Sains
Bisakah Menentukan Hilal Awal Ramadan Dihitung Secara Astronomis? Begini Penjelasannya
Hilal atau bulan sabit muda pertama merupakan tanda dari permulaan bulan dalam kalender Islam.
TRIBUNKALTENG.COM - Penentuan hari pertama bulan Ramadhan (KBBI: Ramadan), biasanya Kementerian Agama, BMKG, LAPAN, dan berbagai pihak terkait akan mengadakan sidang isbat.
Bagian terpenting dalam sidang isbat adalah pemantauan hilal. Hilal atau bulan sabit muda pertama merupakan tanda dari permulaan bulan dalam kalender Islam.
Seperti definisi di atas, hilal merupakan salah satu fase bulan. Hal ini berarti, hilal juga seperti bulan purnama atau gerhana bulan yang bisa dihitung dan diperkirakan dengan metode astronomi masa kini.
• Ramalan Zodiak Harian Sabtu 4 Mei 2019, Uji Kesabaran Pisces, Leo & Orang Istimewa, Taurus Belanja
• Tempe Akan Jadi Menu Makanan Astronot? Riset Siswa Indonesia Ini Dibawa NASA
• Habib Bahar Smith dan Profesor Saksi Ahli Debat di Persidangan: Bahas Zina hingga Hukum Negara
• Kuasa Hukum Minta Rekaman CCTV Dibuka, Vanessa Angel: Bunuh Saja Saya
Lalu, apakah hilal untuk bulan Ramadhan tahun ini juga bisa dihitung?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi Rukman Nugraha, peneliti muda BMKG.
Menurut Rukman, karena hilal adalah salah satu fase bulan maka secara umum proses penghitungannya sama saja.
"Mungkin perbedaan mendasarnya adalah Hilal itu dihitung pada saat Matahari terbenam hingga bulan terbenam," ujar Rukman melalui pesan singkat.
"Sementara fase-fase lain, utamanya fase bulan baru, fase setengah purnama awal, fase purnama, dan fase setengah purnama akhir waktunya tidak tetap, bisa pagi, siang,atau malam," imbuhnya.
Rukman menyebut saat ini, perhitungan posisi hilal sudah sedemikian akurat, hingga orde titik busur.
"Sebagai catatan sati detik busur itu adalah ukuran satu derajat dibagi oleh angka 3600. Karena itu, dapat dikatakan, prediksi posisi hilal secara astronomis sangatlah akurat," tutur Rukman
Meski begitu, Rukman juga menjelaskan ada setidaknya 5 hal yang perlu kita pahami untuk bisa menghitung data hilal.
Pertama, kita perlu tahu tentang waktu fase bulan baru atau juga dikenal sebagai fase konjungsi atau ijtima'.
Kedua, hilal juga dipengaruhi oleh waktu terbenam matahari dan bulan di lokasi yang dihitung.
"(Ketiga), informasi astronomis hilal pada saat matahari terbenam (hingga saat bulan terbenam). Informasi astronomis yang dimaksud adalah tinggi hilal, elongasi, umur bulan, lag, dan fraksi illuminasi bulan," kata Rukman.
Keempat, Perbandingan antara data yang dihitung tersebut dengan kriteria visibilitas Hilal yang digunakan di Indonesia.
Akhir Oktober 2020 Diprediksi Awal Musim Hujan Indonesia, Ancaman Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter |
![]() |
---|
Kenapa Musim Kemarau tapi Sering Turun Hujan? Inilah Penjelasan dari BMKG |
![]() |
---|
Ternyata Ini 2 Alasan Kenapa Kelelawar Tidur Terbalik |
![]() |
---|
Terbaru Fenomena Alam Langka, Dua Planet Raksasa Menari di Luar Angkasa |
![]() |
---|
Pertama Kalinya di Dunia, Astronom Melihat Kilatan Cahaya dari Tabrakan Dua Lubang Hitam |
![]() |
---|