Bisnis dan Ekonomi

Dari Kabar Merger Citilink Hingga Jual Tiket 100 Ribu, Lion Air Berjuang Kembalikan Kepercayaan

Padahal, beberapa hari setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 belum ada dampak signifikan yang dialami dari maskapai berlogo singa merah tersebut.

Editor: Mustain Khaitami
tribunkalteng.com/kompas.com
Armada Lion Air 

TRIBUNKALTENG.COM, TANGERANG - Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 terjadi di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, berdampak langsung dengan bisnis pada maskapai Lion Air yang mulai merosot.

"Kami sekarang sedang sedih, kami sedang dalam posisi yang secara bisnis penerbangan di posisi terendah," kata Managing Director Lion Air Group, Kapten Daniel Putut Kuncoro Adi di Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Kamis (8/11).

Padahal, beberapa hari setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 belum ada dampak signifikan yang dialami dari maskapai berlogo singa merah tersebut.

Dilihat dari proses pembatalan (refund) dan perubahan jadwal (reschedule) yang berlebihan oleh penumpang dianggap masih dalam batas wajar dan normal.

VIDEO: Sayap Lion Air Robek Usai Tabrak Tiang di Bandara Fatmawati Bengkulu

Tips Tembus Passing Grade TKP SKD CPNS 2018, Ini Cara Tepat Pilih Jawabannya

"Sekarang kami berusaha terus bagaimana mengembalikan kepercayaan publik terhadap perusahaan penerbangan Indonesia ini," kata Daniel Putut Kuncoro.

Pengembalian kepercayaan masyarakat dilakukan melalui informasi yang positif serta menjaga solidaritas pada karyawan.

"Untuk saat ini kami memotivasi seluruh karyawan agar tetap bertahan dan tetap semangat. Kami juga akan mengevaluasi seluruh training kami, baik itu training awak pesawat, kabin, ground staff dan yang lainnya," kata Daniel Putut Kuncoro.

Diketahui, pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10/2018). Pesawat tujuan Jakarta-Pangkalpinang tersebut mengangkut 189 penumpang termasuk 7 kru kabin. Hingga kemarin, 51 jenazah sudah berhasil diindentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri.

Berulangkali permasalahan seakan terus menerpa maskapai Lion Air. Dari berbagi permasalahan tersebut, secara hipotetis bisa memperbesar kepercayaan publik, bahwa maskapai ini belum termasuk kategori aman untuk digunakan sebagai alat trasportasi udara.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner Emrus Sihombing sudah saatnya perusahaan ini instrospeksi diri secara internal dan menyampaikan kepada publik kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pengelolaan Lion Air selama ini.

"Tidak perlu harus menunggu desakan dari publik maupun yang bisa jadi berdampak keluarnya surat peringatan atau pemberian sanksi dari Kementerian Perhubungan," ujar Emrus Sihombing, melalui keterangan resmi, Kamis (8/11).

Belum kering air mata keluarga para korban jatuhnya Lion Air pekan lalu yang diduga kuat menewaskan semua penumpang, muncul kejadian baru pesawat yang lain dari maskapai ini menabrak tiang di Bandara Fatmawati Bengkulu.

"Sebagai pertanggungjawaban publik akibat manajemen Lion Air yang masih sangat memprihatinkan ini, sudah saatnya maskapai ini menyatakan diri 'istirahat' mengudara hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan," ujar Emrus Sihombing.

Masa rentang waktu "istirahat" itu, Emrus Sihombing menyarankan kepada direksi perusahaan Lion Air untuk bersungguh-sungguh berkontemplasi untuk menentukan satu pilihan dari tiga alternatif.

Pertama, para direksi diharapkan mengambil keputusan bulat agar maskapai ini menyatakan diri untuk 'istirahat" terbang selama rentang waktu yang belum ditentukan.

"Atau kedua, kemungkinan mempertimbangkan mengganti direktur utama Lion yang mampu melakukan revolusi mental kepada segenap manajemen dan karyawan di maskapai ini, tanpa kecuali," ujar Emrus Sihombing. Dan terakhir perlu juga dipertimbangkan agar Lion Air merger dengan Citilink.

Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) mengungkapan, terjadi penurunan penjualan tiket penerbangan maskapai Lion Air pasca kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610.

"Ada penurunan sedikit ," ujar Wakil Ketua Astindo Rudiana di Jakarta, Rabu (7/11). Dia tidak mau menyebut bahwa penurunan penjualan tiket penerbangan maskapai Lion Air akibat kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.

Sebab, kata dia, saat ini sedang masuki masa low season. Akan tetapi, saat ditanya besaran penurunan penjualan tiket penerbangan maskapai Lion Air itu, Rudiana menyebut besarannya 5-6 persen.

Rudiana mengatakan, Lion Air menjadi pemegang terbesar pasar penerbangan di dalam negeri. Oleh karena itu, Lion Air bisa mengambil langkah untuk mencegah penurunan penjualan tiket.

Salah satu caranya, kata dia, yakni dengan menjual tiket dengan harga super murah. "Dengar kan ada kemarin tiket Rp 100.000 ke Singapura?" kata dia.

Sebelumnya, Lion Air angkat suara soal kabar penjualan tiket pesawat rute penerbangan Jakarta-Singapura dengan harga murah.

Bahkan, tiket Lion Air rute penerbangan Jakarta-Singapura bisa didapatkan dengan harga Rp 100.000.
Kabar itu dibenarkan oleh Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro.

"Harga tersebut sebagai bagian salah satu harga promo yang sudah terjadwal," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (2/11).

Danang mengatakan, penjulan tiket Jakarta-Singapura mulai dari Rp 100.000 dilakukan lantaran saat ini memasuki masa low season.

Low season adalah periode permintaan untuk berpergian ke suatu tempat cenderung rendah. Pemilihan Singapura sebagai destinasi yang dipilih Lion Air juga bukan tanpa alasan.

Menurut Danang, Singapura adalah salah satu destinasi favorit penumpang. Namun, Danang membantah penjualan tiket murah oleh Lion Air ada hubungannya dengan kejadian kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. (tribunnews)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Dampak Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Dari Kabar Merger Citilink Hingga Jual Tiket 100 Ribu, http://jateng.tribunnews.com/2018/11/09/dampak-jatuhnya-pesawat-lion-air-jt-610-dari-kabar-merger-citilink-hingga-jual-tiket-100-ribu?page=all.

Editor: Catur waskito Edy

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved