Kisah Datu Kelampayan

Kitab-kitab Karya Datu Kalampayan Ini Jadi Pegangan Sampai Sekarang

Tidak kalah mengagumkannya adalah mushaf Datu Kelampayan, yang mana tulisan seni kaligrafinya sangatlah indah.

Penulis: Hasby | Editor: Mustain Khaitami

TRIBUNKALTENG.COM, MARTAPURA - Kitab Sabilal Muhtadin menjadi salah satu karya Syekh Muhammad Arsyad Albanjary atau Datu Kelampayan.

Nama kitab itu diabadikan dengan masjid yang menjadi kebanggaan urang Banua di Banjarmasin, yakni Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Keturunan Syekh Muhammad Arsyad Albanjary, H Ahmad Daudi mengatakan, selain mengarang kitab Sabilal Muhtadin, Datu Kelampayan juga banyak menuliskan kitab lainnya.

Adapun untuk kitab Sabilal Muhtadin, sejarahnya adalah atas permintaan Sultan untuk menyusun kitab sesuai keperluan hajat muslimin di Kabupaten Banjar.

Baca: Anak Kelas 1 SD Korban Gempa Sulteng Ini Diperkosa 3 Pemuda di Tempat Pengungsiannya

Baca: Wajo Sulsel Kembali Diguncang Gempa Rabu Pagi, Getaran Sampai Palopo

Baca: #Milad67Prabowo Trending di Twitter, Fahri Hamzah: Prabowo Keluarga Pahlawan

Ada juga kitab yang masyhur yakni Tugfatur Raghibin yang juga diabadikan menjadi nama sebuah masjid di Desa Dalampagar Ulu Martapura Timur Kabupaten Banjar.

Tidak kalah mengagumkannya adalah mushaf Datu Kelampayan, yang mana tulisan seni kaligrafinya sangatlah indah.

“Adanya kitab-kitab peninggalan karya Datu Kelampayan semoga zuriat dan kaum muslimin dapat mengambil suri taulanan sifat-sifat beliau. Serta bisa mengamalkannya,” ucap Guru Daudi.

Dia menjelaskan, kitab Sabilal Muhtadin disalin ulang oleh Ustad Abdussalam yang juga merupakan keturunan Datu Kelampayan. Ustad Abdussalam juga adalah saudara dari Guru Bakhiet.

Sabilal Muhtadin juga disalin kembali oleh Ustad Jasriansyah. Kitab ini banyak digunakan muballigh dan ustad-ustad untuk syiar dakwah, juga ada kamus Sabilal Muhtadin Littafaqquh Fi Amriddien yang dikarang oleh HM Irsyad Zen atau Abu Daudi yang tidak lain adalah ayahnya.

Dirinya berharap kitab-kitab tersebut diajarkan di pesantren-pesantren yang ada di Kalsel dan ada dukungan pemerintah daerah dalam penyediaan kitab-kitab tersebut.

“Apa yang diajarkan dalam kitab sangat relevan sekali dengan kehidupan saat ini. Bisa menjadi pegangan bagi setiap muslim,” imbuhnya. (banjarmasinpost.co.id/Hasby)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved