Sains
DNA Manusia Purba 7 Negara Ungkap Leluhur Orang Asia Tenggara
Teori tersebut memandang jika kedatangan petani dari Asia timur ini menggantikan masyarat kuno Hòabìnhia.
TRIBUNKALTENG.COM - Asia Tenggara merupakan salah satu wilayah yang paling beragam secara genetik di dunia.
Keunikan inilah yang pada akhirnya justru membuka perdebatan tak berujung di kalangan para ilmuwan.
Lebih dari 100 tahun, mereka belum bisa memecahkan siapakah sesungguhnya moyang orang-orang Asia Tenggara ini.
Sebuah teori yang terlontar menyebut jika moyang kita adalah masyarakt kuno berburu-meramu yang disebut dengan Hòabìnhian.
Baca: Temuan Jenglot di Pantai Bikin Heboh, Ini Hasilnya Setelah Dirontgen dan Tes DNA
Baca: Sukses Evakuasi 12 Remaja di Gua, Kabar Duka Datang dari Dr Richard Harris
Baca: 5 Profesi Ini Bisa Jadi Jutawan Hanya Bermodal Smartphone
Mereka berdiam di Asia Tenggara selama 40.000 tahun. Tapi kemudian ada yang menarik yang terjadi.
Saat masa masa berburu meramu beralih menjadi menjadi masa masyarakat bercocok tanam, masyarakat prasejarah ini menghilang.
Anehnya, tidak pernah diketahui bagaimana mereka lenyap dari muka Bumi ini.
Apakah Hòabìnhian bisa beradaptasi dengan cara hidup yang baru sebagai masyarakat bercocok tanam ataukah tergeser oleh keberadaan populasi lain.
Sebagai catatan pada masa itu terjadi migrasi petani besar-besaran dari Asia timur.
Sehingga kedatangan para petani ini memunculkan teori baru lain yang dikenal dengan 'two-layer model'.
Teori tersebut memandang jika kedatangan petani dari Asia timur ini menggantikan masyarat kuno Hòabìnhia.
Namun kedua hipotesis tersebut nampaknya belum seluruhnya benar mengungkap asal-usul orang Asia Tenggara.
Hingga sebuah penelitian internasional baru-baru ini berhasil mengungkap fakta baru.
"Kami meneliti kerangka manusia purba mulai dari masa Hòabìnhian hidup hingga Zaman Besi. Dan kami menemukan jika populasi Asia Tenggara saat ini berasal dari setidaknya empat populasi kuno," jelas Fernando Racimo, peneliti genetika kuno dari University of Copenhagen, Denmark dikutip dari Science Alert, Selasa (10/07/2018).
Akhir Oktober 2020 Diprediksi Awal Musim Hujan Indonesia, Ancaman Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter |
![]() |
---|
Kenapa Musim Kemarau tapi Sering Turun Hujan? Inilah Penjelasan dari BMKG |
![]() |
---|
Ternyata Ini 2 Alasan Kenapa Kelelawar Tidur Terbalik |
![]() |
---|
Terbaru Fenomena Alam Langka, Dua Planet Raksasa Menari di Luar Angkasa |
![]() |
---|
Pertama Kalinya di Dunia, Astronom Melihat Kilatan Cahaya dari Tabrakan Dua Lubang Hitam |
![]() |
---|