Bisnis dan Ekonomi
Omzet Pedagang di Palangkaraya Menurun, BPS: Terpengaruh Belanja Online
Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, Yomin Tofri, mengakui saat ini penjualan barang, makanan atau sembako melalui online di Palangkaraya
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Berbisnis secara online menjadi salah satu kemajuan teknologi informasi yang tidak dapat dihindari.
Bagi sebagaian warga Kalteng,penggunaan aplikasi seperti media sosial untuk berbisnis semakin marak dilakukan.
Bahkan, adanya jasa pengantaran makanan maupun barang yang dilakukan melalui sistem aplikasi menggunakan ojek online juga semakin banyak. Juga banyak warga yang berbisnis melalui medsos di Kota Cantik Palangkaraya.
Ini kemudian berpengaruh pada pedagang, yang berjualan di pinggiran jalan seperti pedagang kaki lima maupun pedagang yang menempati rumah toko atau di pasar tradisional yang mengalami penurunan pendapatan ketika perdagangan secara online makin marak.
• Barang Belanja Online Numpuk di Ekspedisi, Ini Penjelasan Bea Cukai
• Sehari Sampai 7 Kali Makan, Bocah 7 Tahun Berbobot 97 Kg Asal Karawang Tak Bisa Tidur Terlentang
• Viral Kakak Nikahi Adik Kandung di Kalimantan, Istri Syok Lapor ke Polisi, Suami Kini Buron
"Memang belakangan beberapa tahun ini langganan kami berkurang, karena mereka lebih memilih menggunakan jasa pengantaran melalui jasa layanan pengantaran makanan atau barang daripada datang ke warung kami," ujar Nordin salah seorang pedagang sembako di Jalan Rajawali Palangkaraya, Selasa (2/7/2019).
Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, Yomin Tofri, mengakui saat ini penjualan barang, makanan atau sembako melalui online di Palangkaraya makin marak sehingga mempengaruhi pedagang kaki lima, maupun pengusaha yang berjualan di pusat perbelanjaan.
"Saya memantau memang cukup banyak warga Palangkaraya yang berbinis menggunakan sistem online melalui internet, memang sedikit banyak akan mempengaruhi pedagang kaki lima atau pengusaha yang berjualan di pasar atau pusat perbelanjaan," ujarnya.
Sementara itu, BPS juga memantau, Selama Juni 2019, terjadi inflasi di Palangkaraya sebesar 0,12 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 133,71 (Mei 2019) menjadi 133,87 (Juni 2019).
Inflasi di Palangkataya dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan (1,11 persen), sandang (0,66 persen), dan kesehatan (0,28 persen).
Laju inflasi tahun kalender (1,52 persen) dipengaruhi oleh lonjakan kenaikan indeks harga bahan makanan (4,37 persen), sandang (1,87 persen), minuman, rokok, dan tembakau (1,40 persen).
Sementara itu, inflasi tahun ke tahun (2,76 persen) juga dipicu oleh dampak dari lonjakan kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (4,80 persen) serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,24 persen). (Tribunkalteng.com/faturahman)
Ini Daftar Harga Emas dan Kurs Rupiah Hari Ini, Harga Emas Antam Naik? |
![]() |
---|
Hendra Kaget Harga Rokok Sudah Naik, Cukai Baru Rokok Naik 1 Januari 2020 |
![]() |
---|
Event Budaya dan Wisata Pacu Peningkatan Hunian Hotel Berbintang di Kalteng |
![]() |
---|
Lagi 125 Fintech Ilegal Ditemukan, Beredar Lewat Website, Aplikasi, Sampai SMS |
![]() |
---|
Cegah Inflasi, Bank Indonesia Kembangkan Tanaman Cabai dengan Petani di Kapuas |
![]() |
---|