Kabar Kalimantan
Ricuh Aksi Demo Tolak Pabrik Semen, Kasat Pol PP Terluka Diduga Terkena Busur
Pecahan batu berserakan di halaman kantor gubernur akibat kericuhan yang berlangsung kurang lebih 10 menit.
TRIBUNKALTENG.COM, SAMARINDA - Tembakan gas air mata oleh aparat keamanan mewarnai aksi demonstrasi penolakan pembangunan pabrik semen di kawasan Karst, Kutai Timur dan Berau jilid II berlangsung ricuh.
Aksi ini digelar ratusan mahasiswa dan kelompok masyarakat berlangsung di depan Kantor Gubernur Kaltim, Jl Gajah Mada, Samarinda, Senin (8/4).
Aparat keamanan terpaksa harus melepaskan tembakan gas air mata guna mengurai kericuhan akibat lemparan batu yang dilakukan para demonstran dari Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK).
• PT Bakrie & Brothers Akan Buka Jalur Pipa Gas Kaltim-Kalsel, Gubernur Awang Belum Merestui
• Membaca Surah Yasin pada Malam Nisfu Syaban, Ini Penjelasan Soal Hukum Mengamalkannya
• Brunei Darussalam Tetapkan Hukum Rajam ke LGBT, 4 Artis Hollywood Protes dan Suarakan Boikot
Pecahan batu berserakan di halaman kantor gubernur akibat kericuhan yang berlangsung kurang lebih 10 menit.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Vendra Riviyanto dan Kepala Satpol PP Kaltim Gede Yusa turun langsung menenangkan massa di tengah kerumunan. Keduanya tetap tenang dan sabar meski beberapa kali mengalami dorongan dari demonstran.
Sebelumnya para demonstran merasa tidak puas dengan orasi Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang dianggap tidak tegas menanggapi tuntutan demonstran. Pasalnya, Wagub dianggap tidak berani menutup izin pembangunan pabrik semen di kawasan Karst.

Koordinator lapangan aksi demonstrasi Armin Beni saat orasi mengungkapkan, para demonstran tidak mendapatkan solusi dari pernyataan Wagub.
"Kami ingin Pemprov mencabut izin IUP-IUP yang ada di kawasan Karst Mangkalihat. Ada ratusan IUP yang sudah di sana dari dulu. Kami ingin Gubernur dan Wagub benar-benar mewujudkan 'Kaltim Berdaulat' dengan menolak pembangunan pabrik semen," ungkap Beni saat berorasi di atas mobil bak terbuka.
Sementara, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang sempat menemui para demonstran menyatakan, tidak bisa membuat keputusan tanpa data akurat dari para demonstran.
Meski demikian, Hadi mengaku telah menampung aspirasi demonstran. Selanjutnya tuntutan demonstran akan dijadikan pertimbangan untuk membuat keputusan atas rencana pembangunan pabrik semen di kawasan Karst.
"Tidak boleh saya menolak dan menerima mentah-mentah informasi dan data yang ada. Mana mungkin saya buat keputusan itu tanpa dasar apa-apa," kata Hadi.
Ia pun meminta para demonstran bersabar dan tetap tenang sembari ia mempelajari, dan menindaklanjuti dampak maupun potensi kawasan Karst. "Kalau tidak sesuai tentu kita tolak. Tenang aja, santai aja. Saya akan pelajari. Saya harus menggunakan azas demokrasi," ucap Hadi.

Aksi demo berlangsung sejak pukul 12.00 Wita dan berlanjut hingga pukul 21.00 malam. Mahasiswa masih bertahan di sekitar Tepian Mahakam. Sedangkan Kepolisian dan Satpol PP terus siaga di halaman kantor Gubernur Kaltim.
Naas menimpa Kepala Satuan (Kasat) Kepolisian Pamong Praja Provinsi Kaltim, Gede Yusa yang ikut turun menenangkan massa pendemo. Gede menjadi korban saat terjadi aksi lempar akibat demonstrasi rusuh, kemarin.
Heboh Penemuan Mayat Balita Tanpa Kepala di Samarinda, Ayah: Organ Dalam Tubuhnya Juga Hilang |
![]() |
---|
Mas Kawin Kurang, Pria Ini Sebar Video Panas Calon Mempelai Wanita, Begini Nasibnya |
![]() |
---|
Ini Dugaan Polisi Soal Balita Ditemukan Tewas Setelah 2 Minggu Hilang di Samarinda |
![]() |
---|
Mayat Tanpa Kepala Itu Balita yang Hilang dari PAUD November Lalu? Orangtua Yakini Hal Ini |
![]() |
---|
Tubuh Bocah 8 Tahun Ini Lebam, Diduga Dianiaya Ibu Tiri, Begini Kondisinya |
![]() |
---|