Update Banjir Kalsel

Lereng Gunung Keramaian Tanahlaut Dikuatirkan Longsor, Warga Belum Berani Pulang

Sekitar 215 orang warga Desa Keramaian, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga Kamis (21/1/2021) hari in

Penulis: Idda Royani | Editor: edi_nugroho
Tribunkalteng.com/idda royani
Warga Desa Tungkaran tenang berada di tempat pengungsian di Ponpes Adda'watuttamah di Desa Telaga. 

Editor: Edi Nugroho

TRIBUNKALTENG.COM, PELAIHARI - Sekitar 215 orang warga Desa Keramaian, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga Kamis (21/1/2021) hari ini, masih bertahan di tempat pengungsian.

Mereka belum berani pulang karena lereng Gunung Keramaian masih labil. Apalagi kadang hujan masih mengguyur meski sejak tiga hari terakhir cuaca terus berangsur membaik.

"Masih takut kalau-kalau longsor lagi. Belum berani pulang," ucar Murni, warga RT 2 Tungkaran kepada banjarmasinpost.co.id.

Baca juga: Warga Martapura Timur Kalsel Datangi Kantor BPBD Banjar, Minta Pengungsi Dilayani

Ungkapan senada diutarakan para pengungsi lainnya. Mereka mengaku masih teramat trauma sejak terjadinya tanah longsor di Gunung Keramaian beberapa hari lalu yang merenggut korban jiwa (satu orang).

Terlebih, longsor susulan masih terjadi. Dentuman keras tanah longsor di pegunungan setempat pada Minggu (17/1/2021) malam lalu benar-benar membuat mereka ketakutan.

"Malam itu juga saya bersama keluarga dan warga lainnya mengungsi, tak peduli meski hujan deras," tutur Murni.

Ia menuturkan tengah malam itu dirinya sangat terkejut dan takut ketika mendengr suara gemuruh yang luar biasa. Apalagi kala itu sedang turun hujan sangat deras dan kondisi gelap.

"Kampung kami letaknya persis di bawah kaki Gunung Keramaian, karena itu rawan banget kalau terjadi longsoran susulan," tandas Titin, warga RT 3 Tungkaran.

Dikatakannya, longsor yang menimpa kampungnya cukup parah. Badan jalan poros setempat hingga penuh dengan onggokan tanah berlumpur.

Perempuan muda ini juga mengaku masih waswas dan belum berani pulang. "Sore kemarin juga masih turun hujan laginmskintidak begitu deras," sebutnya.

Bersama sebelas orang keluarganya, sementara waktu hingga hari ini ia memilih bertahan di tempat pengungsian. Begitu pula warga Tungkaran lainnya.

Pihak Ponpes Adda'watuttammah menyediakan empat ruang kelas untuk tempat istirahat warga Tungkaran yang mngungsi. Lalu, satu ruang untuk tempat pelayanan kesehatan, satu ruangan untuk logistik, satu ruangan untuk dapur umum, dan satu ruangan untuk sekretariat.

Pantauan banjarmasinpost.co.id, para pengungsi tampak nyaman dan tenang berada di Ponpes Adda'watuttammah. Ponpes ini berjarak sekitar tiga kilometer dari Desa Tungkaran.

Lingkungan ponpes yang terletak di tepi jalan poros antardesa tersebut cukup lapang dan bersih. Semua fasillitas dasar tersedia. Pasokan logistik juga lengkap dan cukup banyak.

Sebagian anak terlihat tidur pulas di ruang kelas yang menjadi tempat beristirahat. Sebagian anak-anak lainnya asyik bermain di halaman. (Tribunkalteng.com/idda royani)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved