Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos, Ini yang Akan Dilakukan Polisi
Selain itu, dia juga akan memanggil semua pihak yang berkaitan dengan beredarnya hoaks tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
TRIBUNKALTENG.COM, JAKARTA - Penyebaran hoaks tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos, bikin sibuk banyak pihak.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) Komjen Arief Sulistyanto menegaskan pihaknya siap mengusut tuntas kasus penyebaran kabar bohong tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, semua pihak yang diduga terkait pun akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Bapak Kapolri sudah memberikan instruksi kepada saya untuk menuntaskan masalah ini sampai ketemu siapa yang pengunggah pertama dan penyebar berita yang tidak benar," kata Arief di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
• 7 Kontainer Suara Suara Telah Tercoblos? Kubu Jokowi: Contoh Kelakuan Politisi Paling Jahat
• Pagi Ini Gunung Anak Krakatau Semburan Asap 1.000 Meter, Sudah 13 Kali Gempa Letusan
Arief menambahkan, Bareskrim akan bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum ( KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk mengatasi masalah yang berpotensi mengganggu kelancaran pemilu. Termasuk penyebaran hoaks.
Selain itu, dia juga akan memanggil semua pihak yang berkaitan dengan beredarnya hoaks tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
"Ya akan dipanggil, identifikasi semua. Proses hukum juga akan tetap berjalan sebagaimana mekanisme yang ada. Pasti semua yang ingin melakukan kekacauan akan kita selesaikan," ucapnya kemudian.
Hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube, Facebook dan WhatsApp.
Hoaks itu berupa rekaman suara seorang lelaki yang berbunyi demikian:
"Ini sekarang ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Di buka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya."