Kalteng Kita
Sekolah Kembali Undur Jam Masuk Belajar, Kabut Asap Menyebar ke Seluruh Wilayah Kalteng
Titik panas terpantau melalui satelit mencapai ribuan sehingga mengakibatkan kabut asap dampak kebakaran lahan merata hampir ada di 13 kabupaten dan 1
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Kebakaran lahan yang terjadi di Kalimantan Tengah semakin parah. Titik panas terpantau melalui satelit mencapai ribuan sehingga mengakibatkan kabut asap dampak kebakaran lahan merata hampir ada di 13 kabupaten dan 1 kota se Kalteng.
Beberapa warga DAS Barito mengakui, selama ini asap dampak kebakaran lahan jarang sampai ke kabupaten yang ada di DAS Barito. Namun musim kabut asap yang terjadi dalam tahun ini, dampak kebakaran lahan gambut sampai ke sejumlah kabupaten yang ada di DAS Barito.
"Kebakaran lahan yang mengakibatkan kabut asap tebal dalam tahun ini memang sangat parah, karena kabut asapnya sampai ke kabupaten yang ada di DAS Barito. Asap juga menyelimuti kawasan kabupaten yang ada di DAS Barito," ujar Kursani warga Murungraya, Kalteng, Jumat (13/9/2019).
Sementara itu, kabut asap , Jumat (13/9/2019) masih menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kondisi udara yang tercemar asap dampak kebakaran lahan sesuai dengan papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Bundaran Besar Palangkaraya menunjukkan status tidak sehat.
• Kabut Asap Kepung Kalteng, Pemprov Minta Tambahan Helikopter Water Boombing
• Alex dos Santos Goncalves Pencetak Gol Terbanyak di Putaran Pertama Liga 1 2019, Ini Rinciannya
• Anggota DPRD Dilaporkan Istri Siri ke Polisi, Foto Bugilnya Disebar Istri Sah
Ini kemudian disikapi oleh Wali Kota Palangkaraya, Fairid Naparin, untuk kembali mengatur jam masuk sekolah , dan mengurangi jam belajar di sekolah, karena banyaknya keluhan orang tua siswa, kabut asap yang semakin tebal dan mencemati udara Palangkaraya yang tidak sehat.
Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Slamet Winaryo, mengatakan, pihaknya mempersilakan kepada masing-masing sekolah untuk mengatur jam belajar di sekolah selama kabut asap yang cukup pekat sehingga berdampak pada kesehatan siswa dan guru disekolah.
"Kami sudah edarkan surat imbauan kepada sekolah untuk melakukan pengaturan waktu jam belajar di sekolah ketika kabut asap dampak kebakaran lahan cukup pekat, ini karena masing-masing kabupaten dan kota lain-lian kondisi asapnya, jadi pihak sekolah diberikan kewenangan untuk mengatur jam masuk sekolahnya," ujar Slamet. (Tribunkalteng.com/ faturahman)
Refleksi Akhir Tahun 2019, GP Ansor Kalteng Gelar Napak Tilas Ulama |
![]() |
---|
Dari Jagong Masalah Haji dan Umroh, Bagaimana Nasib Embarkasi Haji Antara Kalteng? |
![]() |
---|
Lama Tak Terdengar, REDD+ di Kalteng Digemakan Lagi |
![]() |
---|
Baru Dilantik sebagai Dansat Brimob Polda Kalteng, Ini Tugas yang Dihadapi Kombes Bambang Wijanarko |
![]() |
---|
Pemprov Usulkan Peraih Medali Sea Games Asal Kalteng Jadi ASN, ini Tanggapan Atlet |
![]() |
---|