Kabar Kalsel

Kakak Beradik Meninggal Dunia Disambar Petir di Kota Banjarbaru, Ini 5 Fakta Seputarnya

Raut kesedihan tampak jelas dari kedua orangtua Febrian dan Revaldi yang merupakan korban tewas tersebar petir.

Penulis: Aprianto | Editor: Mustain Khaitami
banjarmasinpost.co.id/aprianto
Suasana rumah duka korban tersambar petir di Jalan Bina Putra Kelurahan Guntung Payung Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Senin, (28/1) sore. 

TRIBUNKALTENG.COM, BANJARBARU - Kakak beradik, Febrian (13) dan Revaldi (9), meninggal dunia akibat disambar petir saat main ponsel di Jalan Bina Putra Kelurahan Guntung Payung Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Senin, (28/1) sore

Berdasarkan data yang dihimpun, sebelum disambar petir, kakak beradik itu sedang bermain bersama dengan rekan-rekannya di tanah lapang di Jalan Bina Putra RT 07 Kelurahan Guntung Payung.

Saat itu kondisi sedang mendung dan kedua korban sedang membawa ponsel. Selanjutnya terdengar suara guntur disertai dengan kilatan petir.

Dirangkum banjarmasinpost.co.id, berikut sejumlah fakta kakak beradik yang tewas tersambar petir saat bermain di tanah lapang di Kota Banjarbaru.

3 Anak Tersambar Petir

Lurah Guntung Payung Ma'ruf Rizani membenarkan dengan peristiwa adanya dua anak yang tersambar petir.

"Ada dua anak yang meninggal dunia. Lokasi kejadiannya berada di RT 07. Sementara dua korban yang meninggal dari RT 10," katanya.

Sementara itu, tiga anak menjadi korban tersambar petir di Jalan Santa Marga RT 07 Kelurahan Guntung Payung Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru, Senin, (28/1) diduga karena ada ponsel di sakunya .

Teman Korban, Sadar

Rizal Ramadhan (11) terbaring di atas brancar di IGD RSUD Banjarbaru, Selasa (28/1/2019) petang, tepatnya obesrvasi bedah.

Dia tampak dielus elus kepalanya oleh Sutri (32). Tampak juga disampingnya Rajidin (33) beserta keluarganya.

Warga Jalan Saptamarga Blok D, Kelurahan Guntung Payung Banjarbaru ini tak habis pikir dan tak menyangka akan ada petir.

"Sebab waktu itu gak hujan. Tapi memang cuaca ya mendung. Tadi saya pas tidur tiba tiba suara petir mengggelegar. Ya keluar rumah ada nenek ya Rizal bilang lalulangsung ke lokasi mengamankan Rizal," kata sang ayah, Rajidin.

Menurutnya, ketika itu Rizal sudah setengah sadar dan sudah dilakukan evakuasi ke RSUD Idaman Banjarbaru.

"Tapi ada kawannya berdua yang tak bisa diselamatkan," kata Rajidin.

Pengakuan Rizal Ramadhan

Dari pantauan, Rizal Ramadhan tampak sudah siuman. Sesekali dia meminta antar mamanya ke toilet untuk kencing.

"Saya gak ingat pas kejadian teman saya berdua itu. Sebab saya pingsan om. Saya ingat ya sebelum kejadian saja Yang berdua kawan saya itu hp menunggu main hp di atas sepeda kayuh. Kami begayaan ae," kata Rizal.

Anak kedua dari tiga bersaudara, tersebut menceritakan kejadiannya begitu cepat.

"Saya lihat petir dan langsung saya tersungkur ke aspal dan gak ingat lagi saya karena pingsan, " cerita bocah yang masih duduk di SDN Guntung Payung 2 kelas V tersebut.

Dia mengaku, sebelumnya memang janjian di lapangan belakang rumah sore hari untuk main bola.

Sementara sang ibu Sutri tampak habis sadar dari stok. Sesekali dia memegang kakinya Rizal.

"Tadi kakinya Rizal dingin kayak es. Makanya diselimuti ini. Kepalanya benjol mungkin karena benturan aspal," kata Sutri.

Suasana di Rumah Duka Kakak Beradik

Suasana duka menyelimuti keluarga korban dua anak yang tersambar petir di Jalan Bina Putra Kelurahan Guntung Payung, Kota Banjarbaru, Senin, (28/1/2019).

Raut kesedihan tampak jelas dari kedua orangtua Febrian dan Revaldi yang merupakan korban tewas tersebar petir.

Nico dan Maya yang merupakan orangtua korban yang tidak menyangka bila dua anaknya harus meninggalkan mereka.

Saat ini, kedua jenazah sudah berada di rumah duka dan banyak warga dan keluarga yang melayat ke rumah duka.

Ketua RT 07 Kelurahan Guntung Payung Yuli mengatakan, ada tiga korban yang mengalami musibah tersambar petir.

"Dua anak meninggal dua dan satu anak masih dalam kondisi kritis di rumah sakit," katanya.

Dijelaskannya bahwa kejadiannya memang berada di kawasan RT 07, namun korban merupakan warga RT 10.

"Sebelum kejadian, mereka memang sedang bermain. Padahal saat itu tidak ada hujan. Namun kondisi memang agak mendung," tambahnya.

Saat itu, ada tiga kali suara guntur dan Guntur dan petir yang ketiga yang diduga menyebabkan kedua korban meninggal dunia.

Penjelasan Polisi

Kapolres Kota Banjarbaru AKBP Kelana Jaya melalui Kapolsek Banjarbaru Barat Kompol Syaiful Bob mengatakan peristiwa tersambarnya tiga anak terjadi sekitar pukul 15.30 WITA.

"Tiga orang anak tersambar petir di pinggir lapangan bola di bawah pohon di jalan Sapta marga Rt 07 Rw 02 Kelurahan Guntung Payung Kecamatan Landasan ulin," katanya.

Lokasi kejadian dikatakannya saat anak-anak berada di tanah lapang yang biasa digunakan bermain bola.

Saat itu, anak-anak sedang berada di bawah pohon sedang makan rambutan. Sebelum kejadian, di dalam saku korban ada ponsel.

"Saat itu saksi mendengar suara petir dan kemudian ada anak yang memberitahukan ada orang tertembak petir dan saksi langsung mendatangi lokasi dan menolong korban ke depan rumahnya," bebernya.

Selanjutnya tiga korban langsung dilarikan ke rumah sakit. Dua orang tidak bisa tertolong dan satu korban masih dalam perawatan medis.

(banjarmasinpost.co.id/aprianto/nurholis huda)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved