegah manusia dari melakukan berbagai perbuatan jahat dan dosa.
Dari sisi lain, kitab suci ini memberikan keterangan dan penjelasan mengenai kufur dan azab Ilahi guna dapat memantik pengertian dan kesadaran manusia.
Sehingga jiwa dan ruhnya menjadi bersih. Dengan demimian diharapkan manusia terjauhkan dari melakukan kejahatan dan dosa.
Sudah barang tentu jiwa dan ruh yang sehat, bersih dan suci agar memudahkan jalan untuk mendapatkan petunjuk dan rahmat Allah.
Oleh karena itu, Allah Swt berkata kepada Nabi-Nya agar menyampaikan kepada orang-orang muslim, sebaik-baik investasi juga sesuatu yang mereka kumpulkan adalah iman kepada kitab suci Allah SWT.
Mengikuti ajaran, petunjuknya, dan hendaknya hati mereka bergembira atas nikmat besar, dan sekali-kali bukan dengan membanggakan kekayaan dunia yang menumpuk.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Al-Quran adalah sebaik-baik obat untuk menyembuhkan hati, jiwa dan ruh yang sakit.
2. Untuk menyembuhkan penyakit dan berbagai problema baik individu maupun sosial dewasa ini, manusia harus mengkaji dan merenungi kitab suci Al-Quran.
3. Al-Quran merupakan harta karun yang lebih baik dari segala kekayaan dunia.
Orang miskin yang sebenarnya adalah orang yang tidak mendapatkan dan mengenyam pendidikan kitab suci Ilahi ini, sekalipun ia memiliki seluruh harta dunia.
Sebaliknya, orang yang kaya adalah orang yang hidupnya bersama Al Quran, sekalipun secara lahiriah ia dalam kesempitan dan tidak mempunyai uang.
Dalil lain juga disebutkan dalam Q S Al Baqarah ayat 129, berbunyi:
رَبَّنَا وَابۡعَثۡ فِيۡهِمۡ رَسُوۡلًا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُوۡا عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الۡكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَ يُزَكِّيۡهِمۡؕ اِنَّكَ اَنۡتَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ
Artinya: "Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab serta mendapatkan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana".
Mereka melanjutkan doanya, "Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri,
baik keturunan kami maupun bukan, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab Al-Qur'an dan Hikmah,
yakni sunah yang berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi, kepada mereka, dan menyucikan jiwa mereka dari syirik dan akhlak yang buruk.
Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa karena tidak seorang pun dapat membatalkan ketetapan-Mu, Mahabijaksana karena Engkau selalu menem pat kan sesuatu pada tempatnya."
Menjaga agar perayaan maulid Nabi Muhammad SAW tidak melenceng dari aturan agama, sebaiknya kita mengikuti etika-etika seperti berikut:
1. Mengisi dengan bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW
2. Berdzikir dan meningkatkan Ibadah kepada Allah SWT
3. Menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan-Nya serta membaca sejarah manusia.
4. Memberi sedekah kepada fakir dan miskin.
5. Meningkatka silaturahmi
6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia adanya merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah kita.
7. Mengadakan pengajian atau majlis ta'lim berikan anjuran untuk kebaikan dan mensuritauladani Rasulullah SAW.
Ustaz Abdul Somad juga memaparkan pendapat dari Ibnu Taiamiah.
Ibnu Taimiah menjelaskan, bahwa mengagungkan hari lahir Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya sebagai perayaan maka akan mendapat balasan pahala besar karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah SAW.
Ada juga pendapat lain dari Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani yang dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad.
"Hukum asal melaksanakan maulid adalah bid'ah, tidak terdapat seorangpun dari kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama). Akan tetapi maulid itu juga mengandung banyak kebaikan dan sebaliknya. Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan-kebaikan dan menghindari yang tidak baik, maka maulid itu adalah bid'ah hasanah," begitu pendapat Hafizh Abnu Hajar Al-'Asqalani.
"Jika senang menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka mati dalam keadaan bertauhid," pungkas Abdul Somad.
(Tribunkalteng.com/Nor Aina)